Berita Pangkalpinag
Dua Sosis Jadi Pemicu, Ibu di Pangkalpinang Setrika Anak Hingga Luka Bakar Terancam 15 Tahun Penjara
Suaranya pelan, sesekali menunduk. Mama beli sosis dua, aku makan dua-duanya. Mama marah, terus tempelkan wajan panas ...
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
Dengan suara pelan, bocah itu bercerita, “Mama beli sosis dua, aku makan dua-duanya. Mama marah, terus tempelkan wajan panas dan setrika.”
Suaranya pelan, sesekali menunduk. Ia masih tampak canggung berbicara dengan orang baru. Di pangkuan pamannya, tangan kecilnya menggaruk bekas luka di tangan yang mulai mengering.
Cerita polos itu membuat siapa pun yang mendengarnya sulit menahan haru.
Menurut keluarga, kekerasan yang dialami Z tidak hanya kali ini. Ia kerap mendapat pukulan dengan sapu atau besi jika dianggap berbuat salah.
"Mama juga sering pukul pakai sapu, pakai besi kalau aku nggak bisa belajar," tambahnya lirih.
Menurut sang paman, kejadian yang mengakibatkan luka bakar setrika itu sudah terjadi sekitar tiga minggu lalu, namun baru dilaporkan ke polisi beberapa hari terakhir setelah keluarga mendesak sang ayah untuk menempuh jalur hukum.
"Awalnya ayahnya tidak mau lapor, mungkin karena masih bingung dan tidak percaya. Tapi kami dorong supaya ini diproses, demi masa depan anaknya," jelas A.
Pulih Perlahan Bersama Keluarga Ayah
Kini Z tinggal bersama keluarga dari pihak ayahnya. Setiap hari ia bermain dengan sepupu-sepupunya, meski sesekali masih terlihat takut jika mendengar suara keras.
“Awalnya dia pendiam dan suka mengurung diri. Sekarang mulai terbuka dan mau bermain. Tapi kalau dengar orang marah, dia langsung sembunyi,” kata A, paman korban.
Keluarga besar berkomitmen merawat Z dengan penuh kasih dan juga melibatkan psikolog anak untuk membantu pemulihan traumanya.
“Luka di tubuhnya bisa sembuh, tapi luka di hati perlu waktu. Kami hanya ingin dia bahagia lagi,” ujar sang paman lirih.
Harapan Keluarga: Jangan Ada Lagi Anak yang Jadi Pelampiasan Emosi
Keluarga besar korban berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi orang tua di mana pun. Anak, kata mereka, bukan tempat untuk melampiaskan kemarahan.
“Masalah sepele jangan sampai berakhir dengan kekerasan. Sekarang kami hanya ingin anak ini bisa sekolah lagi, tumbuh dalam cinta, bukan rasa takut,” tutur A menutup percakapan.
SR Terancam 15 Tahun Penjara
Aksi keji yang dilakukan SR (30), seorang ibu rumah tangga, warga Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( babel ), yang tega menyetrika anak kandungnya sendiri hingga mengalami luka bakar serius di tangan dan kaki, dikenakan pasal berlapis dan terancam 15 tahun penjara.
Perbuatan itu terungkap setelah sang ayah menerima pesan melalui media sosial yang memperlihatkan kondisi anaknya yang mengenaskan dan segera melapor ke Polresta Pangkalpinang. Anak laki-laki berusia tujuh tahun itu kini menjalani perawatan dan tinggal bersama keluarga dari pihak ayah.
| Maryam Soroti Ketidaksesuaian Lampiran Perda Perubahan APBD 2024, Minta Penjelasan Transparan! |   | 
|---|
| Ahmad Subari dan Eman Resmi Daftar Pilkada Walikota Pangkalpinang Jalur Perseorangan atau Independen |   | 
|---|
| Bangsa Ini Terus Tegak karena Pancasila Genggam Keragaman dalam Satu Kata Bhinneka Tunggal Ika |   | 
|---|
| Hujan Deras Tak Surutkan Warga Bangka Belitung Gelar Aksi Bela Palestina |   | 
|---|
| Enam Ponton TI Ilegal Rambah DAS Rangkui, Polres Pangkalpinang Beri Peringatan Segera Angkat Kaki |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.