Ramadhan 2024

Berbuka dengan Es Teh atau Teh Hangat Mana yang Lebih Disarankan? Simak Penjelasan Berikut

Berbuka puasa dengan minuman manis merupakan hal yang lazim di masyaratak. Salah satu minuman yang sering diminum ialah es teh atau teh hangat. 

Penulis: Agis Priyani | Editor: Dedy Qurniawan
Tribunnews
ilustrasi es teh dan teh hangat 

BANGKAPOS.COM - Berbuka puasa dengan minuman manis merupakan hal yang lazim di masyaratak. Salah satu minuman yang sering diminum ialah es teh atau teh hangat. 

Selain menyegarkan, minuman teh sangat mudah dibuat, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. 

Teh dikonsumsi oleh banyak orang, baik dalam bentuk seduhan panas atau adukan dingin menyegarkan.

Selain rasanya yang khas, banyak orang menyukai teh karena minuman ini kaya akan beberapa antioksidan.

Teh juga mengandung kafein meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kopi, dikutip dari onlymyhealth (19/1/2021).

Oleh karena itu, teh mungkin pilihan yang jauh lebih baik untuk mereka yang sensitif terhadap kafein.

Namun, es teh atau teh hangat kini menjadi pertanyaan mana yang lebih sehat dan dianjurkan?

Menurut spesialis gizi Dr dr Nurul Ratna Mutu Manikam MGizi, SpGK(K) memang ada perbedaan antara efek es teh dan teh hangat ketika dikonsumsi saat berbuka puasa. Es teh kerap dikonsumsi sebagai pembuka karena dingin dari minuman tersebut memberikan efek menyegarkan pada tenggorokan.

Namun, menurutnya minum es teh sebagai pembuka justru dapat membuat seseorang menjadi lebih rentan untuk mengalami radang tenggorokan.

"Saat tenggorokan yang kering kemudian dapat minuman dingin itu malah menimbulkan batuk gitu ya. Jadi, mudah sekali terjadi radang," ucap dr Nurul ketika berbincang dengan detikcom.

dr Nurul lebih menyarankan minuman hangat sebagai menu awal buka puasa. Menurutnya tubuh dan tenggorokan perlu melakukan adaptasi terlebih dahulu setelah berpuasa seharian.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat tambahan gula dalam teh yang dikonsumsi saat berbuka puasa. Sering mengkonsumsi makanan atau minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe dua dan obesitas.

Ia menuturkan bahwa mengonsumsi es teh tidak dilarang. Namun, ada baiknya masyarakat memberikan jeda antara buka puasa dan mengonsumsi minuman dingin untuk mencegah risiko radang tersebut.

"Setelah minum hangat, sedikit aja mungkin setengah gelas atau satu gelas air hangat gitu ya. Atau bisa juga teh hangat. Kemudian, kasih jarak sekitar 10 menit atau 30 menit, baru minum dingin gitu," ujar dr Nurul.

"Jadi supaya tubuhnya nggak kaget. Kalo puasa itu, coba aja deh kita tubuhnya anget gitu. Apalagi kalo udaranya panas. Kalau kita dapat minuman dingin, langsung tubuhnya itu adaptasinya, apa? Perlu waktu gitu. Jadi kasih yang anget dulu, gitu. Supaya nggak cepat radang pada saat bulan puasa," tandasnya.

ilustrasi es teh dan teh hangat
ilustrasi es teh dan teh hangat
Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved