Para prajurit yang tersisa ditanyai tentang batalion yang hilang.
Orang-orang yang berada di jembatan itu menyatakan bahwa mereka tidak melihat adanya pergerakan di atasnya.
Baca juga: Dibantu AS dan Ingris, Australia Bakal Bikin 8 Kapal Selam Nuklir, Ini Tujuan Dibaliknya
Prajurit lain juga menyatakan bahwa tidak ada suara pertempuran pada malam hari.
Mereka tidak memiliki petunjuk apa yang telah terjadi sebenarnya di garis pertahanan.
Lalu, ke manakah pasukan China yang seharusnya berjaga di garis pertahanan itu?
Teori pertama yang muncul tentang tentara yang hilang adalah bahwa mereka telah menyerah kepada Jepang.
Meskipun ini mungkin terjadi, namun itu dianggap tidak mungkin.
Mereka harus menyeberangi jembatan ke Nanking dan tentara yang ditempatkan di sana tidak melihat apa-apa.
Pembelotan juga tidak mungkin terjadi, karena orang China menyadari perlakuan mengerikan yang diterima tawanan perang dari Jepang.
Jika batalyon itu pergi ke Jepang, kemungkinan besar mereka akan disiksa atau dibunuh.
Baca juga: Keberadaannya di Laut Natuna Bikin Nelayan Ketakutan, Ini Persenjataan Destroyer China Kunming-172
Informasi yang kemudian diberikan oleh Jepang juga membuat teori ini tidak mungkin, karena tidak disebutkan penyerahan tentara di Nanking.
Teori lain yang mungkin terjadi adalah para prajurit meninggalkan posisi mereka.
Ini adalah teori yang sangat masuk akal karena pasukan mungkin lelah berperang atau melihat keputusasaan dalam situasi mereka.
Meskipun jembatan itu satu-satunya jalan ke Nanking, namun itu bukan satu-satunya jalan keluar dari daerah itu.
Para petani di daerah Nanking mungkin bersedia membantu tentara yang melarikan diri.