BANGKAPOS.COM -- Warung Ayam Goreng Widuran Solo sudah berdiri .
Artinya, Warung Ayam Goreng Widuran sudah 52 tahun berdiri.
Puluhan tahun berdiri, kini baru terungkap jika kuliner legendaris Solo tersebut tidak halal.
Lantas bagaimana awal mula Warung Ayam Goreng Widuran ketahuan non halal?
Polemik ini bermula setelah banyak konsumen mengaku merasa tertipu karena mengira semua menu Ayam Goreng Widuran halal.
Namun, setelah isu viral, diketahui bahwa ayam kremes yang mereka jual menggunakan bahan nonhalal.
Hal ini diungkap oleh salah satu karyawan, Ranto, yang menyatakan seluruh outlet Ayam Goreng Widuran telah dipasang label non-halal setelah mendapat ulasan buruk di Google.
Menurut Ranto, produk yang dimasak menggunakan minyak babi hanya kremes.
"Udah dikasih pengertiannya nonhalal. Ya karena viralnya dikasih pengertian nonhalal kremesnya itu. Beberapa hari yang lalu," kata salah satu karyawan Ayam Goreng Widuran, Ranto.
Label nonhalal di restoran itu diketahui baru dipasang setelah banyak keluhan dari pelanggan.
Setelah viral kabar Ayam Goreng Widuran menggunakan bahan nonhalal, pihak restoran kemudian mencantumkan label nonhalal secara lebih jelas di berbagai tempat, termasuk di outlet, media sosial, dan Google Maps.
Menurut Ranto, sejak awal berdiri, Ayam Goreng Widuran memang lebih banyak dikunjungi pelanggan nonmuslim, sehingga menurut pihak restoran, status halal tidak menjadi fokus utama untuk dicantumkan secara eksplisit.
Namun, hal ini kemudian memicu kekecewaan dari konsumen muslim yang selama ini mengira seluruh menu di Ayam Goreng Widuran halal.
Ayam Goreng Widuran Solo Pakai Minyak Babi, Kini Tutup Sementara
Warung Ayam Widuran kini tengah menjadi sorotan publik usai viral lantaran menggunakan bahan masakan non-halal untuk mengolah dagangan mereka.