Pembunuh Hafiza Ditangkap

Bocah Hafiza Ternyata Tewas Dibunuh Tetangga, Terungkap Beginilah Keseharian Sang Pelaku

Tempat tinggal korban Hafiza dengan pelaku berjarak sekitar tiga rumah, atau kurang dari 20 meter.Di kawasan itu, ada sekitar 30 bangunan rumah

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
IST/Polda Babel.
Kapolda Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya, melakukan peninjauan langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) penemuan jenazah Hafiza (8) di Perkebunan Sawit Desa Ibul, Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, Senin (13/3/2023). 

1 (satu) helai baju warna merah marun

1 (satu) celana pendek warna hitam

1 (satu) pasang sepatu warna hitam

1 (satu) pasang sandal jepit warna hitam

Sebelumnya diberitakan bahwa seorang anak bernama Hafiza (8) dikabarkan hilang di kebun sawit Desa Terentang, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (6/3/2023).

Warga Desa Terentang itu dikabarkan hilang di lokasi perkebunan kelapa sawit, Leidong Wess sejak Minggu (5/3/2023) pukul 12.00 kemarin.

Komandan Pos Unit SAR Muntok, Sufani mengatakan, berdasarkan laporan, Hafiza pada Minggu siang sedang bermain bersama teman-temannya di sekitar hutan perkebunan sawit tersebut.

"Setelah sore harinya, Hafiza ini tidak terlihat lagi. Kemudian teman-temannya juga tidak mengetahui keberadaan korban hingga sampai saat ini korban belum juga kembali ke rumah," ujar Fani, Senin (6/3/2023).

Pj Gubernur Kaget, Tak Terbayangkan Terjadi di Babel

 Kasus dugaan pembunuhan anak perempuan berumur 8 tahun bernama Hafizah menjadi sorotan Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin.

Dia tak menyangka dan kaget ada kejadian pembunuhan anak yang ditemukan mengenaskan di Perkebunan Sawit Bukit Intan Bine Blok S47-48 Divisi 3 PT BPL Desa Ibul, Simpangteritip, Bangka Barat, pada Kamis (9/3/2023) lalu.

"Saya gak terbayang di Bangka Belitung ada kejadian seperti itu, baru dapat informasi dari pak Kapolda, ada masalah begitu," ujar Ridwan saat meresmikan Perpustakaan Umum Daerah Pemprov, Rabu (15/3/2023).

Putra daerah yang lahir di Muntok Bangka Barat ini merasa miris dengan ada kejadian pembunuhan anak tersebut.

Bahkan Ridwan khawatir kemajuan teknologi dan penyebaran informasi yang berlangsung pesat saat ini menjadi penyebab terjadi kasus pembunuhan yang sedang menjadi sorotan publik di Babel ini.

"Di media massa kita mengikuti, dari Polda juga, ada pembunuhan anak kecil, delapan tahun, di sebuah tempat perkebunan kelapa sawit, kita belum mengetahui percis motifnya apa.

Tapi saya menduga kuat pelaku terpengaruh oleh informasi-informasi menyesatkan sehingga melakukan tindakan yang selama ini, ketika saya kecil di sini tak pernah terbayangkan peristiwa ini terjadi," katanya.

Di era keterbukaan informasi yang tanpa batas ini, Ridwan merasa timbul perang asimetris yang harus menjadi perhatian bersama.

"Hal-hal seperti ini, kita sedang berada pada tataran asimetris itu, dan pemerintah serta masyarakat yang akalnya sehat ini harus memenangkan perang asimetris itu

Jangan sampai masyarakat kita jadi korban kemajuan, jadi kemajuan ekonomi dengan adanya perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat yang terisolir, kita tidak monitor, tiba-tiba ada kejadian  ini.

Ini menjadi perang asimetri, masyarakat harus mendapatkan informasi yang bagus, yang menyehatkan, jadi pikiran kita lurus dan tidak bengkok," kata Ridwan

Menyikapi kasus seperti ini, Dia menekankan perlu penguatan keluarga di setiap keluarga agar kasus seperti ini tak terulang kembali.

"Menurut saya keluarga, di rumah , anak dan orangtua harus punya kehangatan dan kedekatan, bicara ada masalah apa, jangan tiba-tiba ada masalah begini, keluarga dan pendidikan harus diperkuat," sarannya.
(*/Bangkapos.com/Widodo/Yuranda/Sepri/Cici Nasya Nita)

 

 

 

 

 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved