Tribunners

Kegiatan P5 Berbasis Kearifan Lokal

Pengenalan akan keberagaman potensi dan kebudayaan lokal juga akan membuat lebih cinta terhadap warisan kebudayaan negara Indonesia

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Hema Susilawati, S.Pd. - Guru Geografi SMAN 1 Simpang Teritip 

Oleh: Hema Susilawati, S.Pd. - Guru Geografi SMAN 1 Simpang Teritip

INDONESIA terdiri atas beraneka ragam budaya, yang setiap wilayahnya berbeda-beda mulai dari mata pencarian, kesenian, interaksi sosial, keadaan sosial, dan lain sebagainya. Aktivitas ini keseluruhan merupakan wujud dari kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakat. Kebudayaan tersebut menjadi satu kesatuan yang menjadi jati diri dan identitas nasional.

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang menjadi kekayaan bangsa perlu mendapat perhatian bersama, terutama dari kalangan pemuda dan pelajar. Indonesia yang kaya akan budaya lokal harus menjadi modal utama dalam pembangunan nasional. Keberagaman yang ada di Indonesia terlihat dalam kemajemukan masyarakat dan budayanya.

Perwujudan keberagaman budaya Indonesia sebagai potensi dalam memajukan bangsa yang pada akhirnya sebagai modal besar dalam membawa bangsa Indonesia maju sejajar dengan negara-negara besar lainnya. Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia yang membuktikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kualitas produksi budaya yang sangat luar biasa.

Di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya, setiap suku bangsa memiliki budaya masing-masing. Hal ini menyebabkan kebudayaan dengan pola kehidupan yang berbeda-beda hingga terus berkembang sampai saat ini. Setiap daerah dengan kondisi geografis yang berbeda-beda memiliki kebudayaan sendiri sebagai bentuk kekayaan budaya nasional.

Berkaitan dengan kebudayaan nasional dapat diperkukuh oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa Indonesia harus berbangga karena masih memiliki identitas yang merupakan jati diri bangsa. Jati diri bangsa akan tampak sebagai karakter bangsa melalui nilai-nilai luhur bangsa yang terdapat dalam dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang merupakan pengejawantahan dari konsep religiositas, humanitas, dan nasionalitas. Membangun jati diri bangsa Indonesia berarti membangun jati diri setiap manusia Indonesia, dengan kata lain adalah membangun karakter manusia Indonesia.

Budaya bangsa memiliki fungsi yang penting dan mendasar sebagai landasan bernegara dan berbangsa. Negara akan tumbuh dan berkembang menjadi negara yang besar bila nilai-nilai budaya telah mengakar dalam sendi kehidupan masyarakat. Oleh karenanya, pentingnya peranan generasi milenial agar terlibat secara aktif dalam melestarikan budaya.

Kearifan lokal merupakan pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab seluruh masalah dalam memenuhi kebutuhan mereka. Kearifan lokal merupakan kekayaan budaya masyarakat suku-suku bangsa yang memiliki potensi luar biasa. Bangsa Indonesia dianugerahi keanekaragaman kearifan lokal dalam berbagai bentuk di seluruh Nusantara.

Kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah tidaklah sama satu dan yang lainnya. Setiap peserta didik di masing-masing daerah harus mengetahui jenis dan keanekaragaman kearifan lokal yang ada di wilayahnya. Hal ini dimaksudkan agar menumbuhkan rasa cinta siswa akan budaya daerahnya. Selain itu, dengan mencintai budaya daerah di wilayahnya maka dapat menghalau pengaruh buruk budaya barat yang dapat menghilangkan jati diri bangsa seperti pada masa globalisasi sekarang ini. Kearifan lokal keberadaannya sangat dirasakan pada penerapan nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup masyarakat.

Kearifan lokal sendiri dapat meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan budaya serta nama daerah. Pendidikan berbasis kearifan lokal tidak hanya mampu membangun sumber daya manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, melainkan juga etika dan moral dari peserta didik. Kurikulum dikatakan berjalan selaras apabila terdapat nilai budaya yang mampu merangsang potensi dan kelebihan peserta didik agar berkarakter dan mencerminkan nilai budaya dan berkarakter global. Harapannya agar peserta didik dapat menghadapi tantangan globalisasi. Terdapat relevansi antara kearifan lokal dengan sistem nilai di masyarakat sesuai dengan nilai Pancasila. Pancasila sebagai frame yang menaungi setiap kearifan lokal pada masyarakat.

Kegiatan P5 (proyek penguatan profil pelajar Pancasila) pada dasarnya membentuk pelajar yang berkarakter dan berperilaku nilai-nilai Pancasila. Kegiatan P5 ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari lingkungan sekitarnya, salah satunya adalah kearifan lokal yang terdapat di wilayahnya. Kehadiran peserta didik di lingkungan wilayah tempat tinggalnya dapat memberikan kontribusi penting bagi perkembangan budaya yang mencerminkan kearifan lokal.

Sekarang ini banyak generasi muda yang menjadi penerus bangsa mulai meninggalkan budayanya sendiri dan beralih ke budaya barat. Oleh karenanya, pemerintah telah mengupayakan langkah nyata dalam melestarikan kearifan lokal pada setiap daerah melalui kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). Kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila ini telah memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk mempelajari budaya lokal di mana ia tinggal. Dengan menempatkan kearifan lokal dalam proses pembentukan karakter individu maka diharapkan proses pelestarian budaya akan makin terus digali dan dicintai oleh generasi muda. Hal ini bertujuan agar penggalian potensi budaya lokal dapat mengembangkan dirinya dalam memiliki pengetahuan dan sikap dalam membangun bangsa dan negara.

SMAN 1 Simpang Teritip yang terletak di Kecamatan Simpang Teritip dalam melaksanakan kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka juga mengambil tema tentang kearifan lokal yang ada di wilayah ini. Tema kearifan lokal dengan judul "Jerieng Ku Lestari Adat Budaya Tergali" menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam berperan aktif melestarikan budaya lokal.

Kecamatan Simpang Teritip menjadi salah satu kecamatan yang menyimpan banyak kekayaan budaya dan adat istiadat yang terbungkus dalam kekentalan kearifan lokalnya. SMAN 1 Simpang Teritip dalam pengembangan proyek penguatan profil pelajar Pancasila mengambil peran untuk menggali kembali kebudayaan yang dapat dikembangkan oleh generasi muda. Suku Jerieng merupakan salah satu suku tertua dan terbesar di Kecamatan Simpang Teritip yang menyimpan potensi kekayaan budaya.

Beberapa kekayaan budaya yang dimiliki dan selalu dilestarikan, antara lain, sedekah kampong, berume, besunat, tamat ngaji, sedekah gunung, sedekah laut, ceriak nerang, ceriak ngelem, nudok, nyuar dan lain sebagainya. Kekayaan budaya dalam bentuk benda dapat terlihat, antara lain, tiker panden, supet kuang, sarau atau lanjong atau kideng, bubu atau tekalek, baju dan topi kulet kepor, sindok atau kupang sayek dan lain sebagainya.

Selanjutnya, kekayaan budaya dalam bentuk kesusasteraan, antara lain, andei-andei, sejarah kapong dan lain sebagainya. Kekayaan budaya dalam bentuk makanan, antara lain, dudul, ungol-ungol, aruk, calok, rangai dan lain sebagainya. Kekayaan dalam bentuk artefak, antara lain, kubur tujuh seta dade, tanah tua, batu betakup, aek anget, gong tua, dan lain sebagainya.

Dengan mengenal potensi dan kekayaan alam serta budaya di daerahnya, peserta didik SMAN 1 Simpang Teritip akan menjadi generasi yang peduli terhadap kekayaan daerah di sekitar tempat tinggalnya. Peserta didik juga akan menjadi lebih berkompeten dan bermartabat dalam menjaga eksistensi kekayaan budaya daerah lokal. Pengenalan akan keberagaman potensi dan kebudayaan lokal juga akan membuat lebih cinta terhadap warisan kebudayaan negara Indonesia. Kearifan lokal juga dapat digunakan sebagai modal dalam membentuk karakter luhur bangsa. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved