Pesawat Air India Jatuh

Sosok Pilot Sabharwal dan Kopilot Kunder yang Membawa Penumpang Air India, Punya Ribuan Jam Terbang

Insiden tragis yang menimpa pesawat Air India 171 pada 12 Juni 2025 lalu menyisakan duka mendalam terutama bagi keluarga pilot. 

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Kolase Bangkapos.com/Tangkapan Layar Kompas.com
(kiri) VT-ANB, pesawat B787 Air India yang kecelakaan dalam penerbangan AI-171. (kanan) Puing pesawat Air India jatuh berserak, Kamis (12/6/2025). 

Setelah sinyal darurat tersebut keluar, pesawat tidak memberikan respons apapun sampai ditemukan terbakar dan hangus di permukiman. 

Operasional penerbangan di Bandara Ahmedabad langsung dihentikan untuk sementara waktu hingga pemberitahuan lebih lanjut usai pesawat Air India jatuh. 

"Pesawat itu jatuh tepat setelah lepas landas dari Landasan Pacu 23 di luar batas bandara," tulis One India dalam pemberitaannya, Kamis (12/6/2025). 

"Asap hitam pekat terlihat keluar dari lokasi kecelakaan. Pesawat Boeing itu, yang terlihat kehilangan ketinggian dengan cepat, jatuh di daerah Meghani Nagar, dekat bandara," tambah media tersebut.

Kopilot Clive Kunder

Kopilot Clive Kunder berusia 32 tahun. Ia mengantongi lisensi pilot komersial yang diterbitkan pada 2020 dan berlaku hingga 26 September 2025. 

Kunder memiliki izin untuk menerbangkan Cessna 172 dan Piper PA-34 Seneca sebagai pilot komando, serta berperan sebagai kopilot di Airbus A320 dan Boeing 787. 

Total jam terbang Kunder tercatat sebanyak 3.403 jam, dengan 1.128 jam di antaranya sebagai kopilot Boeing 787. Sejak duduk di bangku sekolah, Kunder diketahui sudah memiliki ketertarikan besar pada dunia penerbangan.

Menurut keterangan keluarga yang dikutip media India, ia mulai aktif sebagai pilot pada 2012 dan bergabung dengan Air India pada 2017.

Salah Tekan Sakelar Kontrol Bahan Bakar?

Teka-teki penyebab jatuhnya Air India Penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang di Ahmedabad, India, Juni 2025 terus diselidiki setelah hasil investigasi awal dirilis. 

Dari hasil rilis investigasi awal, Sabtu (12/7/2025) dilaporkan, kedua sakelar kontrol bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi cut-off hanya beberapa detik setelah lepas landas. 

Posisi ini biasanya hanya diaktifkan setelah pesawat mendarat, bukan saat mengudara. 

Akibatnya, kedua mesin pesawat kehilangan suplai bahan bakar. Salah satu mesin sempat menyala kembali, sementara mesin lainnya belum sempat memberikan daya dorong yang memadai saat pesawat jatuh.

Rekaman suara kokpit menjadi fokus investigasi. Dalam rekaman, terdengar salah satu pilot bertanya, "Mengapa kamu melakukan cut-off?", yang dijawab, "Aku tidak melakukannya." 

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved