Viral Kisah Mentan Andi Amran Ditegur Wapres Usai Tutup Perusahaan Mafia Beras, Pas Zaman Siapa?

Amran hanya menyebut jabatan wakil presiden tanpa mengungkapkan era kepemimpinan dan identitasnya. 

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Tribun Toraja/IST
MENTAN ANDI AMRAN DITEGUR WAPRES - Foto sosok Andi Amran Sulaiman.  Kisah Mentan Andi Amran ditegur Wapres usai menutup perusahaan mafia beras viral di media sosial. 

BANGKAPOS.COM - Kisah Mentan Andi Amran ditegur Wapres usai menutup perusahaan mafia beras viral di media sosial.

Kisah itu terungkap saat Amran memberikan sambutan di wisuda Universitas Hasanuddin pada Kamis (10/4/2025).

“Saya juga, kami pernah ditegur Wakil Presiden. Gara-gara ada mafia beras, kami tutup perusahaannya. Ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya,” ujar Amran.

Hanya saja, Amran tak menyebutkan siapa sosok wakil presiden yang ia ceritakan.

Amran hanya menyebut jabatan wakil presiden tanpa mengungkapkan era kepemimpinan dan identitasnya. 

Hanya saja, Amran mengatakan dirinya berterima kasih atas teguran tersebut.

Lantas Andi Amran Sulaiman menjabat saat zaman Presiden dan Wapres siapa saja?

Profil Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaimanadalah seorang bangsawan bugis dan pengusaha berkebangsaan Indonesia yang menjabat Menteri Pertanian sejak 25 Oktober 2023 (era Presiden Prabowo Subianto & Wapres Gibran Rakabuming Raka) dan 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019 (era Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla).

 Lahir pada 27 April 1968, usia Andi Amran Sulaiman saat ini adalah 57 tahun.

Sebelum menjadi menteri, ia adalah pemimpin Tiran Group, sebuah perusahaan konglomerat yang bermarkas di Makassar ini sebagian besar beroperasi di Indonesia Timur menjadikannya menteri terkaya yang diangkat ke kabinet baru.

Sejak pemerintahan Prabowo subianto dan gibran rakabuming raka, ia kembali terpilih sebagai menteri pertanian indonesia untuk kesekian kalinya pada kabinet merah putih 2024-2029

Biodata

Nama Lengkap: Andi Amran Sulaiman

Tempat/Tanggal Lahir: Bone, Sulawesi Selatan, 27 April 1968

Riwayat pendidikan:

SD Inpres 10 Mappesangka, Bone (1982)
SMP Negeri Ponre, Bone (1985)
SMA Negeri Lappariaja, Bone (1988)
S-1 Ilmu Pertanian Universitas Hasanuddin (1993)
S-2 Ilmu Pertanian Universitas Hasanuddin (2003)
S-3 Ilmu Pertanian Universitas Hasanudddin (2012)

Riwayat pekerjaan/jabatan: 

Kepala Operasi Lapangan PT Perkebunan Nusantara XIV (1994)
Kepala Logistik PT Perkebunan Nusantara XIV (1997)
Pendiri PT Tiran Group (1998)
Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Kerja Widodo-Jusuf Kalla (2014-2019)
Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo-Ma’ruf Amin (2023-2024)
Menteri Pertanian Kabinet Prabowo-Gibran (2024)
Setelah lulus kuliah, Sulaiman bekerja di PT Perkebunan Nusantara XIV. Ia memulai kariernya sebagai kepala operasi lapangan di sebuah pabrik gula pada tahun 1994, dan dipromosikan sebanyak 4 kali selama enam tahun pertamanya di perusahaan tersebut, dengan puncaknya sebagai kepala logistik.

Dia mengundurkan diri setelah 15 tahun. Kemudian, ia mendirikan bisnisnya sendiri, dimulai dengan patennya atas racun tikus (bernama "Tiran" sebagai akronim dari Tikus diracun Amran) dan berkembang pesat, mencakup 10 perusahaan dengan pendapatan tahunan gabungan mendekati US$1 miliar pada tahun 2014 Ia menerima penghargaan sipil Satyalancana Pembangunan dari Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.

Joko Widodo mengumumkan pengangkatannya sebagai Menteri Pertanian pada 26 Oktober 2014 (Di Lantik Kembali 25 Oktober 2023), dan ia dilantik keesokan harinya.

Ia kemudian menjadi menteri dengan kekayaan bersih tertinggi yang dilaporkan, senilai Rp330,8 miliar pada November 2014.

Target kementeriannya adalah swasembada 4 komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, dan gula dalam waktu 3 tahun serta perbaikan sistem irigasi di 11 provinsi di Indonesia.

Ia berhasil selamat dari dua perombakan kabinet yang dilakukan oleh Widodo, yang dilakukan masing-masing pada tahun 2015 dan 2016 meskipun ada rumor awal tentang penggantinya.

Itulah profil Amran Sulaiman, yang dipercaya menjadi Menteri Pertanian di Kabinet Prabowo-Gibran yang kini tengah trending imbas ditegur Wakil Presiden.  

Kontroversi

Sebelumnya, Andi Amran Sulaiman juga menjadi sorotan setelah pernyataannya viral di media sosial yang mengatakan memecat sejumlah orang di Kementerian Pertanian karena terlibat dalam kasus Korupsi.

Amran mengaku telah mengambil langkah tegas dengan memecat empat pejabat Kementan.

 Dua di antaranya seorang direktur.

Amran bercerita bahwa ia mendapat laporan dari SMS soal keterlibatan seorang pejabat Kementan dalam praktik korupsi.

Dalam SMS yang Amran terima, pejabat itu disebut menerima uang kurang lebih Rp 10 miliar.

Selain itu, dalam sebuah cuplikan video wawancaranya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menceritakan bagaimana ia bisa menemukan pejabat korup di lingkungan Kementerian Pertanian.

“Ini menarik kami lagi produksi, kami lagi produksi jagung waktu itu, lagi peak season, panen puncak tiba-tiba impor masuk itu nilainya 6 trilliun,” ujar Amran.

Ia melanjutkan, “Kami langsung cek di Surabaya waktu itu, kami ketemu Dirjen, kami tanya Pak Dirjen kenapa ada impor (dan dijawab) Pak biasanya memang begitu”

Jawaban Dirjen ini pun membuat Amran menggelengkan kepala tak percaya, bagaimana bisa kesejahteraan rakyat digadaikan dengan kebiasaan yang sebenarnya harus dihapuskan.

Amran juga tak segan untuk menegur Dirjen “Tahu nggak kamu membunuh rakyat Indonesia, Petani jagung kita, katakanlah 10 juta atau 20 juta petani ini pasti langsung bangkrut seketika.”

Dengan adanya impor yang dikatakan “biasanya memang seperti itu” Amran mengkalkulasi bahwa kerugian Petani jagung Indonesia bisa mencapai hingga Rp 40 trilliun.

Saat itu juga Amran mengubah prosedur impor dan berusaha untuk bertemu dengan pihak terkait sendirian.

Ia mengatakan bahwa ia tidak mau bersama ajudan maupun sopir saat menjalankan misi khusus karena sekalipun orang kepercayaan mereka bisa menjadi sumber dari kebocoran informasi negara.

Ia sengaja pura-pura meminta “jatah” hasil impor untuk menangkap secara langsung siapa saja pejabat terkait yang tega memakan uang rakyat.

Amran bahkan merekam percakapannya dengan “oknum” tersebut sebagai bukti untuk memecat para koruptor di lingkungan Kementerian Pertanian.

(kompas.tv/ Tribun Kaltim/ Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved