Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani Tutup Operasional Jembatan Emas, Ini Alasannya
Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani Tutup Operasional Jembatan Emas, Ini Alasannya
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM,BANGKA - Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani Tutup Operasional Jembatan Emas, Ini Alasannya.
Masyarakat Bangka Belitung tentu tak asing lagi ketika mendengar nama Jembatan Ekonomi Maulana Ali Suroso (Emas).
Jembatan ini menjadi ikon untuk masyarakat Provinsi Bangka Belitung.
Namun di balik megahnya jembatan ini, ada anggaran yang tak kalah besar yang harus dikeluarkan setiap tahunnya.
Untuk itu Jembatan ini akan dibuat terus terbuka atau tak bisa dilakui oleh kendaraan roda dua dan empat lagi.
Hal ini dikarenakan biaya operasional buka tutup jembatan emas hingga Rp 1 Miliar lebih, membuat ikon Provinsi Bangka Belitung kini tak lagi dibuka untuk kendaraan melintas.
Baca juga: Jokowi Dicecar 35 Pertanyaan oleh Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya Soal Ijazah Palsu
Hal ini pun diungkapkan Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, usai melakukan peninjauan ke alur Pelabuhan Pangkalbalam.
"Jembatan itu sudah saya buka untuk bisa dilewati kapal, dan tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Selama lima tahun saya bertugas akan ditutup karena biaya sangat tinggi, biaya hampir Rp1,6 Miliar satu tahunnya itu anggaran bisa kita untuk lain," ujar Hidayat Arsani, Rabu (30/4/2025)
Kebijakan tersebut dilakukan, guna mengantisipasi kerusakan sistem buka tutup jembatan yang nantinya akan berdampak kepada perekonomian di Provinsi Bangka Belitung.
"Tidak ada jaminan suatu hari mesinnya jebol, karena sparepart tidak adalagi di dunia ini," ucapnya.
Sementara itu pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf khususnya, kepada masyarakat yang menggunakan transportasi darat.
"Jadi saya sebagai gubernur mohon maaf kepada rakyat jembatan ini terpaksa saya buka, demi keselamatan tranportasi pelabuhan ini. Kalau tutup yang masuk tidak bisa yang keluar tidak bisa, maka terjadi kelumpuhan ekonomi," ungkapnya.
Pemulihan Ekonomi
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung terus berupaya mendorong pemulihan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, yang dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan tren penurunan signifikan.
Wakil Gubernur Bangka Belitung, Hellyana pun melakukan pertemuan strategis dengan Moch. Turino Junaedy, Wakil Ketua Umum Bidang Perizinan Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI), di Badan Penghubung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jakarta Timur, Selasa (29/4/2025) kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, Wagub Hellyana menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bersama sektor swasta, khususnya dalam hal investasi dan perdagangan.
Ia menekankan pentingnya masukan dari REI terkait peningkatan iklim investasi di Bangka Belitung, termasuk melalui misi perdagangan, hilirisasi komoditas unggulan, serta optimalisasi potensi daerah seperti sektor pariwisata, perikanan, dan perkebunan.
“Kami butuh mitra strategis yang mampu melihat potensi besar Bangka Belitung, bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Hellyana, dalam rilis yang diterima Bangkapos.com, Rabu (30/4/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Hellyana, mengapresiasi tawaran dari REI untuk membawa misi dagang ke Bangka Belitung.
Ia menilai langkah ini sejalan dengan visi dan misi kepemimpinannya dalam membangkitkan perekonomian daerah.
Menurutnya, upaya ini bukan hanya simbolik, tetapi merupakan langkah awal untuk menunjukkan keseriusan menghadirkan solusi nyata terhadap perlambatan ekonomi yang sedang dihadapi Babel.
“Pertumbuhan ekonomi kita sempat menyentuh angka 0,77 persen, mengalami penurunan hingga 82,42 persen dibanding tahun 2023. Ini tentu memprihatinkan, namun kita tidak boleh patah semangat untuk terus mencari jalan keluar,” katanya.
Ia menekankan meskipun situasi sulit, semangat optimisme harus tetap dijaga, terutama karena Bangka Belitung memiliki kekayaan alam yang luar biasa sebagai modal pembangunan ke depan.
Wagub Hellyana juga menyampaikan harapannya agar misi dagang ini dapat dikaitkan langsung dengan program hilirisasi nasional.
Ia menyebutkan bahwa potensi seperti timah, mineral ikutan, dan tambang-tambang lainnya di Bangka Belitung harus segera diolah secara maksimal di dalam negeri.
“Hari ini, kita bicara bukan lagi soal bahan mentah, tapi tentang bagaimana kita bisa menyelamatkan dan mengangkat kembali ekonomi Babel melalui hilirisasi dan kolaborasi strategis,” ungkapnya.
Hellyana menegaskan sektor ekonomi menjadi prioritas utama dalam visi dan misi kepemimpinan sejak awal dilantik bersama Gubernur.
Menurutnya, arah pembangunan daerah harus selaras dengan kebijakan nasional, terutama dalam mendorong hilirisasi sektor unggulan seperti pertambangan, pertanian, perikanan, dan perkebunan.
“Kami ingin Bangka Belitung tidak hanya dikenal sebagai penghasil bahan mentah, tapi juga menjadi wilayah yang mampu mengolah dan memberi nilai tambah pada sumber daya lokal,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang ramah, transparan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Moch. Turino Junaedy menyampaikan paparan terkait strategi peningkatan transaksi ekonomi dan investasi di daerah, khususnya di Bangka Belitung.
Ia menekankan, pentingnya sinergi antara pengusaha dan pemerintah daerah.
“Kami ini ikut asosiasi pengusaha agar bisa menjembatani kepentingan pelaku usaha dengan regulasi yang berlaku. Ini juga bagian dari ikhtiar mendorong pertumbuhan ekonomi daerah seperti Bangka Belitung,” ujar Junaedy.
Dalam kesempatan tersebut, Junaedy hadir bukan hanya sebagai pribadi, melainkan juga sebagai representasi dari berbagai organisasi strategis.
Ia menuturkan keaktifannya dalam berbagai asosiasi bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata kontribusinya dalam mendorong kemudahan investasi, khususnya bagi daerah kepulauan yang memiliki potensi besar seperti Bangka Belitung.
Sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Regulasi, Investasi, dan Perizinan di Real Estate Indonesia (REI), Junaedy kerap terlibat dalam upaya mendorong investasi properti yang berkelanjutan.
Ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Pengusaha (FORKAS), yang menjadi wadah aspirasi lintas sektor usaha.
“Kami melihat Bangka Belitung punya peluang besar, khususnya di sektor properti, pariwisata, dan pertanian yang butuh dukungan perizinan dan regulasi yang tepat,” ucapnya.
Selain itu, Junaedy juga merupakan Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Wakil Ketua Bidang Investasi dan Perizinan KADIN Jawa Timur, serta Ketua Dewan Pakar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jatim.
Meski berbasis di Jawa Timur, ia menyebut bahwa pengalaman dan jejaring yang dimilikinya siap disinergikan untuk mendukung percepatan investasi di provinsi-provinsi potensial seperti Kepulauan Bangka Belitung
(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy).
Rayakan Hari Jadi Kota Pangkalpinang ke-268, Gubernur Hidayat Arsani Sebut Momentum Berbenah Diri |
![]() |
---|
Hidayat Arsani Keliling Pangkalpinang Malam Hari Cek Poskamling dan Beri Bantuan |
![]() |
---|
Pemprov Babel Ajukan Anggaran Studi Kelayakan Pembangunan Rumah Sakit Jantung dan Stroke |
![]() |
---|
Pemprov Babel Terima Bantuan 10 Ribu Insulin Glargine dari PT Kalbe Farma Tbk |
![]() |
---|
Pemprov Babel Siap Turun Jika Satgas Timah Rugikan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.