Berita Pangkalpinang

Tahun 2022 Sepuluh Orang Pasien Sifilis Ditangani Puskesmas Air Itam, Satu Orang Masih Belum Sembuh

Puskesmas Air Itam, Kota Pangkalpinang, berhasil menangani pasien yang terinfeksi sifilis tahun 2022 lalu.

Penulis: Adi Saputra | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Adi Saputra
Pemegang program Puskesmas Air Itam Kota Pangkalpinang Darmi Afriansih 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Puskesmas Air Itam, Kota Pangkalpinang, berhasil menangani pasien yang terinfeksi sifilis tahun 2022 lalu.

Di mana jumlah pasien yang terinfeksi sifilis sebanyak sepuluh orang, dari berbagai kalangan termasuk Wanita Pekerja Seks (WPS) maupun masyarakat umum di Kota Pangkalpinang.

Baca juga: Kasus Penyakit Sifilis Naik di Bangka Belitung, Dewan Minta Pemda Berikan Perhatian Serius

Baca juga: Kisah Pemuda Babel Berulang Kali Kena Gonore dan Sifilis, Nasehat Dokter di Kota Lombok Bikin Sadar

Hal itu dikatakan Darmi Afriansih pemegang program Puskesmas Air Itam, pihaknya tahun lalu berhasil menangani pasien terinfeksi sifilis.

"Untuk jumlah pasien seluruh yang kita tangani sepuluh orang, sembilan orang pasien sembuh dan satu orang belum sembuh karena pola hidupnya kembali lagi seperti semula dan rata-rata pasien ini merupakan WPS," kata Darmi Afriansih, Rabu (24/05/2023).

Menurut Darmi, Puskesmas Air Itam secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap WPS melalui program pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam satu tahun empat kali pemeriksaan.

"Kami mengetahui pasien yang terkena penyakit sifilis, kami secara rutin tiga bulan sekali datang ke beberapa lokalisasi di Kota Pangkalpinang dan mereka pun koperatif ketika dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.

"Langkah ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan pasien sifilis, kalau tidak dilakukan seperti ini maka masyarakat atau yang bersangkutan tidak akan tahu bagaimana bahayanya penyakit IMS," Lanjut Darmi.

Darmi juga menjelaskan proses penyembuhan pasien yang terinfeksi sifilis.

Bisa dilakukan selama satu minggu secara rutin, khususnya pasien yang sudah terinfeksi tidak melakukan hal yang sama sebelum terkena sifilis dan tergantung penyakit yang

"Pasien yang kita tangani bermacam-macam cara penyembuhannya, ada yang pakai obat atau suntik tergantung dari pasiennya karena pengobatan ini harus dilakukan secara rutin saja," jelasnya.

Oleh karena itu, pemerintah melalui dinas hingga pukesmas-pukesmas secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mengantisipasi lonjakan kasus sifilis atau IMS yang bisa menyerang masyarakat.

Baca juga: Pileg 2024 Kabupaten Bangka Barat Terdapat Penambahan Kursi DPRD dan Dapil

Baca juga: Spill Harga Motor Bekas di Pangkalpinang, Termurah Rp 7 Juta Langsung Bisa Bawa Pulang

Terutama masyarakat akan sadar begitu bahayanya penyakit IMS, apalagi mudah menyerang kaum wanita khususnya WPS yang memang perlu pemeriksaan rutin terhadap kesehatannya.

"Kita kan rutin turun kelokalisasi, kalau kita ada dua populasi yang menjadi lokasi rutin untuk dilakukan pemeriksaan khususnya WPS karena kesehatan mereka harus kita cek apalagi mereka bekerja kan tiap hari dan harus di cek kesehatan yang paling utama," ungkap Darmi.

Sehingga dengan harapan, pasien-pasien yang terinfeksi sifilis bisa sembuh dan tidak menular ke orang lain yang dapat menambah deretan kasus sifilis di Kota Pangkalpinang.

"Mudah-mudahan dengan adanya pemeriksaan seperti ini, kami tahu ada pasien yang segera ditangani dan mereka pun harus berobat jangan sampai menular ke orang lain," harapnya.

"Untuk tahun ini masih belum kami temukan, tapi tahun kemarin ada 10 pasien yang berobat ke Pukesmas Air Itam dan itu pun kami turun langsung kelapangan serta ada dua pasien yang melakukan pemeriksaan ke pukesmas sendiri," kata Darmi.

(Bangkapos.com/Adi Saputra)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved