Tribunners

Prospek Bangka Belitung sebagai Pusat Ekonomi Syariah: Bisakah Negeri Serumpun Sebalai Mendunia?

Bangka Belitung memiliki semua unsur untuk menjadi bagian penting dalam peta ekonomi syariah Indonesia.

Editor: suhendri
Dokumentasi Yurda Indari
Yurda Indari, S.E.I., M.E - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung 

Oleh: Yurda Indari, S.E.I., M.E - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bangka Belitung

PROVINSI Kepulauan Bangka Belitung selama ini dikenal karena keindahan alamnya, pantai-pantai yang indah, tambang timah yang bersejarah, dan keramahan masyarakatnya. Namun, di tengah transformasi ekonomi nasional yang menekankan keberlanjutan dan inklusivitas, Bangka Belitung memiliki peluang baru yang menarik: menjadi salah satu pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Peluang tersebut sejalan dengan visi besar pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Dalam konteks itu, Bangka Belitung memiliki kombinasi modal sosial, nilai budaya, dan potensi ekonomi yang dapat menjadi fondasi pengembangan ekonomi syariah berbasis daerah. 

Falsafah hidup masyarakat Bangka Belitung, Serumpun Sebalai, mengandung makna kebersamaan dan harmoni. Nilai ini sejalan dengan prinsip utama ekonomi Islam yaitu keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan. Ekonomi syariah tidak hanya menekankan pertumbuhan, tetapi juga keberkahan (barakah) dan kesejahteraan bersama.

Al-Qur’an menegaskan: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia...” (QS. Al-Qashash [28]:77). Ayat ini menegaskan keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara pembangunan ekonomi dan tanggung jawab moral. Prinsip inilah yang seharusnya menjadi arah pembangunan ekonomi daerah, termasuk bagi Bangka Belitung.

Bangka Belitung memiliki sejumlah sektor unggulan yang dapat dikembangkan dengan pendekatan ekonomi Islam. Pertama, pariwisata halal dan ekowisata baharinya. Daya tarik alam dan budaya masyarakat Bangka Belitung sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata halal. Konsep ini menekankan aspek kebersihan, kenyamanan, dan keautentikan budaya lokal tanpa harus mengubah karakter masyarakat. Wisata halal dapat menjadi penggerak ekonomi daerah sekaligus memperkenalkan citra baru Babel di mata dunia.

Kedua, UMKM syariah dan ekonomi kreatif. Mayoritas ekonomi Bangka Belitung ditopang oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Dengan dukungan pembiayaan syariah seperti mudharabah dan musyarakah, UMKM lokal bisa berkembang tanpa terjerat bunga pinjaman yang memberatkan. Model bisnis syariah yang berbagi risiko dan keuntungan secara adil akan memperkuat struktur ekonomi rakyat.

Ketiga, perikanan dan pertanian berkelanjutan. Sebagai daerah kepulauan, Bangka Belitung memiliki potensi besar di sektor perikanan dan pertanian. Pengelolaan sektor ini berbasis prinsip halalan thayyiban (baik dan berkelanjutan) dapat menjadi contoh penerapan ekonomi hijau berbasis syariah.

Ketiga sektor itu perlu didukung oleh sistem keuangan dan investasi syariah digital sehingga hal ini membuka peluang bagi inovasi keuangan syariah, seperti fintech syariah, zakat digital, dan green sukuk daerah. Jika sistem keuangan syariah digital ini diperkuat, Bangka Belitung dapat menjadi laboratorium ekonomi syariah berbasis digital di wilayah Sumatra.

Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan strategi kolaboratif antara pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, dan lembaga keuangan. Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan literasi ekonomi syariah di kalangan masyarakat dan pelaku UMKM. Mendorong pembentukan unit usaha syariah di lembaga keuangan daerah atau mendirikan Bank Syariah Daerah. Mengembangkan pusat riset dan inkubator bisnis syariah di perguruan tinggi seperti Universitas Bangka Belitung (UBB). Menyusun peraturan daerah yang mendukung industri halal dan keuangan syariah, serta perlunya memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak. Dengan demikian, kebijakan daerah yang konsisten akan memberi kepastian arah bagi pengembangan ekonomi syariah dan meningkatkan kepercayaan investor.

Momentum penguatan ekonomi syariah nasional memberi peluang besar bagi daerah seperti Bangka Belitung. Dengan karakter masyarakat yang religius dan terbuka, serta kekayaan alam yang melimpah, Bangka Belitung dapat menjadi model pembangunan ekonomi daerah yang berkeadilan dan berkelanjutan. Potensi Bangka Belitung tidak hanya terbatas pada level regional. Dalam jangka panjang, dengan dukungan kebijakan, SDM unggul, dan inovasi teknologi, Bangka Belitung bisa menjadi pionir ekonomi syariah berbasis maritim dan pariwisata halal, sebuah konsep yang unik di Asia Tenggara.

Ekonomi syariah menawarkan keseimbangan antara kepentingan pasar dan nilai-nilai kemanusiaan. Ia menolak eksploitasi dan menegaskan keadilan sosial sebagai inti kegiatan ekonomi. Di tengah dunia yang makin mencari model pembangunan beretika, sistem ekonomi syariah justru menawarkan arah baru pertumbuhan yang berkeadilan dan berkeberlanjutan.

Bangka Belitung memiliki semua unsur untuk menjadi bagian penting dalam peta ekonomi syariah Indonesia, yaitu nilai budaya yang kuat, sumber daya alam yang melimpah, dan semangat masyarakat yang terbuka terhadap inovasi. Tantangannya adalah bagaimana mengubah potensi menjadi aksi nyata melalui kebijakan, kolaborasi, dan integritas moral.

Dari Negeri Serumpun Sebalai, ekonomi syariah bisa tumbuh bukan hanya sebagai sistem keuangan alternatif, tetapi sebagai jalan menuju kesejahteraan yang berkeadilan dan berkeberkahan. Jika hal ini terwujud, Bangka Belitung bukan hanya dikenal karena pantainya yang indah, tetapi juga karena menjadi simbol harapan bagi masa depan ekonomi yang lebih etis, manusiawi, dan mendunia. (*)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved