Diduga Siswa SD Korban Perundungan

Pemkab Basel Usut Dugaan Bullying, Bupati Sebut Sekolah Sudah Beri Sanksi Tertulis

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid menyatakan pihaknya langsung bergerak cepat usai mendapat kabar dugaan perundungan di sebuah SD.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com/dokumentasi
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid 

Pemkab Bangka Selatan berharap semua pihak, baik sekolah, orang tua, dan masyarakat, dapat saling bersinergi untuk mencegah dan menangani perundungan demi menjamin hak anak atas rasa aman dan pendidikan yang layak.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas V SD Negeri 22 Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diduga menjadi korban perundungan atau bullying oleh teman sebayanya di sekolah.

Bocah laki-laki berusia 10 tahun itu pun dilaporkan meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif di RSUD Junjung Besaoh. 

Peristiwa ini menjadi perhatian publik setelah pihak keluarga membagikan unggahan di media sosial Facebook.

Dalam unggahan akun bernama Dhony Dinata, tampak foto korban yang terbaring dengan selang medis di mulut dan perban di kepala, lengkap dengan keterangan bahwa sang keponakan meninggal akibat tindakan bullying.

Dhony juga menandai akun media sosial milik Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, sembari meminta perhatian dan keadilan atas insiden yang menimpa keponakannya.

"Ini keponakan saya, siswa kelas 5 SDN 22 Rias. Menjadi korban bully oleh teman-temannya. Hari ini telah meninggal dunia di RSUD pada pukul 08.12 WIB," tulis Dhony dalam unggahan yang viral tersebut.

Baca juga: Besok Disdikbud Bangka Selatan Beberkan Dugaan Perundungan Siswa SDN 22 Toboali

Saat dihubungi Bangkapos.com, Dhony membenarkan informasi tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sebelum dilarikan ke rumah sakit, korban sempat mengalami muntah-muntah usai mengaku dikeroyok oleh teman sekolahnya. 

Korban sempat tinggal di rumah neneknya di kawasan Rawa Bangun, dan di sanalah ia mengungkapkan kejadian yang dialaminya.

Menurut pengakuan korban kepada keluarga, ia dipukul di bagian kepala dan perut.

Kondisinya memburuk, hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit pada Jumat (25/7/2025). 

Dokter menemukan adanya pembengkakan di kepala dan luka dalam di lambung.

Korban sempat menjalani operasi pada Sabtu (26/7/2025), namun nyawanya tak tertolong keesokan harinya.

Pihak keluarga sangat menyayangkan respons pihak sekolah, terutama guru yang disebut telah menerima laporan dari korban namun dianggap mengabaikan.

Halaman
1234
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved