Berita Viral

Hanya Ada 2 Motif Pembunuhan Dante kata Ahli Psikologi, Begini Penjelasannya

Hanya Ada 2 Motif Pembunuhan Dante kata Ahli Psikologi, Begini Penjelasannya. Simak selengkapnya

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: fitriadi
Kompas.com
Inilah sosok Yudha Arfandi alias YA, kekasih Tamara Tyasmara tersangka dalam kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante. 

Polisi menyebut berdasarkan rekaman CCTV yang terpasang di area pemandian kolam renang tersebut, tampak Yudha membenamkan kepala Dante sebanyak 12 kali.

Dalam pemeriksaan tahap pertama, kepada penyidik Yudha mengaku membenamkan Dante saat berenang dengan berdalih sebagai latihan pernapasan.

"Tersangka mengakui berenang di air selama 2,5 jam dan diduga menyelamkan korban bertujuan latihan pernapasan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, dalam keterangannya, Minggu (11/2/2024).

Kekasih Tamara Tyasmara itu beralasan latihan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pernapasan dan tidak panik.

"Ya alasannya biar lebih kuat, tidak terlalu panik dan tidak takut air," ujarnya.

Silent Killer

Pakar hukum pidana dari Universitas Pelita Harapan, Jamin Ginting menyoroti faktor pembunuhan yang melibatkan orang terdekat dalam kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo alias Dante (6), anak dari Tamara Tyasmara.

Soal unsur pembunuhan berencana atau kelalaian dalam kasus tersebut, Jamin menyampaikan bahwa hal itu bisa dibuktikan dengan rentetan kejadian.

Jamin menekankan bahwa bukti-bukti yang digunakan dalam peradilan saling terkait.

"Yang saya sarankan kepada masyarakat, jangan terlalu percaya kepada orang terdekat yang bukan family, karena silent killer itu orang yang terdekat, jadi hati-hati lah menghadapi hal-hal seperti itu,” kata Jamin dalam program “Kompas Petang” Kompas TV, Minggu (11/2/2024).

Jamin pun menyoroti dalih melatih berenang yang diungkapkan Yudha Arfandi kepada penyidik.

Menurutnya, dari karakteristik kasus, kemungkinan sudah ada aspek perencanaan.

"Berarti mungkin saja terjadi dugaan adanya clash atau apa pun itu yang mengakibatkan dia itu merasa dendam, nggak suka sama siapa, tapi anaknya yang jadi korban. Bisa saja terjadi seperti ini tanpa diduga, spontanitas, tetapi bisa jadi itu diperhitungkan,” kata Jamin.

Kedekatan Korban dan Pelaku

Sementara itu, pakar mikroekspresi, Handoko Gani menyorot video-video kedekatan tersangka dengan korban yang diunggah kerabat tersangka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved