Profil Tokoh

Sosok Abdurrahman Wahid Alias Gus Dur, Presiden ke-4 RI yang Hapus Dwifungsi ABRI

Puncaknya, pada masa pemerintahan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Dwifungsi ABRI dihapus dengan cara mereformasi TNI.

|
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Tribun Bali
GUS DUR -- Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur 

Masih di tahun yang sama, Gus Dur pergi ke Yogyakarta untuk mengenyam pendidikan.

Ia sempat bersekolah di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Gowongan, sekaligus menetap di Pesantren Krapyak.

Namun, karena tidak bisa beraktivitas secara leluasa di pesantren, Gus Dur meminta pindah ke kota dan menetap di rumah H Junaedi, yang merupakan seorang pimpinan lokal Muhammadiyah.

Tamat dari sekolah itu, Gus Dur melanjutkan pendidikannya di Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, yang dipimpin KH Chaudhary.

Dua tahun berselang, ia kembali ke Jombang dan menetap di Pesantren Tambak Beras hingga berusia 20 tahun.

Di usia 22 tahun, Gus Dur berangkat menuju ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menuju Mesir guna melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar.

Namun, sesampainya di Mesir, Gus Dur tidak langsung berkuliah di sana, melainkan masuk ke Madrasah Aliyah lebih dulu.

Setelah menyelesaikan sekolahnya di Mesir, Gus Dur berkunjung ke universitas-universitas lain.

Akhirnya, Gus Dur memutuskan tinggal di Belanda selama enam bulan, sekaligus membentuk suatu perkumpulan bernama Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia.

Kiprah selama Orde Baru

Pada 1971, Gus Dur kembali ke Indonesia. Selama masa pemerintahan Orde Baru, ia disibukkan dengan berbagai kegiatan.

Ia memulai karier dengan mengembangkan pendidikan di pesantren dan menjadi seorang jurnalis.

Pada 1980-an, Gus Dur terjun ke dunia politik, sebelum akhirnya memilih berhenti dan fokus berkegiatan di Nahdlatul Ulama (NU).

Di NU, Gus Dur berperan dalam mereformasi dan menghidupkan organisasi ini, yang tadinya dianggap stagnan.

Pada 1984, ia pun terpilih menjadi Ketua NU. Jabatan ini kembali ia pegang setelah memenangkan suara dalam Musyawarah Nasional 1989.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved