Berita Pangkalpinang
Kasus Sifilis Naik di Bangka Belitung, Penderitanya Dominan Perempuan Usia 25-49 Tahun
Silifis banyak menyerang kaum perempuan di Babel setiap tahunnya, yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum
Penulis: Adi Saputra | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Kasus sifilis di Bangka Belitung (Babel) naik tiga tahun terakhir, penyakit menular ini banyak diderita kaum perempuan yang memang rentan terkena infeksi sifilis.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bangka Belitung mencatat adanya peningkatan kasus sifilis pada 2021-2023 dengan jumlah rata-rata di atas 20 orang setiap tahun yang terkena infeksi sifilis.
Terutama kasus silifis banyak menyerang kaum perempuan di Babel setiap tahunnya, yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum.
"Iya kalau dilihat dari data didominasi kaum perempuan, seperti 2021 sebanyak 18 orang, 2022 sebanyak 22 orang dan terakhir 2023 hingga Mei ini sebanyak 22 orang terkena infeksi sifilis," kata kepala seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Babel Evalusi, Selasa (23/05/2023).
Menurut Eva, setiap tahun memang ada peningkatan pasien yang terkena infeksi sifilis dan ada pasien yang sembuh dari infeksi sifilis dengan cara pengobatan minum obat secara rutin.
"Data yang saat ini itu semua baru, artinya semua pasien baru. Kalau pasien sudah sembuh tidak dimasukkan lagi, jumlah pasien yang terkena infeksi sifilis tahun 2021 sebanyak 28 orang yaitu 10 orang laki-laki dan 18 orang perempuan, tahun 2022 sebanyak 36 orang yaitu laki-laki 14 dan perempuan 22 orang, sedangkan tahun 2023 hingga bulan Mei sebanyak 36 orang yaitu 14 orang laki-laki dan 22 orang perempuan," jelasnya.
"Rata-rata usia yang terkena infeksi sifilis orang dewasa, khususnya perempuan berusia 25-49 tahun yang sering berhubungan intim tanpa menggunakan pelindung atau kondom dan juga renfan menular pada bayi melalui ibu dari bayi," sambung Eva.
Lebih lanjut Eva menegaskan, pemerintah pusat hingga daerah memberikan kebijakan semua ibu hamil wajib di skrining pemeriksaan HIV, sifilis, serta hepatitis B.
Apalagi tingginya resiko penularan dari ibu ke bayi dalam kandungan sangat rentan, sehingga harus dilakukan skrining terhadap ibu hamil atau kaum perempuan.
"Tentu, jika ditemukan ibu hamil yang positif harus segera diintervensi dengan cara pengobatan. Baik pada ibu hamil, maupun nantinya terhadap bayi yang dilahirkan mengantisipasi terkena HIV, sifilis dan hepatitis B," tegasnya.
Tak hanya itu, Eva mengatakan obat sifilis tersedia di layanan fasilitas kesehatan dan semua Pukesmas yang ada di Provinsi Babel termasuk di Kabupaten/Kota yang ada.
"Obat sifilias ada semua dilayanan kesehatan hingga semua Pukesmas, sudah membuka layanan terkait IMS dan masyarakat bisa langsung datang serta melakukan pemeriksaan kesehatan," ungkap Eva.
Dirinya menyebutkan, pasien yang sudah terkena infeksi sifilis masih bisa terkena kembali apabila masih melakukan hubungan intim tanpa ada pelindung atau kondom.
"Masih tetap bisa kena, walaupun sudah sembuh dan masih tetap melakukan hal yang sama dan pola hidup yang sembarangan khususnya gonta ganti pasangan tanpa pakai pelindung pasti tetap kena infeksi sifilis," sebutnya.
"Maka kami pemerintah terus berupaya dan berusaha, tetap melakukan penangan dengan berkoordinasi semua pihak agar infeksi sifilis tidak mudah menyerang masyarakat khususnya pekerja Wanita Pekerja Seks (WPS)," terang Eva.
| WNA Bangladesh Punya KTP Kabupaten Bangka, Terciduk Hendak Bikin Paspor, Kini Terancam Penjara |
|
|---|
| Wali Kota Pangkalpinang Ajak Guru Aktif di Media Sosial Bangun Citra Positif Pendidikan |
|
|---|
| Ibu Kandung di Pangkalpinang Setrika Anak Gara-gara Sosis, Perlahan Sembuh Bersama Keluarga Ayah |
|
|---|
| RSUD Depati Hamzah Gelar Forum Diskusi Publik, Libatkan Masyarakat Tingkatkan Kualitas Pelayanan |
|
|---|
| IRT Setrika Anak Kandung di Pangkalpinang hingga Alami Luka Bakar Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.