Tribunners

Kenali Jurusan Kriminologi Dengan Membaca Peluang Kariernya

Perusahaan milik negara maupun swasta tidak menutup kemungkinan membutuhkan sarjana kriminologi untuk ditempatkan di bagian analis

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Abdul Rahman Ashidiq - Dosen Kriminologi Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung 

Oleh: Abdul Rahman Ashidiq - Dosen Kriminologi Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

VIRALNYA Film Vina: Sebelum 7 Hari bermula dari kisah nyata kasus yang menimpa Vina dan kekasihnya 8 tahun yang lalu yakni 2016 silam. Kala itu, Vina dan kekasihnya yang sedang mengendarai motor terjatuh ke jembatan karena diikuti dan diserempet oleh geng motor di daerah Kota Cirebon. Mereka akhirnya dibawa ke sebuah tempat lalu dibunuh. Setelah dibunuh, korban dilempar ke bawah jembatan untuk menghilangkan jejak pembunuhan agar terlihat seperti korban kecelakaan. Singkat cerita setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh pihak kepolisian ternyata bukanlah murni korban kecelakaan, melainkan kasus pembunuhan. Korban sudah ditemukan dan ada 11 pelaku, 8 pelaku sudah ditangkap dan diproses hukum, sedangkan 3 pelaku lain menjadi buronan hingga sampai saat ini belum ditemukan.

Cerita di atas adalah sedikit kisah dari pengenalan ilmu kriminologi, yaitu membantu tugas kepolisian dalam mengungkap suatu kejahatan meskipun sudah bertahun-tahun lamanya seperti kasus Vina yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Membantu melakukan penyelidikan, mencari sebab musabab mengapa suatu peristiwa kejahatan terjadi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam bidang ilmu kriminologi.

Untuk mencari tahu mengapa dan bagaimana tindak kejahatan dilakukan salah satunya adalah dengan pengambilan sidik jari. Daktiloskopi/ ilmu sidik jari tersebut juga diperkenalkan dan dipelajari dalam bidang ilmu kriminologi. Mencari jejak alas kaki, melakukan pengambilan sidik jari dari tempat kejadian dan sebagainya kemudian dibawa ke laboratorium untuk mengetahui polanya, serta bukti-bukti lainnya adalah pekerjaan dari seseorang yang berkompeten dari lulusan jurusan kriminologi.

Orang yang turut serta membantu penyelidikan dengan mengumpulkan bukti-bukti dari sebuah kasus bisa dikatakan seorang kriminolog forensik yang lulus dari jurusan kriminologi. Namun, penamaan istilah tersebut belum begitu dikenal di kalangan praktisi. Terlebih lagi, karena kriminologi masih termasuk bidang ilmu yang tergolong langka di Indonesia.

Adapun di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hanya ada satu universitas yang mempunyai program studi (prodi) kriminologi, yakni di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung. Dengan demikian, pertanyaan apa itu jurusan kriminologi, masih sering penulis dengar di kalangan masyarakat kita. Ketika penulis melakukan sosialisasi tentang prodi kriminologi, para siswa berkata "Ade ok name jurusan kriminologi? Baru dengerku name jurusan tu”.

Minimnya pengetahuan sebagian orang tua pada beberapa prodi di bangku perkuliahan menyebabkan orang tua memilih untuk menguliahkan anaknya pada jurusan yang umum dan sudah dikenal, seperti jurusan keguruan, kedokteran, ekonomi, teknik, hukum, psikologi, dan lain sebagainya yang sudah familier di telinga para orang tua. Tidak heran jika orang tua berkehendak menguliahkan anaknya pada jurusan-jurusan tersebut, karena prospek kerja di masa depan untuk anaknya sudah jelas.

Kuliah di prodi keguruan misalnya, diharapkan anaknya akan menjadi seorang guru. Kuliah di prodi hukum, harapannya akan bisa menjadi pengacara atau hakim. Begitulah kebanyakan orang tua berpikir dalam menentukan jenjang pendidikan untuk anaknya.

Keputusan kuliah pada prodi apa adalah tergantung pilihan orang tuanya, terlebih pada calon mahasiswa/mahasiswi yang kurang informasi dan pasrah pada pilihan orang tuanya. Namun, jika mereka mengenal beberapa jurusan lainnya, seperti kriminologi, maka kemungkinan keinginan melanjutkan pendidikannya pada dunia perkuliahan menjadi sangat kuat karena ada dorongan dari dalam dirinya sendiri untuk mempelajari ilmu tersebut.

Suatu ketika penulis diceritakan oleh salah seorang siswa yang sudah menyimak sosialisasi prodi kriminologi di sekolahnya. Dia berkata pada kedua orang tuanya bahwa ia ingin kuliah di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Prodi Kriminologi. Kemudian, orang tuanya berkata, “Jurusan ape tu, kelak men lulus jadi ape? Pacak begawe di mane?” Maka perlu kiranya kita mengenal jurusan kriminologi lebih dekat dengan membaca peluang karier lulusan kriminologi di Indonesia. Berikut peluang karier lulusan jurusan kriminologi di Indonesia:

* Instansi kepolisian. Seperti kasus di awal tulisan yang sudah dijelaskan seorang yang ikut andil dalam membantu mengumpulkan bukti dan mengungkapkan kasus kejahatan merupakan bagian dari lulusan sarjana kriminologi.

* Instansi pemerintah lainnya. Beberapa instansi pemerintah yang membutuhkan lulusan dari jurusan kriminologi, seperti Kejaksaan, Pengadilan, Badan Intelijen Negara (BIN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Hukum dan HAM, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Dari semua instansi pemerintah tersebut Anda bisa ditempatkan di bagian intelijen yang tugasnya sebagai seorang penyidik yang ikut serta membantu melakukan penyelidikan.

* Sebagai akademisi dan peneliti. Pilihan lain lulusan kriminologi mempunyai kesempatan untuk menjadi akademisi. Jika Anda melanjutkan jenjang strata II, Anda bisa menjadi seorang pengajar atau dosen di perguruan tinggi, sekaligus Anda juga bisa menjadi peneliti dalam kajian pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan di bidang ilmu kriminologi.

Selain itu, bukan hanya yang dijelaskan di atas saja peluang karier lulusan jurusan kriminologi. Perusahaan milik negara maupun swasta tidak menutup kemungkinan membutuhkan sarjana kriminologi untuk ditempatkan di bagian analis, yang tugasnya turut membantu dalam memecahkan permasalahan di perusahaan.

Oleh karena itu, memperbanyak informasi mengenai jurusan-jurusan baru bagi calon mahasiswa/mahasiswi menjadikan semangat juangnya menempuh dunia perkuliahan menjadi lebih kuat karena adanya dorongan keinginan sendiri, bukan hanya semata keinginan orang tuanya. Sebagai orang tua juga sebaiknya memberikan dukungan kepada anaknya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan cita-cita atau keinginan anaknya. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved