Tribunners
Membaca Ulang Pemikiran Progresif Hamidah lewat Kehilangan Mestika
Penderitaan yang datang bertubi-tubi tidak begitu saja merontokkan daya tahan perjuangan Hamidah sebagai seorang perempuan.
Editor:
suhendri
Dokumentasi Dwi Oktarina
Oleh: Dwi Oktarina - Widyabasa Ahli Muda, Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
Penderitaan yang datang bertubi-tubi tidak begitu saja merontokkan daya tahan perjuangan Hamidah sebagai seorang perempuan. Ia mendirikan semacam sekolah, menjadi pengajar bagi anak-anak perempuan lain, juga mendapat kesempatan luas untuk mengetahui keadaan negeri Bangka pada waktu itu. Ia hadir, ditimpa masalah, bertahan, dan bertransformasi menjadi sosok perempuan yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Hamidah telah memberi contoh bagaimana seharusnya perempuan berdaya di atas kaki sendiri sekaligus tetap berpijak pada norma-norma masyarakat yang sesuai dengan prinsip dan logika. Mari membaca ulang Kehilangan Mestika dan menemukan kembali jalan pulang sebagai perempuan yang berdaya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.