Judi Online
Sosok Inisial T Pengendali Judol, Kepala BP2MI Benny Rhamdani Sebut Punya Peran Krusial di Negara
sosok inisial T itu diungkap Kepala Badan Perlindungan Pekerjan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdan.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: fitriadi
1) Iya. Sebagaimana bbrp waktu lalu juga aku twit, sudahlah.. tidak mungkin Indonesia ini akan bebas dari judi. Apalagi negara kita juga masih korup. Mental masyarakat juga suka taruhan. Jangan2 kita semua inipun sebenarnya pernah main judi. Minimal judi bola. Atau kartu. Malu mengakui saja.
2) Krn “zero gambling” ini sebuah harapan palsu dan sia-sia yg tidak mungkin bisa dicapai, lebih baik diatur saja dan bisa jadi pemasukan baru utk negara. Ketimbang uangnya lari ke pejabat atau penegak hukum kita yg korup yg memberi perlindungan. Ratusan Triliuan perputaran uang judi ini tiap tahun. Kalau dilegalkan dan diatur jangan2 malah jadi turun. Termasuk minat orang utk mainpun turun. Krn kalau sudah “terang”, apalagi utk syarat boleh main harus melengkapi ini-itu, mencantumkan identitas resmi dll, biasanya orang malah jadi malas.
3) Apalagi pasca adanya judi online, setiap hari korban baru berjatuhan. Orang miskin lagi. Krn depo 10 ribupun katanya bisa. Inilah akibat tidak diatur, termasuk anak-anakpun bisa main. Termasuk uang itu jadi lari ke luar. Krn negara tetangga kita tidak hipokrit dan mabuk agama seperti kita. Judi mereka izinkan bahkan menarik pendapatan resmi dari situ, namun mereka mengaturnya dgn syarat2 yg keras termasuk lokasinya.
4) Jadi mari kita mengakui, bahwa sejak kita merdeka, Negara termasuk anjuran agama telah kalah melawan judi. Dimana-mana tetap orang main judi, di bumi yg katanya anti judi ini. Jadi lebih baik skrg kita atur agar kerusakan tidak tambah parah. Dan korban tambah banyak.
5) Beda hal kalau Indonesia sbg Negara terbesar dan paling banyak penduduknya di Asia Tenggara, misalnya, mampu “memaksa” ASEAN utk membuat aturan seluruh negara di Asia Tenggara melarang judi. Itu mungkin masih ada harapan. Sehingga tidak tiap minggu orang Indonesia dgn modal tiket 500 rb pergi ke Malaysia atau Singapura utk main judi. Termasuk server2 judi online ini dibuka dan dikendalikan dari negara mereka. Faktanya kan kita tidak bisa.
6) Jadi mari skrg kita semua berpikir realistis dan tidak hipokrit melihat permasalahan ini. Kita semua ini juga manusia beragama. Tak usah diragukan itu. Namun memang ada orang seperti kita ini yg tidak suka judi — bukan karena ajaran agama, namun tidak suka judi saja karena buang2 waktu dll — tapi banyak juga saudara-saudara kita yg suka judi. Mau dilarang agama dan negara pun mereka akan tetap cari jalan utk bisa berjudi. Termasuk pergi ke negara tetangga. Apalagi skrg pasca ada online, cukup depo dari rumah saja mereka sudah bisa main. Sialnya karena hal ini belum bisa diatur negara, orang miskinpun bisa ikut main juga. Padahal utk kelas judi kampung saja, penghasilan dan keadaan hidup mereka belum pantas utk ikut taruhan. Apalagi di online yg bisa menyedot uang tanpa batas. Habislah semua. Rusaklah keluarga. Dan orang miskin bertambah.
NB: Ini pendapat pribadiku ya, bukan organisasi yg aku ikuti. Mari kita diskusikan.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Tribunnewswiki.com/Tribun network)
Siapa Adhi Kismanto? Terseret Kasus Judi Online Komdigi, Lulusan SMK Minta Gaji Rp17 Juta per Bulan |
![]() |
---|
Daftar Aset Dibeli Darmawati Istri Terdakwa Pakai Uang Beking Judol Rp10 M: Forturner dan Lexus |
![]() |
---|
Sosok Jonathan Bos Judi Online Kabur, Setor Uang Bulanan Hingga Nama Budi Arie Mencuat |
![]() |
---|
Soal Jatah 50 Persen Uang Situs Judol, Budi Arie Tuding Pegawai Komdigi Catut Namanya |
![]() |
---|
Bangun Penjara di Rumah, Wanita Ini Kurung Anaknya yang Kecanduan Judi Online dan Narkoba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.