Tribunners
Transformasi Pendidikan Politik di Sekolah Melalui Peran Guru dan Implementasi P5
Penting bagi kita untuk merenung tentang peran penting pendidikan politik di sekolah, terutama melalui implementasi P5 dan peran guru.
Oleh: Hafia Akbar - Guru SMP IT Alkahfi
SITUASI dan dinamika politik akan menjadi sebuah perbincangan hangat bagi masyarakat. Apalagi detik-detik menjelang pemilihan umum, baik pemilihan kepala daerah, legislatif, bahkan presiden. Pesta demokrasi tersebut adalah simbol bahwa negara kita adalah negara demokrasi, yakni kepemimpinan ditentukan oleh pilihan rakyat.
Akan tetapi, saat ini makna politik terdegradasi di sebagian masyarakat, lebih-lebih kalangan anak-anak kita. Ketika mendengar kata politik, maka yang tergambar bagi mereka adalah koruptor, politik masih dilihat kotor. Padahal itu adalah salah satu bagian dari sebuah dinamika dari sekian banyaknya hal baik yang ada dalam politik.
Politik adalah integral dari dinamika masyarakat. Banyak aspek politik yang ada dalam politik, seperti pembuatan kebijakan yang dapat memperbaiki kualitas hidup rakyat, perwakilan warga dalam pengambilan keputusan, dan peluang untuk memengaruhi perubahan positif di dalam masyarakat.
Dengan adanya makna yang berbeda terkait politik bagi anak-anak muda kita, terdapat potensi besar bahwa mereka akan cenderung bersikap apatis terhadap dunia politik. Apatis ini dapat dijelaskan oleh perasaan bahwa politik adalah sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari mereka, sulit dipahami, atau bahkan terlalu kotor untuk diikutkan.
Sebagai respons terhadap makna politik yang berbeda di kalangan generasi muda kita, langkah kunci yang dapat kita ambil adalah menerapkan pendidikan politik yang efektif di sekolah-sekolah. Melalui program pendidikan politik ini, kita dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pendidikan politik akan mengajarkan anak-anak muda tentang berbagai aspek politik, termasuk bagaimana sistem politik berfungsi, proses pemilihan umum, dan peran aktif yang dapat mereka mainkan dalam demokrasi. Selain itu, mereka akan memahami bahwa politik bukanlah semata-mata tentang korupsi dan kekotoran, tetapi juga tentang membuat kebijakan yang memperbaiki kualitas hidup rakyat, mendukung perwakilan warga dalam pengambilan keputusan, dan memberi peluang untuk memengaruhi perubahan positif dalam masyarakat.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Staf Ahli Bidang Regulasi Kemendikbudristek Nur Syarifah mengatakan, pendidikan kini memiliki tantangan untuk dapat memberikan pendidikan politik yang baik kepada siswa ketika politik dianggap kotor. Guru punya hak istimewa untuk memberikan pendidikan politik di sekolah. Sebab, dunia pendidikan memiliki kebebasan berpendapat sepanjang sesuai koridor pembelajaran dan pendidikan. Jadi, ada kesempatan bagi guru untuk mengajarkan ke khitah politik bahwa politik untuk kepentingan pemerintah dan negara serta untuk kebaikan bersama.
Langkah ini dapat dimulai dengan guru-guru yang menerapkan pendekatan pembelajaran yang demokratis, bukan otoriter. Guru dapat menyampaikan materi-materi yang terkait dengan demokrasi, seperti dalam pembelajaran PKN dan sejarah, dengan mengaitkannya secara kontekstual dengan realitas masa kini. Materi pemerintahan dari masa ke masa dapat menjadikan pendidikan politik yang menarik.
Upaya ini juga telah diwujudkan melalui Kurikulum Merdeka, yang dikenal dengan istilah P5. Sesuai dengan Keputusan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 ini merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang dengan tujuan untuk memperkuat upaya pencapaian kompetensi siswa. Selain itu, inisiatif ini juga bertujuan untuk membentuk karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila, yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik berkesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar. Salah satu temanya adalah suara demokrasi. Memberikan kesempatan kepada siswa memahami soal demokrasi. Bahkan mengimplementasikannya dalam pemilihan ketua kelas atau OSIS.
Namun, tantangan utama yang perlu diatasi adalah pendidikan politik sering kali hanya muncul ketika pemilu mendekat. Seharusnya, pendidikan politik ini terintegrasi dalam kurikulum sepanjang tahun sehingga siswa memiliki pemahaman yang berkelanjutan tentang politik dan demokrasi. Dengan pendidikan politik yang berkelanjutan, kita dapat memastikan bahwa generasi muda memiliki wawasan yang kuat terkait politik, dan tidak menjadi apatis terhadap proses politik.
Pendidikan politik yang terintegrasi dalam kurikulum sepanjang tahun, kita memastikan bahwa generasi muda tidak hanya terlibat ketika pemilu mendekat, tetapi selalu siap untuk menjadi pemimpin masa depan yang berperan dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Pendekatan ini membawa harapan akan politik yang lebih bersih dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat demokrasi yang seharusnya kita jaga bersama.
Penting bagi kita untuk merenung tentang peran penting pendidikan politik di sekolah, terutama melalui implementasi P5 dan peran guru. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan kita dapat mengubah persepsi anak-anak muda terhadap politik, membangun pemahaman yang lebih mendalam, dan merangsang keterlibatan aktif dalam dinamika demokrasi.
Pendidikan politik yang terintegrasi dalam kurikulum sepanjang tahun menjadi kunci untuk membentuk generasi yang tidak hanya berpartisipasi ketika pemilu mendekat, tetapi selalu siap menjadi pemimpin masa depan yang membawa harapan akan politik yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan demikian, kita bersama-sama menjaga semangat demokrasi dan mendorong masyarakat menuju perubahan positif. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.