Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

BEREDAR Hasil Autopsi NSA Sebut Arya Daru Tewas Dibunuh, Polisi: Hasil Sudah di Tangan Penyelidik

Misteri kematian Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (39) menyeruak setelah beredar hasil autopsi dari National Security Agency (NSA)

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Youtube Nusantara TV, Kompas.com, rekaman CCTV Rilis Polda Metro Jaya
MISTERI KEMATIAN ARYA DARU - Arya Daru terekam sempat berada di Rooftop Gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berlantai 16 tempatnya bekerja, 10 jam sebelum ditemukan tak bernyawa. 

BANGKAPOS.COM – Misteri kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) menyeruak setelah beredar hasil autopsi dari National Security Agency (NSA).

Dari hasil autopsi menyebut penyebab kematiannya karena dibunuh dan bukan bunuh diri ramai beredar.

Terkait hasil autopsi dari NSA yang menyebut kematian Arya Daru bukanlah bunuh diri melainkan dibunuh atau pembunuhan, Polda Metro Jaya meminta agar menanyakan pada pihak yang menyampaikan.  

Baca juga: UNGKAP Sosok Dalam Kamar Diplomat Arya Daru, Temuan Sidik Jari dan DNA Jadi Bukti Penyidik

Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya menegaskan informasi yang beredar terkait hasil autopsi Arya Daru tersebut tidak resmi dan bukan berasal dari kepolisian.  

“Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan kepada pihak yang menyampaikan," kata Ade Ary. 

Yang jelas, kata Ade, semua fakta-fakta yang ditemukan akan dikumpulkan sehingga nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua, barulah semuanya bisa disimpulkan.

"Ada beberapa ahli yang dilibatkan, beberapa hasilnya sudah ada di tangan penyelidik," kata Ade Ary, kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).

Baca juga: 3 Barang Arya Daru Jadi Petunjuk, HP Belum Ketemu, Tas Ransel dan Belanja Hilang Turun dari Rooftop

Terkait klaim yang beredar di media sosial tersebut, Ade Ary tidak secara langsung menyebutnya sebagai hoaks. 

Namun, ia menyatakan informasi tersebut tetap akan menjadi bagian dari bahan analisis penyelidikan.

“Saya tidak bisa menyebut (hoaks) ya, atau tidak bisa mengomentari, yang jelas itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik.

Kami imbau masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan berhati-hati dalam menyikapi informasi,” ujarnya.

Ade Ary menegaskan, proses penyelidikan masih terus berlangsung dan melibatkan berbagai ahli dari beragam disiplin ilmu.

“Beberapa hasil pemeriksaan dari para ahli memang sudah kami terima, namun masih ada yang belum.

Setelah semuanya lengkap, akan kami sampaikan secara utuh.

Setiap ahli akan diminta menjelaskan hasil pemeriksaannya sesuai kompetensinya,” jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved