Agus Harimurti Kritik Penegakan Hukum Era Jokowi, Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas Habisi Lawan Politik

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Editor: nurhayati
Dokumentasi/Partai Demokrat
Foto swafoto bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023). 

BANGKAPOS.COM  -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghadiri acara milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Pada kesempatan itu Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pidato politik dalam acara milad ke-21 PKS. 

Baca juga: Rumah Pengusaha Dito Mahendra Kembali Digeledah, Bareskrim Temukan Senpi hingga Peluru

Baca juga: Presiden Jokowi Resmi Copot Jabatan Johnny G Plate Sebagai Menkominfo

Di momen ini AHY mengkritik penegakan hukum era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia menilai banyaknya praktik abuse of power dalam penegakan hukum. 

Menurutnya, banyak yang merasa praktik penegakan hukum kini tajam ke bawah tumpul ke atas.

"Banyak yang merasakan praktik penegakan hukum yang seolah tajam ke bawah tumpul ke atas. Tajam ke lawan tumpul ke kawan," ungkap AHY.

Ia menyatakan pengamanan kawan politik dalam urusan hukum sebagai bagian perintangan penyidikan atau obstruction of justice.

Sebaliknya, pemakaian instrumen hukum untuk menghabisi lawan politik sebagai abuse of power.

"Kita tahu mengamankan kawan politik dari proses hukum adalah obstruction of justice atau menghalangi penegakan hukum. Sedangkan gunakan instrumen hukum untuk habisi lawan politik namanya abuse of power. Penyalahgunaan kekuasaan. Kedua-keduanya tidak sepatutnya terjadi di Indonesia negeri tercinta ini," jelasnya.

Dia menyatakan pihak yang kerap berani bersuara kritis malah dianggap sebagai musuh negara. 

AHY pun khawatir cara-cara ini membuat masyarakat menjadi merasa terbungkam.

"Yang berani bersuara seolah dianggap sebagai musuh negara. Kita yang kritis PKS Nasdem demokrat kalau kritis dibilang musuh negara. Bukan kah negeri ini milik kita semuanya? Jangan sampai ada masyarakat yang merasa terbungkam takut bersuara di negeri sendiri," jelasnya.

Lebih lanjut, AHY menambahkan pihaknya juga enggan polarisasi dalam negara ini terus tumbuh berkembang.

Karena itu, AHY pun mendorong adanya perbaikan dan perubahan di masyarakat. 

Putra Sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyatakan pihak yang kerap berani bersuara kritis malah dianggap sebagai musuh negara. Dia pun khawatir cara-cara ini membuat masyarakat menjadi merasa terbungkam.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved