Tribunners
Juara yang Tak Dirindukan
Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membatalkan O2SN. Keputusan ini membuat kecewa kalangan wali murid atlet O2SN.
Semua ajang pentas dunia yang hadir di pemberitaan lokal yang mengikuti skenario jaringan media internasional. Dan media kita hanya jadi pengekor.
Kita lalu kehilangan berita tentang atlet-atlet lokal yang merasa berjuang sendiri di jalan sepi.
Kekurangan perhatian, spnsor dan dana, tetapi diminta punya prestasi tinggi. Mesti menang kalau bertanding atau ikut lomba. Dicaci bila tak berprestasi dipujapuji bila berhasil meraih trophy. Hanya sebentar. Setelah itu kembali sepi.
Itu jugalah mungkin yang dialami oleh Lalu Muhammad Zohri. Ketika ia menjadi tenar. Buah bibir dimana-mana. Maka berebutanlah orang-orang membuat panggung untuk dirinya sendiri dan Zohri.
Hadiah bertubi-tubi datang menghampiri. Mulai dari hadiah rumah, kendaraan, bonus rupiah sampai kepada fasilitas untuk masuk kerja sebagai PNS.
Haruskah kita menjadikan orang-orang seperti Zohri yang mengajari kita akan pentingnya menyelenggarakan pembinaan atlet sedari dini.
Bukankah kecerdasan tak hanya perkara intelektualitas dan logika semata. Ada setidaknya sembilan macam kecerdasan yang semuanya mesti dikembangkan bila kita ingin menjadi manusia tangguh.
Salah satunya adalah kecerdasan kinetik atau gerak yang distimulan oleh kegiatan-kegiatan seperti olahraga.
Nampaknya memang kita mesti belajar banyak untuk menjadi lebih bijaksana dan pintar. Karena itu makan waktu.
Maka kita tunggulah dulu. Mungkin sampai saatnya nanti kebijaksanaan hadir ketika kuda sudah makan besi.
Kita rasanya memang seperti sedang menunggu seorang juara yang tak dirindukan. Wallahualam bissawab. Salam Takzim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.