Opini
Dari 'Gaptek' Jadi 'Tech-Savvy': Transformasi SDM di Era Serba Digital di Provinsi Bangka Belitung
Fenomena "gaptek" atau gagap teknologi yang masih meluas harus segera diatasi agar Babel dapat bersaing di era digital.
Oleh: Netta Shofa
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung
Transformasi digital telah menjadi kebutuhan mendesak bagi setiap daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Dengan potensi besar sebagai pusat ekonomi berbasis sumber daya alam, Babel kini menghadapi tantangan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu beradaptasi dengan teknologi modern.
Fenomena "gaptek" atau gagap teknologi yang masih meluas harus segera diatasi agar Babel dapat bersaing
di era digital.
Artikel ini mengupas transformasi SDM Babel dari "gaptek" menjadi "tech-savvy" dengan data, analisis, dan strategi mendalam.
Potret Digitalisasi di Bangka Belitung
Bangka Belitung telah menunjukkan langkah awal dalam transformasi digital melalui implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). SPBE mencakup 12 layanan terintegrasi yang mempermudah akses masyarakat terhadap layanan publik, seperti e-government dan e-katalog.
Namun, meskipun infrastruktur digital mulai berkembang, tantangan besar masih ada pada aspek pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Data dari Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024 menunjukkan skor Babel sebesar 47,62. Sementara skor keterampilan digital mencapai 63,12, pilar pemberdayaan hanya berada di angka 27,54. Ini menunjukkan bahwa meskipun infrastruktur tersedia, literasi digital masyarakat masih rendah.
Di sektor ekonomi, UMKM - yang menjadi tulang punggung perekonomian Babel dengan lebih dari 80.000 unit usaha masih menghadapi kesulitan dalam adopsi teknologi.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang memengaruhi adopsi digital oleh UMKM adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan terkait teknologi.
Tantangan Transformasi SDM Babel:
1. Kesenjangan Literasi Digital
Kesenjangan literasi digital menjadi tantangan utama. Banyak pelaku UMKM dan pekerja lokal belum memahami manfaat teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis mereka.
2. Infrastruktur yang Belum Merata
Kolaborasi Gerakan 7 Kebiasaan Luar Biasa Anak Indonesia Dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia |
![]() |
---|
Menyambut Era Energi Baru Nasional dengan Pembangunan PLTN Pertama di Indonesia |
![]() |
---|
Evaluasi Proses Dispensasi Nikah di Peradilan Agama, Antara Perlindungan Anak dan Kepastian Hukum |
![]() |
---|
Membumikan Dakwah Humanis di Era Cyber Media |
![]() |
---|
Lebaran dan Ampunan |
![]() |
---|