Berita Bangka Selatan

Puncak Karya Bakti, Kodim 0432 Bangka Selatan Sukses Tangani Puluhan Ton Sampah Pesisir

Penanganan sampah tidak dapat dilakukan satu pihak, akan tetapi mesti melibatkan pemangku kepentingan lintas sektor.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: khamelia
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Ratusan anggota Kodim 0432/Bangka Selatan bersama stakeholder terkait dan sejumlah masyarakat saat menggelar karya bakti di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Sabtu (9/12/2023). Kegiatan itu dengan sasaran pembersihan saluran air dan pesisir pantai yang dipenuhi sampah. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Penanganan sampah tidak dapat dilakukan satu pihak, akan tetapi mesti melibatkan pemangku kepentingan lintas sektor.

Selain pemerintah, perlu juga peran organisasi masyarakat sipil dan swasta. Oleh sebab itu, kolaborasi pemangku kepentingan lintas sektor dibutuhkan untuk menangani masalah sampah di daerah.

Seperti halnya yang dilakukan oleh jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 0432/Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka mengajak jajaran kepolisian, pemerintah daerah hingga elemen masyarakat untuk bahu-membahu menangani sampah di daerah rawan banjir. Total kurang lebih 40 ton sampah berbagai jenis berhasil ditangani di dua wilayah.

Komandan Kodim 0432/Bangka Selatan, Letnan Kolonel Gani Rachman mengatakan, pihaknya memang telah menggelar program karya bakti selama tiga hari berturut-turut, terhitung sejak tanggal 7-9 Desember 2023. Di mana terdapat tiga lokus kegiatan yang dilakukan jajaran TNI AD dalam menjaga lingkungan. Pertama melakukan aksi bersih Pasar Rakyat Toboali. Kedua, melakukan penanaman 200 batang pohon pinang di lahan kritis.

Terakhir melakukan aksi bersih sampah di pesisir laut dan membersihkan parit di daerah rawan banjir. Dalam puncak kegiatan tersebut sebanyak 40 ton sampah berhasil ditangani. Sampah-sampah tersebut kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA).

“Kita sudah siapkan kendaraan itu enam unit truk besar dan dia pikap. Kalau itu kapasitasnya lima ton itu sudah hampir 40 ton sampah kita kumpulkan untuk hari ini saja,” kata dia di Toboali, Sabtu (9/12/2023).

Gani memaparkan, dalam puncak karya bakti di Bangka Selatan terdapat dua titik wilayah yang dijadikan fokus utama. Yakni kawasan daerah Rawa Bangun dan kawasan pesisir Kelurahan Tanjung Ketapang. Dipilihnya kawasan itu mengingat tingginya kerawanan bencana alam, utamanya banjir yang kerap terjadi saat musim hujan. Begitu pula wilayah hulu yang berada di pesisir pantai, diakui banyak tumpukan sampah plastik yang menyumbat aliran air.

Sehingga wilayah Rawa Bangun berada di dataran rendah sangat berpotensi mengalami banjir jika hujan deras diiringi pasang air laut. Maka dari itu perlu dilakukan pembersihan di drainase maupun saluran air yang langsung menuju ke muara. Sekaligus bentuk antisipasi merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue alias DBD ketika peralihan musim panas ke penghujan.

“Ini sebagai antisipasi kerawanan banjir, apabila terhambat maka yang di bagian hulu akan ada penyumbatan dan bisa menyebabkan banjir. Biasanya penyakit endemik yang banyak itu bisa musim hujan adalah DBD dengan malaria,” jelas Gani.

Di samping itu lanjut dia, kegiatan karya bakti TNI merupakan serbuan teritorial. TNI selalu bersatu dengan masyarakat dan siap membantu bagi yang membutuhkan. Kegiatan gotong-royong ini menjadi sarana komunikasi sosial secara langsung dan lebih efektif antara TNI dengan rakyat.

Melalui karya bakti menjadi upaya TNI untuk melestarikan budaya kebersamaan dan gotong-royong yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. Menurutnya saat ini kegiatan gotong-royong sudah mulai luntur di kalangan masyarakat. Walaupun tidak sepenuhnya hilang, namun secara perlahan kebiasaan gotong royong mulai surut. Padahal, masyarakat Indonesia dikenal dengan kebiasaan bergotong royong yang diwariskan para leluhur.

Oleh karena itu pihaknya ingin program Karya Bhakti TNI ini juga merupakan wujud nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat. Sekaligus TNI mampu menjadi pelopor gotong-royong bagi masyarakat di tengah era globalisasi saat ini. Dampaknya momen ini dijadikan sebagai pemantik bagi masyarakat untuk bersama-sama dan bahu-membahu dalam bergotong-royong.

“Jadi kegiatan seperti ini harus secara berkesinambungan dan ada edukasi kepada masyarakat untuk memelihara lingkungan. Karena apabila lingkungan itu bersih masyarakat sendiri yang akan menikmati,” ucapnya.

Kendati demikian kata Gani, guna memberikan hasil maksimal dalam karya bakti perlu diadakan kegiatan yang berkesinambungan. Dengan membuat satuan tugas (Satgas) gabungan dari beberapa instansi, stakeholder terkait serta masyarakat. Supaya masyarakat dapat menjaga lingkungannya dengan sebaik mungkin.

“Kita minta masyarakat bisa menjaga lingkungan. Mari kita terapkan pola hidup sehat agar kita merasakan menikmati hasil yang kita perbuat,” pungkas Gani. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved