"Selanjutnya penyidik koordinasi dengan dokter forensik di Jambi. Dan dilaksanakanlah autopsi pada Senin 20 November 2023," kata Wayan.
Selama menunggu hasil autopsi keluar sekira dua pekan, penyidik melaksanakan pemeriksaan saksi-saksi.
"Jumlah saksi yang sudah diperiksa adalah sebanyak 47 orang saksi."
"Terdiri dari 36 orang santri, 9 orang pengurus ponpes, 1 dokter klinik dan 1 dokter RSUD Sultan Thaha Saifuddin," ungkapnya.
Kemudian, pada 6 Desember 2023 hasil autopsi keluar.
AKBP I Wayan sebut dari hasil autopsi menerangkan bahwa penyebab kematian Airul Harahap adalah adanya patah batang tengkorak dan pendarahan pada otak.
"Selanjutnya penyidik menyampaikan hal tersebut kepada orangtua korban baik secara lisan maupun SP2HP," ujarnya.
Namun, empat bulan berjalannya kasus itu hingga kini, belum ada tersangka yang ditetapkan Polres Tebo karena kekurangan alat bukti.
Saat ini, polisi mengantongi barang bukti baju berupa baju korban, CCTV, hp dan beberapa bukti lain yang masih dalam pendalaman.
"Ada beberapa CCTV yang aktif dan bisa kami jadikan petunjuk yang selama ini kami jadikan patokan terkait dengan apa kegiatan sesaat, sebelum dan setelah kejadian," ujarnya.
Orang Tua Airul Ngadu ke Hotman Paris
Karena tak kunjung adanya perkembangan dari kepolisian, Salim Harahap dan istri selaku orangtua Airul berangkat ke Jakarta menemui pengacara kondang Hotman Paris.
Kasus ini semakin viral, karena Hotman Paris menggungah enam postingan di media sosial instagramnya menyoroti kasus itu pada Sabtu (16/3).
Dalam keterangannya, dia meminta agar kapolri dan kadiv propam turun tangan untuk mengungkap kasus itu.
Salim mengaku langkah itu ditempuh keluarga untuk mencari rasa keadilan.