Ramadhan 2024

Kisah Mali, Hidup Jadi Lebih Baik Setelah Mengabdi jadi Marbot Masjid

Kalau jadi marbot itu harus tebal telinga, maksudnya kita tak lepas dari omongan orang lain. Kalau ada kotor sedikit, mungkin orang sudah nanya ...

Penulis: Gogo Prayoga | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
Bangkapos.com/GogoPrayoga
Mali, Marbot Majid At-Taqwa, Desa Air Mesu, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Menjadi marbot masjid menyisakan kesan spiritual yang mendalam bagi Mali (61), warga Desa Air Mesu, Kabupaten Bangka Tengah ( Bateng ), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ).

Mali mengaku banyak merasakan perubahan setelah dirinya mengabdi menjadi marbot. 

Mulanya hal ini tak terlepas dari dirinya yang sering sholat sekaligus membantu bersih-bersih di masjid At-Taqwa, Desa Air Mesu

"Kebetulan amang tinggal di depan masjid, dan alhamdulillah lumayan sering pergi ke masjid untuk bantu-bantu, rupanya dari situ diajaklah pengurus masjid untuk gabung jadi marbot," kata Mali kepada bangkapos.com, Senin (26/3/2024). 

Akan tetapi, menjadi marbot masjid tidak semudah yang ia pikirkan. Perlu ketelatenan dan kesabaran hati dalam merawat rumah Allah tersebut. 

"Kalau jadi marbot itu harus tebal telinga, maksudnya kita tak lepas dari omongan orang lain. Kalau ada kotor sedikit, mungkin orang sudah nanya marbotnya kemana, kadang kan amang pun masih kerja, ada pekerjaan lain juga selain marbot," katanya. 

Namun begitu, pria yang sehari-harinya berkebun ini mengaku tak ambil pikir mengenai itu. Menurutnya hal itu merupakan hal yang wajar dimana para jamaah tentu ingin beribadah di masjid yang bersih dan nyaman. 

Baca juga: Cerita Udin Marbot Masjid Kemas Adil Pangkalpinang: Ikhlas, Yang Penting Orang Nyaman Beribadah

Baca juga: Warga Berbondong-bondong Datangi Kantor Kejari Bangka Tengah, Buru Bahan Pokok dan Barang Rampasan

"Tetapi amang juga memahami, namanya orang ibadah, tentu ingin masjidnya bersih dan nyaman. Alhamdulillah sejauh ini masyarakat senang tiap ibadah di masjid," katanya. 

Sementara itu terkait sukanya, Mali mengaku senang ketika masjid banyak didatangi orang, terlebih saat dilaksanakannya acara keagamaan di masjid

"Sukanya itu ketika ada acara-acara Islam, apalagi pas zakat fitrah di masjid, suasananya ramai, banyak orang, senang saja melihatnya," ungkap Mali. 

Mali mengatakan 4 tahun sudah ia menjadi marbot di Masjid At - Taqwa, Desa Air Mesu

"Amang (bapak) kira-kira sudah 4 tahun lah di sini, marbot di sini sebenarnya ada tiga orang, cuma memang ada juga yang kurang sehat badan dan kerja yang lain. Jadi amang lah yang biasa banyak di masjid," kata Mali. 

Berbagai hal ia lakukan setiap harinya sebagai seorang marbot, khususnya membersihkan masjid dari debu dan kotoran. 

"Kira-kira jika sudah kurang elok dilihat, pasti kita bersihkan, seperti bersih toilet, karpet yang mulai kotor kita sedot debunya, kaca kalau sudah ada debu kita lap, ngisi token listrik, buka tutup masjid, banyak lah," tuturnya. 

Diketahui Mali diberikan gaji Rp500 ribu per bulan sebagai seorang marbot. Jumlah yang terbilang kecil, namun begitu tak membuat dirinya lesu untuk bekerja. 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved