Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka? Politikus PDIP: Jelang Pencalonan Gubernur DKI Jakarta

Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka? Politikus Senior PDIP Sebut Dicetak Jelang Pencalonan Gubernur

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
KONDISI TERBARU JOKOWI - Joko Widodo (Jokowi) terlihat pucat dengan mata yang sembab dan bibir yang berwarna pucat pasi. Hal itu diketahui saat wartawan mengunjungi rumahnya di Solo, Jawa Tengah (Jumat, 13/6/2025). Ada kabar terbaru terkait ijazah Jokowi yang disebut Dicetak di Pasar Pramuka? Politikus Senior PDIP Sebut Dicetak Jelang Pencalonan Gubernur 

BANGKAPOS.COM - Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka Kata Politikus Senior PDIP: Tahun 2012.

Keaslian Ijazah Joko Widodo atau Jokowi masih terus menjadi perhatian publik.

Terlebih saat ini ada isu baru yang menyebutkan bahwa ijazah sang mantan presiden tersebut dicetak di pasar pramuka.

Hal itu dibeberkan Politikus senior PDIP Beathor Suryadi.

Beathor menyebutkan bahwa ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka.

"Universitas Pramuka" itu disebut sebagai lokasi pembuatan ijazah Jokowi saat mendaftar ke KPU.

Hal itu terungkap dalam dialog program iNews Room pada Rabu (18/6/2025).

Beathor Suryadi menyebut bahwa ijazah Jokowi pernah dicetak ulang secara buru-buru di Pasar Pramuka.

"Cetak ulang itu menjelang pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012,"ujarnya.

Menurut Beathor, pencetakan ulang tersebut dilakukan karena saat itu terdapat kekurangan dokumen yang harus segera dilengkapi untuk keperluan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pembuatan dokumen itu dirancang dalam pertemuan antara tim inti Jokowi dari Solo dan kader PDIP DKI Jakarta di kawasan Cikini.

Beathor menyebut, dari pihak Solo ada tiga nama, yakni David, Anggit, dan Widodo.

Sementara dari kader PDIP DKI Jakarta, yakni Dani Iskandar, Indra, dan Yulianto.

"Yang mencetak ijazah ke Pasar Pramuka cuma Widodo saja. Itu atas penjelasan Dani Iskandar. Bahwa Widodo yang datang ke Pasar Pramuka untuk mencetak ijazah itu tahun 2012,"beber Beathor.

Setelah selesai, ijazah tersebut kemudian diserahkan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta, saat itu Prasetyo Edi Marsudi, bersama sejumlah pihak termasuk M Syarif dari Gerindra untuk menyerahkannya ke KPU DKI Jakarta.

Di sana, mereka bertemu dengan Ketua KPU DKI saat itu, Juri Adrianto. Namun, menurut Beathor, baik Prasetyo maupun pihak partai tidak mengetahui asal-usul dokumen ijazah yang dibawa itu. Mereka hanya menerimanya.

"Saya sudah komunikasi dengan pak Pras. Saya juga sudah pertanyakan kepada pak Syarif. Mereka melihat gitu semua ijazah, terus diserahkan ke partai, dari partai langsung ke KPUD,"pungkas Beathor.

Menurutnya, seluruh strategi dan persiapan dokumen dilakukan secara rahasia di rumah Cikini tersebut.

Widodo, yang disebut-sebut sebagai aktor kunci dalam dugaan pencetakan ini, kini menghilang sejak isu ijazah Jokowi diangkat dalam buku kontroversial karya Bambang Tri.

Beathor Suryadi juga mengungkap bahwa mantan Gubernur Lemhannas dan tokoh PDIP, Andi Widjajanto, disebut pernah melihat langsung dokumen ijazah Jokowi tersebut.

Beathor mengklaim Andi Widjajanto menyaksikan dokumen tersebut saat masa pencalonan Jokowi di Pilpres 2014. 

Namun, menurut Beathor, ijazah yang dilihat Andi Widjajanto merupakan cetakan ulang tahun 2012 yang digunakan untuk keperluan Pilgub DKI Jakarta.

Bikin Roy Suryo Cs Semakin Bersemangat

Pernyataan Beathor Suryadi tersebut pun turut diulas Refly Harun di kanal Youtube pribadinya.

"Menurut Beathor, saat persiapan pencalonan Jokowi pada Pilpres 2014, Andi Widjajanto menjadi salah satu pihak yang sempat melihat dokumen tersebut," kata Refly Harun saat membacakan berita pengakuan Beathor dikutip dari akun Youtubenya, Kamis (19/6/2025).

"Andi belum sadar saat itu kalau dokumen yang dia lihat adalah hasil cetakan 2012 saat Jokowi hendak maju Pilgub DKI. Ungkap Beathor kepada wartawan, Jumat. Lebih mengejutkan lagi Beathor mengungap bahwa dokumen tersebut dibuat di Pasar Pramuka Jakarta oleh tim inti Jokowi yang dibawa langsung dari Solo," sambung Refly. 

Namun, kebenaran kabar dari penuturan Beathor Suryadi ini, kata Refly, masih jadi pertanyaan.

Pengakuan Andi Widjajanto

Sekretaris Tim Kampanye Jokowi di Pilpres 2014, Andi Widjajanto merespons isu pencetakan ulang ijazah Jokowi yang menyeruak tersebut. Andi mengaku tak tahu menahu terkait kabar yang beredar itu.

"Yang pasti saya tidak pernah berinteraksi dengan Pak Beathor, terkait apapun, terkait ijazah Jokowi," kata Andi dikutip dari Youtube Sentana TV, Rabu (18/6/2025).

"Sebagai sekretaris tim kampanye di 2014, tugas saya memastikan kelengkapan syarat administrasi untuk KPU dan berkas itu dinyatakan lengkap," imbuhnya.

Andi mengaku saat mendapat dokumen pencalonan Jokowi itu memang dia sempat melihat ijazah Jokowi tersebut. Namun, dia kini tidak bisa membedakan antara ijazah Jokowi yang dia lihat kala itu dengan foto ijazah Jokowi yang beredar saat ini.

"Saya melihat ijazahnya. (Mirip atau tidak dengan foto ijazah Jokowi viral) Saya cenderung gak ingat ya, di 2014 itu tidak ada di kepala saya pertanyaan tentang keaslian ijazah," katanya.

"Saat itu di kepala saya, seseorang yang sudah dicalonkan, sudah dua kali wali kota, sudah satu kali gubernur, tidak ada di kepala saya untuk mengecek keaslian ijazah," sambung Andi.

Saat itu, Andi mengaku tidak menaruh curiga apapun. "Menurut saya itu proses administrasi normal saja di 2014, saya tidak betul-betul mengingat apakah ada keanehan," katanya.

Namun, dia memang mengenal tiga nama yang disebut di kabar beredar dari penuturan Beathor Suryadi ini.

"Kenal, kenal baik," kata Andi terkait sosok David, Anggit dan Widodo.

Reaksi Rismon Sianipar

Sementara, Rismon Sianipar mengatakan bahwa tiga nama di kabar yang heboh soal pencetakan ijazah di Pasar Pramuka itu dia yakini nyata. 

Itu berdasarkan pengakuan Andi Widjajanto selaku Sekretaris Tim Kampanye Jokowi di Pilpres 2014.

"Yang kita tanyakan Pak Andi, real ya. Artinya begini, bahwa tim dari pencalonan gubernur dan capres dari Pak Widodo, Pak David dan Pak Anggit," kata Rismon.

Dia mengatakan bahwa ketiga orang tersebut merupakan tim yang menyerahkan dokumen Jokowi ke Andi Widjajanto. "Jadi orangnya real ketiga itu, David, Anggit dan Widodo. Mudah-mudahan kita bisa ketemu salah satu atau ketiganya,"ujar Rismon Sianipar dikutip dari TribunnewsBogor.com dengan judul Heboh! Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka?, Tim Kampanye 2014 Buka Suara, Rismon Sianipar: Real

Diunggah ulang Tifauzia Tyassuma

Terkait pengakuan politikus PDIP Beathor Suryadi tersebut, turut diunggah dr. Tifauzia Tyassuma melalui akun media sosial X (Twitter).

dr. Tifauzia Tyassuma dalam unggahan yang tayang pada Senin, 16 Juni 2025 pukul 18.54 WIB, menyebut nama Beathor Suryadi, tokoh PDIP, sebagai orang yang pernah menyinggung soal tempat pembuatan ijazah Jokowi.

"Universitas Pasar Pramuka (UPP) ditutup tahun 2012, dirobohkan habis 2015. Yang menurut Beathor Suryadi tokoh PDIP, adalah tempat pembuatan ijazah yang dididaftarkan ke KPU DKI Jakarta," tulis Tifauzia, dilansir TribunBengkulu.com.

Cuitan itu langsung viral, ditayangkan lebih dari 300 ribu kali dan menuai berbagai komentar dari warganet.

"Bisa jadi yg di sampaikan Bambang Tri itu benar semua. Joko Widodo adalah orang yg sangat misterius asal usulnya, anaknya siapa sampai ijazah semua serba rekayasa," tulis akun @Djoko Widodo.

Namun komentar lain menyebut lokasi tersebut sudah tidak ada lagi sejak terjadi kebakaran akhir 2024.

Nasib Siswa Al Kareem Islamic School di Bekasi Biaya Masuk Mahal Rp 23 Juta Ternyata Bodong
"Salah dok... Ditutup habis setelah terjadi kebakaran pada bulan Desember 2024, sebelumnya masih ada beberapa lapak di sana... kebetulan rumah saya dekat dengan lokasi tersebut," tulis akun @Gnuga Anaylum.

Ada pula yang membenarkan reputasi Pasar Pramuka sebagai tempat pemalsuan dokumen.

"Tukang setting di Pasar Pramuka emang terkenal banget tmpat bikin ijazah palsu. Soalnya saya pernah coba-coba mau bikin, sampe ditawarin pake kertas & hologram yg asli," ungkap akun @ghuzzan.

Pihak Roy Suryo Cs Yakin Menang

Oleh karena itu, terkait perkara dugaan kasus ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini, diyakini akan dimenangkan Roy Suryo dan kawan-kawan. Hal itu disampaikan pengacara Roy Suryo, Ahmad Khozinudin dalam podcast Madilog, yang disiarkan kanal Youtube Forum Keadilan TV.

Ahmad menjelaskan, dirinya melihat perbedaan kondisi, antara kasus yang dialami pakar telematika Roy Suryo bersama ahli digital forensik Rismon Sianipar, dan Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa, dengan Bambang Tri dan Sugi Nur Rahardja (Gus Nur).

Katanya, meskipun pokok permasalahan yang diangkat sama-sama terkait kasus dugaan ijazah palsu Jokowi, namun kondisi Jokowi di saat kasus ini terangkat kembali di tahun 2025 mengundang sorotan publik yang lebih tajam. 

"Kenyataan hari ini yang ingin saya tegaskan kembali sebagai sebuah fakta yang kami syukuri, yakni hari ini publik, masyarakat membersamai perjuangan Roy Suryo dan kawan-kawan," ujarb Ahmad dikutip pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Menurutnya, perhatian publik hari ini semakin menyeruak lantaran pihak yang menyoal ijazah Jokowi merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), tidak seperti Bambang Tri dan Gus Nur yang notabene orang luar kampus.

"Hari ini saya percaya menghadapi realitas baik, bahkan baik sekali. Kenapa demikian? Karena hari ini persoalan ijazah itu sendiri tidak hanya dipersolakan Bambang Tri dan Gus Nur dengan mubahalahnya," tutur Ahmad.

"Hari ini justru yang mengkritisi soal ijazah ini alumni UGM itu sendiri. Bahkan mereka ini dengan jenjang pendidikan S2 setidaknya, yakni Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifauzia," sambungnya.

Yang lebih membuat yakin Ahmad memenangkan perkara sebagai pengacara Roy Suryo dan kawan-kawan yang juga pernah membela Bambang Tri dan Gus Nur pada 2022 lalu, terdapat fakta hukum yang tidak bisa terbantahkan di muka umum, bahwa Jokowi dan pembela hukumnya tidak pernah mneunjukkan kepada publik fisik ijazah S1 Fakultas Kehuatanan UGM Jokowi yang diklaimnya asli.

"Artinya boleh saja otoritas kekuasaan memenangkan perkara ini dengan memaksakan klien kami sebelumnya, Bambang Tri dan Gus Nur dianggap mengedarkan kabar bohong tentang ijazah palsu, walaupun sepanjang 6 bulan persidangan itu tidak pernah hadir barang yang asli, padahal itu sudah diperintahkan oleh hakim agar dihadirkan jaksa selaku pihak yang menuntut di tahun 2022, tapi tidak pernah muncul," katannya.

Oleh karena itu, Ahmad meyakini Roy Suryo dan kawan-kawan yang menyoal kembali keaslian ijazah Jokowi punya poptensi menang yang lebih tinggi.

Namun sebaliknya, persoalna ini justru dia anggap akan menjadi malapetaka bagi Jokowi.

"Artinya saya tidak melihat ini mimpi buruk, tapi justru ini kenyataan yang baik. Dan bahkan mungkin boleh jadi ini menjadi mimpi buruk saudara Joko Widodo," tuturnya.

