Pada masa kolonial itu, lomba ini dianggap sebagai hiburan dan bahan tertawaan kaum kolonial Belanda.
Mereka ingin melihat masyarakat pribumi memperebutkan barang mewah, seperti keju, gula, pakaian, dan lainnya.
Pada saat masyarakat pribumi berjuang untuk mendapatkan hadiah, mereka akan menonton dan menganggap hal itu sebagai bahan tertawaan.
Masih populer hingga sekarang, lomba panjat pinang sempat menimbulkan kontroversi. Pihak-pihak yang kritis menilai permainan ini bukannya membakar semangat kemerdekaan tetapi seolah membuka kembali jiwa perbudakan akibat penjajahan.
Namun, ada juga pihak-pihak yang menganggap itu bukan menjadi masalah dan mendukung panjat pinang tetap dilombakan. Panjat pinang dianggap menjadi salah satu permainan dengan kisah sejarah untuk Indonesia.
Filosofi Panjat Pinang
Di balik kontroversi yang tercipta, ada beberapa pihak yang dapat melihat sisi positif dari lomba panjat pinang.
Permainan panjat pinang mengajarkan pemainnya tentang kerja sama dan kerja keras. Selain itu sikap pantang menyerah juga tercermin dari permainan ini.
Perlombaan panjat pinang juga menyimbolkan gotong royong yang menumbuhkan rasa kebersamaan. Hal itu karena kekompakan antar anggota kelompok sangat diperlukan dalam panjat pinang.
Setiap tim dituntut untuk menciptakan kerja sama yang solid. Hingga saat ini, panjat pinang masih menjadi perlombaan yang populer di beberapa wilayah Indonesia.
Panjat Pinang Berujung Maut di Brebes
Lomba panjat pinang di Desa Terlaya, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, memakan korban jiwa.
Seorang pria bernama Mulyono (43) tewas terjatuh saat mengikuti lomba panjat pinang pada Jumat (16/8/2024) sore hari.
Dalam video yang beredar, terlihat 8 orang sedang mengikuti lomba panjat pinang.
Peserta yang paling atas terjatuh dan menimpa kepala Mulyono.
Kapolsek Bantarkawung, AKP Lukas Subekti, mengatakan Mulyono langsung tak sadarkan diri dan dibawa ke RS Alam Medica Bumiayu.