Imlek 2025

Sambut Imlek 2025, Umat Tionghoa Ibadah Bersama di Kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang

Henry Kurniawan menjelaskan makna menyalakan lilin dalam tradisi Imlek adalah sebagai penerangan bagi perjalanan hidup di tahun yang akan datang

Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Hendra
(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)
SEMBAHYANG IMLEK 2025 - Umat Tionghoa melakukan sembahyang awal tahun baru Imlek 2025 di Kelenteng Kwan Tie Miau, Pangkalpinang, Selasa (28/1/2025) malam. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Puncak perayaan malam Tahun Baru Imlek 2025 ditandai dengan prosesi menyalakan lilin dan ibadah doa bersama di Kelenteng Kwan Tie Miau, Kota Pangkalpinang, Selasa (28/1/2025) malam. 

Suasana ibadah ratusan umat Tionghoa di Kelenteng Kwan Tie Miau terlihat penuh kekhidmatan

Sejak pukul 23.00 WIB, masyarakat mulai menyalakan lilin, ratusan lilin merah ini dinyalakan satu per satu dan melakukan sembahyang awal tahun sekaligus doa bersama.

Suasana kelenteng yang semula redup berubah menjadi terang benderang setelah ratusan lilin besar dinyalakan.

Nyala api dari lilin-lilin merah tersebut menciptakan cahaya yang memenuhi setiap sudut kelenteng, menambah kesan sakral dan penuh harapan di awal tahun yang baru.

Asap dupa yang mengepul memenuhi ruangan, namun tetap terkendali berkat alat penyedot asap yang terpasang di beberapa titik kelenteng.

Ketua Yayasan Kelenteng Kwan Tie Miau, Pangkalpinang, Henry Kurniawan, menjelaskan makna menyalakan lilin dalam tradisi Imlek adalah sebagai penerangan bagi perjalanan hidup di tahun yang akan datang.

"Lilin yang menyala melambangkan harapan baru dan penerangan bagi perjalanan hidup di tahun yang akan datang. Cahaya lilin juga menjadi simbol kebijaksanaan dan keberkahan yang diharapkan menyertai umat sepanjang tahun ini," ungkapnya kepada Bangkapos.com, Selasa (28/1/2025) malam.

Setelah lilin dinyalakan, masyarakat melakukan doa bersama. Mereka berdiri berbaris, mengangkat dupa dengan khusyuk sambil memanjatkan harapan terbaik di tahun yang baru. 

"Sembahyang awal tahun ini adalah bentuk syukur dan permohonan kepada Tuhan serta para leluhur agar diberikan kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang berlimpah," tambah Henry.

Kesakralan sembahyang awal tahun ini begitu terasa. Di tengah suasana hening, hanya terdengar bisikan doa dan gemericik api lilin yang menyala. 

Beberapa umat tampak menundukkan kepala, larut dalam kekhusyukan doa mereka. Sementara itu, aroma dupa yang khas memenuhi udara, membawa ketenangan bagi mereka yang beribadah.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved