Resonansi
Kisah Klasik Soal Ketimpangan
Kekayaan 50 triliuner teratas Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta orang Indonesia.
Penulis: Ade Mayasanto | Editor: fitriadi
Ideologi justru berganti fungsi. Bukan lagi sebagai pembakar emosi dan keyakinan, tapi menjadi semakin kontrol dan kekuasaan.
Tengok saja Cina. Deng Xiaoping tak bicara pemerataan saat membangun Cina. Deng justru bicara pembangunan menurut konsep barat.
Deng sadar bahwa akan ada resiko ketimpangan sosial. Oleh karena itu, Cina yang eksotis bergerak unik. Tidak kiri, dan tidak juga kanan.
Ideologi entah hidup dan entah mati, yang jelas Cina tidak menampakkan mukanya di satu sisi demi menjawab soal ketimpangan.
Mungkin Deng tahu bahwa ketimpangan tak urung menimbulkan kebencian dan memupuk kecurigaan. Dan masyarakat sudah kerap bergesekan dengan ketimpangan dari masa ke masa. Apalagi, ada catatan yang mengingatkan bahwa perlawanan atas ketimpangan itu mahal sekali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.