 KISRUH IJAZAH : Pakar telematika KRMT Roy Suryo menilai ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak identik dengan ijazah lainnya yang dibandingkannya. Roy Suryo menyebut hasil identifikasinya membantah kesimpulan Puslabfor Bareskrim Polri soal keaslian ijazah Jokowi yang sebelumnya dikatakan identik. (Serambinews)
Jauh sebelum Beredar Isu Pasar Pramuka, Sudah Diklarifikasi UGM dan Bareskrim Polri

Jauh sebelum isu "Universitas Pasar Pramuka" ini mencuat, KPU, UGM dan Bareskrim Polri sudah menegaskan keaslian ijazah Jokowi.

Lembaga tersebut yang paling berwenang untuk mengonfirmasi kebenaran ijazah tersebut.

Berikut adalah poin-poin penting dari klarifikasi resmi UGM:

Status Mahasiswa dan Kelulusan: 

UGM memastikan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM. Ia terdaftar sebagai mahasiswa sejak tahun 1980 dan dinyatakan lulus pada 5 November 1985.

Bukti Dokumen Lengkap: 

Pihak universitas menyimpan seluruh catatan akademik Jokowi, mulai dari dokumen ujian skripsi hingga salinan skripsi aslinya. Dokumen-dokumen ini telah diperlihatkan kepada publik untuk menepis keraguan.

Siap Bersaksi di Pengadilan: 

Wakil Rektor UGM, Prof. Wening Udasmoro, menegaskan bahwa UGM memberikan penjelasan berdasarkan data dan fakta. "Ini bukan soal membela siapa, tidak. Tapi bahwa kami dalam posisi ini adalah menjelaskan sebagai sebuah lembaga yang memiliki dokumen," ujar Profesor Wening.

UGM bahkan menyatakan kesiapannya untuk menjadi saksi jika ada proses pengadilan. Keraguan mengenai jenis huruf atau font pada ijazah dan skripsi juga telah dijawab.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menjelaskan bahwa penggunaan font seperti Times New Roman dan sampul yang dicetak di percetakan adalah hal yang lazim pada masa itu, meskipun isi skripsi masih diketik manual.

Penyelidikan Polisi dan Hasil Uji Forensik:

Tidak hanya UGM, aparat penegak hukum juga telah turun tangan. Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pernah melakukan penyelidikan atas laporan dugaan ijazah palsu Jokowi.

Pada Mei 2025, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, secara resmi mengumumkan bahwa penyelidikan dihentikan. 

Keputusan ini diambil setelah tim laboratorium forensik (labfor) melakukan uji mendalam. Hasilnya menyatakan bahwa ijazah Jokowi identik dengan ijazah pembanding milik rekan seangkatannya di Fakultas Kehutanan UGM, yang berarti ijazah tersebut asli.

Kenapa Pasar Pramuka Mendadak Mencuat dan Dikaitkan ke Ijazah Jokowi?

Pemprov DKI Jakarta berencana akan merevitalisasi Pasar Pramuka dengan anggaran yang cukup besar.

Pada Desember 2024, Komisi B DPRD DKI Jakarta telah  meminta Perumda Pasar Jaya bersama para pedagang Pasar Pramuka segera menyepakati skema pembayaran sewa kios untuk jangka waktu 20 tahun ke depan.

Ketua Komisi B DPRD Jakarta, Nova Harivan Paloh menjelaskan bahwa kesepakatan tersebut penting dilakukan menyusul adanya revitalisasi pasar yang memengaruhi penyesuaian harga Perpanjangan Hak Pakai (PHP).

“Kesepakatan harus segera tercapai agar kedua belah pihak, baik Perumda Pasar Jaya maupun pedagang, memiliki kejelasan terkait masa sewa pasca-revitalisasi,” ujar Nova, Senin (23/12/2024).

Dikutip dari Nasdemjakarta.com, adapun untuk masa sewa 20 tahun, Perumda Pasar Jaya dan para pedagang telah menyepakati harga Rp425 juta untuk kios di lantai dasar, dan Rp 370 juta untuk kios di lantai satu.

Nova juga mengimbau agar Perumda Pasar Jaya memberikan kenyamanan lebih kepada para penyewa dan pengunjung pasar setelah revitalisasi selesai.

“Saya sampaikan, dengan adanya revitalisasi, harus ada manfaat nyata yang dirasakan, terutama dalam hal kenyamanan, kebersihan, dan aspek lainnya,” tegas Nova.

Nova berharap revitalisasi Pasar Pramuka diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar sebagai pusat perdagangan sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi pedagang dan masyarakat.

Alasan Perumda Pasar Jaya Merevitalisasi Pasar Pramuka

Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya akan bekerja sama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) untuk merevitalisasi bangunan Pasar Pramuka.

Rencananya, penataan ini dengan menyiapkan penampungan sementara untuk sekitar 400 tempat usaha.

Selama ini, Pasar Pramuka, banyak digunakan untuk transaksi obat-obatan illegal.  Maka, untuk mengatasi masalah peredaran obat ilegal dan peningkatan kepatuhan pedagang, Pasar Pramuka harus ditata ulang.

“Penataan dilakukan tahun ini. Sekarang sedang proses untuk desain pembangunan fisik oleh Perumda Pasar Jaya yang bisa sejalan dengan upaya memberantas peredaran obat ilegal,” ujar Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM), Sofiyani Chandrawati Anwar, kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).

Menurutnya, penataan ulang akan dilaksanakan secara bertahap. 

Untuk tahap awal telah dilakukan rapat koordinasi dengan Perumda Pasar Jaya. 

Selanjutnya, dilakukan sosialisasi kepada pedagang serta diskusi kelompok terarah seperti focus group discussion (FGD). Diskusi melibatkan para pemangku kepentingan terkait sehingga akan dihasilkan rencana aksi yang berkeadilan dan berkelanjutan.

“Perumda Pasar Jaya merevitalisasi Pasar Pramuka tidak hanya terkait pembangunan fisik, namun juga terhadap penataan sistem pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan ketentuan bersama BBPOM Jakarta,” jelas Sofiyani.

Adapun peredaran obat ilegal dan sub standar diduga bersumber dari Pasar Pramuka.

Di sisi lain, pemahaman pedagang terhadap regulasi di bidang obat masih minim.

Para pedagang juga mengalami kendala dalam administrasi usaha.

Hal lain yang juga melatarbelakangi perlunya penataan ulang Pasar Pramuka adalah sistem pelayanan kefarmasian belum sesuai dengan ketentuan. Contoh, terkait perizinan dan pengelolaan obat belum sesuai dengan regulasi.

Penjualan obat ilegal di Pasar Pramuka diketahui menggunakan modus transaksi langsung di dalam pasar dan dari satu kendaraan ke kendaraan lain. Obat-obat yang dijual berasal dari distributor tidak resmi.

Adapun penualan obat-obat ilegal ini diduga dibekingi orang-orang tertentu. Sehingga bebas bertransaksi di Pasar Pramuka selama ini. BPOM pun berupaya mengatasi penjualan obat-obatan ilegal ini. 

Sebagaimana diketahui, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, saat menjadi pembicara dalam acara Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Minggu, ia menyebutkan APBD Jakarta saat ini mencapai 91 triliun yang diharapkan terus bertambah di tahun depan. Sedangkan, untuk Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) rata-rata mencapai 5-6 triliun dan real SiLPA terhitung sebanyak 2-3 triliun.

Kisah Pasar Pramuka Pojok

Sebagaimana diketahui, Pasar Pramuka terletak di Jalan Salemba Raya No.79, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Pada era 1980-an hingga awal 2000-an, kawasan ini dikenal sebagai tempat jasa pengetikan skripsi dan percetakan dokumen. Namun, seiring waktu, beberapa kios di sana berubah fungsi menjadi tempat pembuatan dokumen palsu, mulai dari akta kelahiran, buku nikah, ijazah, hingga e-KTP.

Lorong-lorong sempit dan pengap di Pasar Pramuka Pojok menjadi saksi bisu betapa mudahnya memesan dokumen palsu—hanya secepat memesan kopi.  Bahkan, menurut beberapa saksi, beberapa kios menawarkan layanan lengkap, termasuk penggunaan kertas resmi dan hologram.

Namun masa kejayaan Pasar Pramuka Pojok berakhir ketika kawasan tersebut ditertibkan dan direlokasi pada 2015, saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

Dulu, di pojok perempatan itu, puluhan kios berdempetan dalam lorong-lorong sempit dan pengap. Di situlah berbagai dokumen palsu diproduksi—semudah memesan secangkir kopi. Kini, kawasan tersebut hanya tinggal kenangan. 

Pada tahun 2024 Kompas TV memberitakan satu orang tewas akibat kebakaran yang menghanguskan 50 kios di kawasan Bekas Pasar Pojok Pramuka, di Salemba, Jakarta Pusat pada 2 Desember 2024.

Kini, keberadaan Pasar Pramuka Pojok tinggal sejarah. Kawasan yang dulu dipenuhi deretan kios pengetikan dan percetakan itu telah lama direlokasi dan akhirnya luluh lantak dalam kebakaran besar pada akhir 2024.

(Tribunnews/kompas/ttibunbengkulu/Tribunmedan/bangkapos.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved