Diduga Siswa SD Korban Perundungan
Pemkab Basel Usut Dugaan Bullying, Bupati Sebut Sekolah Sudah Beri Sanksi Tertulis
Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid menyatakan pihaknya langsung bergerak cepat usai mendapat kabar dugaan perundungan di sebuah SD.
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: M Ismunadi
"Perundungan ini bukan sekali. Ada saksi teman korban yang melihat langsung dia dikeroyok. Bahkan korban sempat tidak berani ke sekolah selama empat hari," tutur Dhony.
Terkait kasus ini, keluarga menyatakan akan menempuh jalur hukum.
Dhony berencana melapor ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Selatan pada Senin (28/7/2025), guna meminta pendampingan dan kejelasan hukum.
Saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil resmi rekam medis dari rumah sakit guna memperkuat laporan dan langkah hukum yang akan diambil.
Segera mengusut
Kepolisian Resor (Polres) Bangka Selatan memastikan akan menindaklanjuti informasi mengenai dugaan kasus perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22 Toboali, Desa Rias, Kecamatan Toboali.
Dugaan tersebut mencuat setelah seorang siswa kelas V meninggal dunia usai mendapatkan perawatan intensif di RSUD Junjung Besaoh pada Minggu (27/7/2025) pagi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bangka Selatan, AKP Raja Taufik Ikrar Bintani, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengetahui informasi mengenai peristiwa yang diduga sebagai tindak perundungan di sekolah tersebut, meskipun laporan resmi dari pihak keluarga korban belum diterima.
“Saat ini memang belum ada laporan masuk dari keluarga, namun kami sudah menerima informasi terkait dugaan perundungan tersebut,” kata AKP Raja Taufik kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) sore.
Baca juga: Sempat Jalani Operasi, Siswa SDN 22 Toboali Meninggal Dunia Diduga Akibat Perundungan
Pihak kepolisian menilai peristiwa ini perlu ditangani secara serius, mengingat perundungan di lingkungan sekolah merupakan isu krusial yang dapat berdampak buruk terhadap kondisi psikologis dan fisik anak-anak.
Menurut Raja Taufik, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa dalam menjalani proses belajar.
“Kami akan segera melakukan penyelidikan untuk mendalami dugaan kasus ini. Lingkungan pendidikan harus terbebas dari kekerasan dalam bentuk apa pun, termasuk bullying,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perlindungan terhadap anak dan pencegahan terhadap tindakan perundungan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga semua elemen masyarakat, termasuk aparat penegak hukum.
“Perundungan bukan hal sepele. Ini menyangkut keselamatan, tumbuh kembang, dan masa depan anak-anak. Kita semua punya peran penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung perkembangan mereka,” tambahnya.
Jangan Sampai Kasus Bullying Bocah SD Ada Jilid II, Bupati Riza Minta Sekolah Rutin Cek Aduan Siswa |
![]() |
---|
Kisah Ibu Bocah ZA Diduga Korban Bullying Legowo Makam Anaknya Dibongkar, Tunggu Hasil Autopsi |
![]() |
---|
Kepastian Penyebab Meninggalnya ZA, Siswa SD Toboali Terduga Korban Bully, 2 Minggu Lagi |
![]() |
---|
Autopsi Jenazah ZA Diduga Korban Bullying Berlangsung 2,5 Jam, Ini Penjelasan Dokter Forensik |
![]() |
---|
Demi Ungkap Kematian Bocah Korban Bullying di Basel, Keluarga Setuju Autopsi dan Makam Dibongkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.