Berita Pangkalpinang

Nilai Ekspor Timah dan Non-Timah Bangka Belitung Turun 18,43 Persen pada September 2024

Tujuan ekspor timah kita tertinggi di India, kemudian Tiongkok dan Korea Selatan tertinggi dan diikuti Singapura dan Jepang. Total nilai ekspor ...

Bangkapos.com/Sela Agustika
Kepala BPS Bangka Beliting, Toto usai rilis BRS, Jumat (1/11/2024).) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Nilai ekspor komoditas timah dan non-timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan signifikan pada September 2024. Berdasarkan data terbaru, ekspor daerah ini tercatat sebesar US$180,19 juta, mengalami penurunan sebesar 18,43 persen dibandingkan dengan Agustus 2024.

Komoditas timah dari Bangka Belitung masih menjadi primadona ekspor, dengan negara-negara di Asia, khususnya India, sebagai tujuan utama.

Sepanjang periode Januari hingga September 2024, India menerima 25,84 persen dari total ekspor timah Bangka Belitung, dengan nilai mencapai US$219,91 juta.

“Tujuan ekspor timah kita tertinggi di India, kemudian Tiongkok dan Korea Selatan tertinggi dan diikuti Singapura dan Jepang. Total nilai ekspor kelima negara tujuan tersebut Januari-September 2024 sebesar US$713,83 juta,” ungkap Kepala BPS Bangka Beliting, Toto, Jumat (1/11/2024).

Toto tak menampik adanya kasus pertimahan saat ini membuat geliat ekspor timah terhambat Selain itu dia juga metuturkan jika kondisi cadangan timah, khususnya di darat yang semakin berkurang.

"Kalau kita lihat timah ini harus ada kuotanya untuk ekspor dan dari sisi timah perlu kejelasan dan ketegasan proses hukum sendiri, RKAB sifatnya menunggu, kalau proses ini masih ter punggung ke pengadilan mungkin di tahun 2025 masih menunggu. Terus beberapa tempat di darat sudah tidak layak dilakukan penambangan, sehingga ketersediaan barang untuk di ekspor ini makin berkurang," ucapnya.

Sementara itu untum non timah, nilai ekspor komoditas lemak & minyak hewan/ nabati masih mendominasi. Nilai ekspor golongan ini pada September 2024 adalah sebesar US$16,14 juta atau juga terjadi penurunan dari bulan lalu.

Toto menyebut, Tiongkok menempati urutan pertama pangsa ekspor nontimah, diikuti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

"Sejauh ini ekspor non timah masih didominasi keperluan dalam ekspor minyak sawit, namun karena sebagian industri di pengolahan sawit ini terganggu finansialnya karena bosnya juga bergerak di timah,"tuturnya.

Menurutnya, lada menjadi komoditi non timah yang memiliki peluang ekspor di Bangka Belitung.

"Komoditas penunjang yang berpotensi di Babel ini lada, namun perlu ditingkatkan lagi dengan pemerintah atau stakholder melakukan pembinaan, pengadaan bibit lada, perawat dan lainnya agar petani lada mulai naik lagi," tutur. (Bangkapos.com/Sela Agustika)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved