Berita Belitung
Warga Pulau Gersik Belitung Mulai Mengungsi Tak Tahan Dihantam Cuaca Buruk
Sejumlah warga Pulau Gersik Kecamatan Selat Nasik Kabupaten Belitung mulai mengungsi akibat cuaca buruk.
BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Cuaca buruk menghantam Pulau Gersik, Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pekan lalu. Hujan disertai puting beliung merusak rumah warga.
Tak hanya itu warga dibayangi ketakutan pada gelombang yang terus menggerus pulau tersebut.
Desa Pulau Gersik termasuk satu di antara desa di Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung yang terletak di tengah laut. Karena letak geografisnya dekat dengan laut lepas, bahkan bersebelahan dengan Alki 1, desa ini sangat berisiko terhadap perubahan cuaca dan iklim.
Bahkan setiap harinya, setiap senti area pantai Desa Pulau Gersik terus tergerus gelombang laut.
“Kalau risiko cuaca itu benar, karena pulau kami terletak di tengah laut. Abrasi juga tinggi karena tidak ada pemecah gelombangnya,” ujar Kepala Desa Pulau Gersik, Marham saat dihubungi Posbelitung.co pada Minggu (6/10/2024).
Ia menjelaskan Desa Pulau Gersik memiliki penduduk 645 kepala keluarga (KK) yang tersebar di empat dusun yaitu di Gersik dan sisanya di Pulau Kuil dan Pulau Buntar.
Menurut Marham, warganya memang dominan bermukim di wilayah Kecamatan Tanjungpandan. Tujuannya untuk memunuhi ekonomi dan menemani anak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA
dan perguruan tinggi.
Meskipun demikian, warga desa tetap akan kembali ke pulau misalnya libur panjang atau hajatan pernikahan.
“Sebenarnya bisa dibilang bolak-balik lah. Kecuali memang rumahnya yang rusak atau hanyut akibat abrasi, mereka sudah jarang pulang. Kami sudah bertahun-tahun berharap di sini
dibangun pemecah gelombang untuk mengurangi abrasi. Karena Gersik ini bukan hanya pulau tapi satu desa yang diakui pemerintah,” katanya.
Ancaman Serius
Berkaca dari Pulau Gersik, menunjukkan Bangka Belitung kini berada di tengah ancaman serius akibat krisis iklim yang tidak lagi menjadi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang sudah terjadi.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kepulauan Bangka Belitung, Ahmad Subhan Hafiz, menegaskan bahwa wilayah ini menghadapi berbagai bencana ekologis yang berkaitan langsung dengan praktik-praktik penghancuran lingkungan yang terstruktur oleh industri ekstraktif.
Salah satunya adalah abrasi dan kenaikan permukaan air laut di Kecamatan Selat Nasik, Pulau Gersik, yang memperlihatkan dampak nyata dari perubahan iklim global.
“Kalau dilihat bahwa Kepulauan Bangka Belitung terancam tenggelam, rentan tenggelam. Seperti di Pulau Gersik dulu 1.000 jiwa, sekitar setengahnya sudah mengungsi,” ungkap Hafiz, Jumat (4/10) malam.
Data BPBD mencatat, antara tahun 2016-2020, terdapat 1.084 bencana ekologis di Bangka Belitung, termasuk banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Polres Belitung Gelar Salat Ghaib untuk Affan, Driver Ojol Korban Rantis Brimob |
![]() |
---|
Air Mata Duka, Polres Belitung Gelar Salat Ghaib untuk Affan Sang Ojek Online |
![]() |
---|
Seleksi Direktur PDAM Belitung Segera Dibuka |
![]() |
---|
Menantu Wanita Rampok Mertuanya di Bangka Belitung, Kepala Korban Ditutup Jas Hujan, Emas Dirampas |
![]() |
---|
Polres Belitung Ungkap Motif Menantu Curi Perhiasan Emas Mertuanya Senilai Rp23 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.