Mahasiswa UBB Ungkap Strategi Persaingan GIV dan LUX di Pasar Sabun Cair Indonesia

Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UBB mengupas tuntas strategi pemasaran kedua merk ini dalam sebuah kajian

Dokumentasi internal FEB UBB
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung (UBB) mengupas tuntas strategi pemasaran kedua merk sabun cair Indonesia 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Persaingan sengit mewarnai pasar sabun cair di Bangka Belitung. Dua merek ternama, GIV Wings Group dan LUX Unilever, sedang berlomba-lomba merebut pangsa pasar perawatan tubuh.

Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung (UBB) mengupas tuntas strategi pemasaran kedua merk ini dalam sebuah kajian menarik.

Dalam rangka mata kuliah Strategi Pemasaran, siswa kelas 23 Manajemen Pemasaran melakukan analisis case method yang mendalam soal bauran pemasaran, termasuk produk, harga, distribusi dan promosi. Kelompok terdiri dari Karin Dahlia, Nur Ella, Dwi Junita, Angelica O.D, Natasia Irwana dan Desilia Eka W. menguraikan keunggulan dan tantangan yang dihadapi masing-masing brand.

GIV menghadirkan sabun cair dengan harga ekonomis berkisar Rp25.000-Rp32.000 per kemasan 800 ml. Varian andalan seperti Mulberry & Collagen hingga Goat’s Milk & Almond Oil sangat populer di kalangan keluarga menengah ke bawah. Distribusinya yang merata mencakup pasar tradisional dan modern membuat GIV mudah dijangkau.

"Wangi GIV lekat dan tahan lama, harganya juga ramah di kantong. Kalau habis, gampang didapat," kata Gina, seorang warga yang mengaku puas.

Sementara LUX menonjolkan citra premium dengan harga Rp35.000 hingga Rp50.000. Dengan kandungan bahan aktif niacinamide dan vitamin C, LUX memberikan sensasi mandi mewah yang disukai kalangan kelas menengah ke atas. Namun, tren produk ramah lingkungan menjadi tantangan tersendiri bagi merek global ini.

"Saya senang pakai LUX karena wanginya mewah dan segar. Kalau ada varian baru yang lebih ramah lingkungan, pasti saya coba." ujar Desi konsumen LUX.

Dosen pengampu Ary Fakturrachman mengapresiasi analisis kritis mahasiswa.

"Selain belajar teori, mereka langsung praktik memahami dinamika pasar nyata. Ini bekal penting sebelum terjun ke dunia bisnis," ucapnya.

Persaingan GIV dan LUX bukan sekadar soal produk, tapi juga strategi komunikasi dan kedekatan emosional dengan konsumen. Strategi tersebut kunci memenangkan hati pasar sabun cair lokal di era kompetisi ketat saat ini.  (*/E4)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved