Jembatan Perahu Haji Endang di Kerawang Beromzet Rp20 Juta Terancam Ditutup, Pemerintah Diingatkan

Jembatan perahu milik Haji Endang di Kerawang yang beromzet hingga Rp20 juta per hari terancam ditutup. Haji Endang pun mengingatkan pemerintah...

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kompas.com/ Farida
JEMBATAN HAJI ENDANG -Jembatan perahu milik Haji Endang di Kerawang yang beromzet hingga Rp20 juta per hari terancam ditutup. Haji Endang pun mengingatkan pemerintah atas rencana itu. 

Endang menyebut pengendara roda dua yang melintasi jembatan membayar Rp 2.000.

Uang tersebut digunakan untuk perawatan jembatan, jalan, penerangan, hingga gaji 40 pekerja yang mayoritas merupakan warga sekitar.

"Sekarang yang kerja 40 orang, belum keluarga, anak. Harus ditutup? Dari mana (penghasilan)? Apa suruh ngegarong anak buah saya, jadi perampok. Nah itu logika aja, pemerintah gak sembarangan," ucap Endang.

Endang juga mempertanyakan mengapa hanya jembatannya yang dipersoalkan, padahal menurutnya sudah banyak jembatan serupa yang berdiri.

"Di sini sudah banyak yang bikin kaya gini, nyontoh saya, tapi saya lihat saya cek cuma saya aja. Yang lain gak ada. Ada unsur apa ini?" ujarnya.

 Meski begitu, ia mengaku tak ingin berburuk sangka dan tetap terbuka untuk diwawancarai media sebagai bentuk edukasi.

"Untuk edukasi kepada keluarga, saudara se-tanah air, mungkin di lingkungan ada kaya gini, bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Endang juga meminta agar pihak berwenang mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi sebelum mengambil keputusan untuk menutup jembatan tersebut.

"Kalau menutup pikirkan dong dampak terhadap masyarakat sini yang orang kerja," pungkasnya.

Diketahui, jembatan tersebut dulunya merupakan perahu eretan yang dioperasikan secara manual untuk menyeberangkan kendaraan roda dua.

Kini, jembatan perahu berbasis ponton itu menjadi akses vital bagi ribuan pekerja pabrik di kawasan industri Klari dan Ciampel.

Seorang pengendara, Nugraha, mengaku sangat terbantu dengan keberadaan jembatan.

"Membantu, tidak apa-apa bayar Rp 2.000," katanya, Selasa (29/4/2025).
"Bisa jadi jalan pintas, kalau memutar lumayan lama."

Muhammad, pekerja di kawasan Surya Cipta, juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, jembatan sangat membantu mengejar waktu kerja di tengah kemacetan.

"Kalau telat takut kena sanksi. Kalau bisa jangan ditutup, diselesaikan antara kedua pihak bagaimana baiknya," ujarnya.

Awal Mula Jembatan Perahu Haji Endang di Kerawang

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved