Berita Pangkalpinang
Perawatan Kurang Maksimal, 20 Ribu Bibit Cabai Gagal Didistribusikan ke Pangkalpinang
Sebanyak 20 ribu bibit cabai yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) gagal didistribusikan ke Kota Pangkalpinang.
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: M Ismunadi
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Akibat perawatan kurang maksimal, sebanyak 20 ribu bibit cabai yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) gagal didistribusikan ke Kota Pangkalpinang.
Hal ini disebabkan oleh gagal tumbuhnya 170 ribu bibit cabai dari Pemerintah Pusat yang diperuntukkan untuk seluruh Babel.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang, Samri menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Provinsi Babel, jika pihak Provinsi akan mengganti bibit tersebut.
"Janji dari Penjabat (Pj) Gubernur Babel kan untuk kita 20 ribu, namun bibit-bibit tersebut gagal tumbuh, dia tumbuh namun tidak normal, sehingga gagal didistribusikan ke Pangkalpinang sehingga mereka (Provinsi-red) juga berjanji akan mengganti bibit cabai tersebut," kata Samri kepada Bangkapos.com, Selasa (2/4/2024).
Samri mengaku, telah mengecek penyebab dari gagal tumbuhnya bibit cabai ini, pertama karen tempat persemaian itu memakai selimut yang penuh sehingga menyebabkan uap panasnya yang lebih dari 40 derajat.
"Sehingga luar biasa panas, nah konsep itu dan teknik mereka itu kurang tepat. Namun pihak Pemerintah Provinsi Babel sudah berjanji akan dilakukan remain ulang dengan teknik yang diubah lagi kemungkinan selesai lebaran benih itu tersedia, mudah-mudahan tidak ada halangan dan mereka tetap mengganti bibit itu," jelasnya.
Samri mengaku, pihaknya tetap bersabar dan maklum dengan kondisi keadaan pertumbuhan cabai yang tidak normal.
Ia juga membagikan tips dan trik menanam cabai, hal pertama yang harus dilakukan ialah mengenali terlebih dahulu jenis bibit cabai, apakah bibit tersebut berkualitas dan bebas dari hama.
"Kita melakukan persemaian dengam baik seperti media tanah dengan campuran pupuk kompos, sekam bakar, kemudian media tanah, jadi tanah itu satu bagian kompos dipersetiga bagian sekam bakar sepertiga bagiannya, diayak dan dihaluskan," ujarnya.
Selama di persemaian juga, lanjut Samri, harus terus diamati jika terjadi serangan kutu maka harus disemprot dengan fungisida.
"Kita cari tahu apa penyebabnya, lalu disemprot dengan fungisida," tuturnya.
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
| Kapolresta Pangkalpinang Minta Pengurus Tempat Ibadah Ngadu ke Polisi Kalau ada Kendala |
|
|---|
| Polisi Datangi Penambang Ilegal di Air Mawar, Minta Dibongkar dan Ganti Kebun Warga yang Rusak |
|
|---|
| Buaya 4 Meter Ditemukan Mati Mengambang di Sungai Pangkalpinang, Warga Geger, Ini Penyebabnya |
|
|---|
| Resmikan Kantor Baru Bintang Decorindo, IWAPI Babel Harap Tingkatkan Perekonomian Lewat Dunia Usaha |
|
|---|
| Buaya Sepanjang 4 Meter Ditemukan Mati Terjerat Tali di Sungai Jerambah Gantung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240307-Kepala-Dinas-Pangan-dan-Pertanian-Kota-Pangkalpinang-Samri.jpg)