Tribunners
Implementasi Pelajar Pancasila dalam Optimalisasi Libur Sekolah
Liburan sekolah dengan belajar di sekeliling tentu menjadi hal yang menyenangkan.
Oleh: Ridwan Mahendra, S.Pd. - Guru Bahasa Indonesia di SMK Kesehatan Mandala Bhakti, Surakarta
SEMUA jenjang pendidikan di Indonesia sudah memasuki libur sekolah. Libur sekolah tentu identik dengan hal yang menggembirakan dan sangat dinantikan oleh siswa-siswi untuk meluangkan waktu berlibur bersama keluarga.
Libur sekolah sangat dinantikan bagi akademikus, khususnya bagi pelajar di tanah rantau. Dalam implementasinya, mereka (pelajar perantau) sangat merindukan sanak famili di hari libur yang mereka nikmati di bulan Juni ini. Merindukan suasana kampung halaman dan orang-orang terdekat setelah satu semester bergelut dengan pembelajaran di ranah akademik.
Pelajar Pancasila
Meskipun demikian, optimalisasi libur sekolah akan lebih elok apabila setiap siswa mengimplementasikan apa yang didapatkan di sekolah sebagai insan pelajar Pancasila. Implementasi yang dapat ditanamkan oleh lingkungan keluarga ketika libur sekolah tiba, di antaranya dapat "mengamalkan" pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila dengan sesuatu yang bermanfaat bagi siswa. Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan mempelajari hal baru di sekitar dan kolaboratif.
Kemampuan memelihara rasa ingin tahu dan menemukan hal-hal baru ketika libur sekolah tiba merupakan tindakan yang mendukung pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Merujuk pada hal tersebut, pada dasarnya perkembangan setiap individu akan terhenti apabila tidak lagi senang mempelajari hal baru di sekeliling. Oleh karenanya, kegiatan tersebut dapat membantu tercapainya karakter pelajar yang disisipkan ketika libur sekolah.
Selanjutnya, kolaboratif. Kolaboratif merupakan kegiatan yang dapat diimplementasikan di lingkup sosial yang mendukung dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini, budaya kolaboratif menjadi hal penting yang dapat dibangun dibandingkan dengan budaya kompetitif. Artinya, budaya kolaboratif dapat mendorong semangat siswa ketika liburan sekolah tiba dan senang bekerja sama, saling mengapresiasi, serta saling memberikan dukungan satu dengan yang lainnya. Lebih jauh, upaya kolaboratif tersebut perlu adanya tindakan nyata dari berbagai elemen tri sentra pendidikan (keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat) sehingga pelaksanaan penguatan profil pelajar Pancasila dapat berlangsung secara menyeluruh dan optimal.
Terakhir, gotong royong. Gotong royong yang dapat siswa kembangkan ketika libur panjang sekolah salah satunya mengimplementasikan profil pelajar Pancasila pada bahu-membahu di lingkup sosial. Gotong royong ketika di ranah sosial tentu harus dapat menyesuaikan dengan lingkup sekitar. Salah satu kegiatan tersebut adalah dengan ikut serta bersosialisasi di ranah masyarakat.
Sebagai seorang pelajar sudah selayaknya menikmati liburan sekolah untuk hal-hal yang positif dan selalu mengingat bahwasanya seorang pembelajar mengenal istilah "pelajar sepanjang hayat". Belajar yang kita yakini bahwa belajar itu tidak ada batasnya, tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta belajar dapat melintas batas, budaya, geografi, dan kita berhak belajar di mana saja, tak terkecuali di luar sekolah.
Tanpa disadari momentum liburan sekolah inilah sesungguhnya pembelajaran itu dimulai. Pelajar di Tanah Air dapat menguasai banyak hal di lingkup sosial selama kurang lebih dua pekan untuk berkembang dalam kehidupan bersosialisasi, berkomunikasi, dan berdemokrasi dalam lingkup masyarakat.
Masyarakat sebagai tempat bagi semua pelajar di Indonesia dalam sentra pendidikan yang paling akhir setelah keluarga dan sekolah. Masyarakat pula yang menjadi tempat di kala seorang pelajar sudah menyelesaikan pendidikan di sekolah sebagai tempat kedua dalam mengenyam pendidikan. Bagi seorang pelajar tentunya akan memanfaatkan liburan sekolah ini dengan belajar banyak hal di masyarakat.
Sistem Pendidikan
Sejenak menilik salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia saat ini, Finlandia. Finlandia menjadi salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik dunia dengan program-programnya yang inklusif dan komprehensif bagi semua warga negaranya.
Merujuk pada New Nordic, generasi muda di Finlandia memiliki keseimbangan yang cukup baik antara sekolah dan waktu luang. Waktu luang yang dapat generasi penerus bangsa kita dalam menikmati libur sekolah untuk leluasa dalam mengeksplorasikan bakat serta kemampuannya. Mengeksplorasikan bakat serta kemampuannya dalam berbagai hal, di antaranya siswa dapat mengisi liburan dengan belajar sesuai dengan karakternya sendiri. Dengan karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, harapan muncul ketika kembali ke sekolah dengan semangat belajar dari apa yang didapat ketika liburan sekolah.
Selain karakter yang dimiliki oleh setiap siswa, pemikiran yang kritis tentu menjadi harapan oleh bangsa dalam potensi yang dimiliki oleh generasi penerus dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada. Kebiasaan-kebiasaan yang dipupuk dengan apa yang mereka lihat di sekeliling dapat menjadikan seorang siswa berpikir kritis dan peka terhadap suatu hal atau permasalahan.
| Sektor Pariwisata dan Kemampuan Berbahasa Asing dalam Penguatan Ekonomi Wilayah |
|
|---|
| Roh Baru untuk Pendidikan Agama Islam |
|
|---|
| Transformasi Digital di Babel: Mencetak SDM Cerdas atau Sekadar Pengguna Teknologi? |
|
|---|
| Arsitek Transformasi: Kepemimpinan Transformatif dalam Membangun Ekosistem Digital Bangka Belitung |
|
|---|
| Sindeng dari Bangka Selatan Menasional |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.