Resonansi
Turun Kelas
8,5 juta jiwa kelas menengah turun kelas ke kelompok calon kelas menengah dan rentan.
Penulis: Ade Mayasanto | Editor: fitriadi
Itu bila The Fed berbaik langkah. Bila tidak, perlu antisipasi pemerintah dalam Waktu dekat.
Pasalnya, bila tidak diantisipasi, keresahan ekonomi yang mulai terbiasa berlangsung di kelas menengah bisa berkembang menjadi krisis sosial, bahkan memicu terjadi konflik
Lihat saja keresahan di Chile atau Gerakan protes di Perancis dalam aksi Yellow Vest-nya.
Namun demikian, kita perlu memvalidasi kembali data-data BPS perihal kelas menengah yang turun kelas.
Apalagi disebutkan penurunan itu mulai berlangsung sejak covid datang.
Pertanyaan mendasar, apakah bila kelas menengah tidak turun kelas, tingkat konsumsi rumah tangga baik-baik saja atau tumbuh secara signifikan?
Rasa-rasanya, kita juga perlu menghitung ulang perihal perubahan teknologi yang tumbuh secara terstruktur, sistematis dan massif di belahan negara sana.
Kita telah merasakan ketika teknologi berubah, platform ekonomi dan bisnis berubah cepat.
Perubahan ini telah mengubah budaya dan kebiasaan kita sehari-hari.
Walhasil, ada perubahan peta permintaan yang tanpa kita sadari hal itu berjalan secara senyap dan tak terlihat.
Hingga akhirnya kita sadar bahwa ada asap, dan kemudian semua berpikir bahwa akan ada kebakaran hebat atas tanda asap tersebut. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.