Penyebab Airul Harahap Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Tewas Bukan Kesetrum, Ini Hasil Autopsinya

Penulis: Fitri Wahyuni
Editor: Dedy Qurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bukan Kesetrum Inilah Penyebab Airul Harahap Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Tewas, Hasil Autopsi

BANGKAPOS.COM -- Seorang santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin, Airul Harahap (13) tewas pada (14/11) lalu.

Airul Harahap disebut tewas karena kesetrum listrik.

Ternyata usai dilakukan autopsi, bukan tersengat arus listrik yang menjadi penyebab tewasnya Airul Harahap.

Melansir dari Tribunjambi.com, Minggu (17/3/2024) kejadian ini berawal dari salah satu santri berinisial FRR sekira pukul 18:00 WIB, mengecek toren air di lantai 3 asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Ponpes itu berlokasi di Unit 6 Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

Kemudian FRR menemukan Airul Harahap dalam keadaan telungkup dan kepala sedikit miring serong ke arah kanan serta tangan lurus mengarah ke atas kepala.

"Selanjutnya saksi santri berusaha membangunkan almarhum, namun tidak bangun."

"Selanjutnya saksi menyampaikan hal tersebut ke anak-anak santri lainnya dan pengurus pondok pesantren," kata Kapolres Tebo, AKBP I Wayan Arta Ariawan, Minggu (17/3/2024).

Kemudian, beberapa santri dan pengurus ponpes memeriksa keadaan korban dan mengangkat korban lalu membawa ke Klinik Rimbo Medical Center Rimbo Bujang.

Berdasarkan pemeriksaan klinik, dinyatakan Airul telah meninggal dunia dan disertai surat kematian yang menerangkan penyebab kematian karena kecelakaan atau tersengat arus listrik.

Lalu, korban kembali dibawa ke ponpes untuk disholatkan dan setelahnya pengurus membawa jenazah korban ke rumah duka di Dusun Kumpul Rejo, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo.

"Namun sebelum sampai ke rumah duka, komunikasi dari orangtua korban, jenazah dibawa dulu ke RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo untuk dilaksanakan visum luar," kata I Wayan.

Pihak kepolisian sempat menyampaikan kepada orangtua korban bahwa penyidik siap jika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Saat itu, orangtua korban menolak untuk diautopsi karena akan dimakamkan.

Setelah tiga hari kemudian tepatnya pada Jumat, orangtua korban menghubungi penyidik untuk dilakukan autopsi.

Halaman
123

Berita Terkini