Profil Butet Kartaredjasa, Seniman yang Kritik Pedas Pemerintahan Jokowi, Sebut Muak karena Memihak

Kiritikan itu dilontarkan oleh Butet Kartaredjasa lewat pantun yang ia bacakan pada Hajatan Rakyat Yogyakarta untuk Ganjar-Mahfud di alun-alun Wates,

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
Kompas.com
Profil Butet Kartaredjasa, Seniman yang Kritik Pedas Pemerintahan Jokowi, Sebut Muak karena Memihak 

"Sejak 1998, kami berjuang untuk lahirnya seorang presiden yang pantas dihadikan contoh, barometer, tauladan, yang bisa dimiliki bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya," ujar Butet.

"Sekarang kami sudah memiliki, yaitu njenengan (Pak Jokowi)."

"Tinggal setahun lagi njenengan bekerja seperti kemarin-kemarin, kebanggaan itu akan abadi," katanya lagi.

Oleh karenanya, secercah harapan harapan diselipkannya melalui surat tersebut agar Jokowi lebih peka tanpa ingin mendikte keputusan seorang presiden.

Butet percaya bahwa Jokowi memiliki pemikiran dan insting yang tajam, yang akhirnya bisa memberikan yang terbaik untuk memenuhi harapan semua pihak yang bekerja di ranah kebudayaan.

"Dari tempat kami bekerja, saya hanya bisa mengingatkan selagi kesempatan itu masih ada."

"Saya tidak berpartai, tidak punya power apa pun, kecuali dengan ikhlas membantu njenengan (dari jauh) demi kebaikan bersama."

"Bantuan yang hari ini bisa saya berikan yaitu ngelingke (mengingatkan)," kata Butet.

Menutup surat pribadinya, Butet Kartaredjasa menyelipkan peribahasa Jawa, yang pada intinya mengingatkan soal asal manusia dan ke mana manusia itu akan kembali nantinya.

Selain itu, ia mengatakan keinginan yang berlebihan bukan hanya membuat lupa diri.

Tetapi, membuat rasa kemanusiaan turun.

"Eling sangkan paraning dumadi. Selalu waspada bahwa melik kuwi nggendhong lali," tulis Butet Kartaredjasa.

(Bangkapos.com/Tribun-Medan.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved