Berita Bangka Selatan

Deteksi Kasus HIV, Pemkab Bangka Selatan Lakukan Skrining di Kawasan Lokalisasi dan Tempat Umum

Pemerintah Daerah Bangka Selatan deteksi kasus HIV ke lokasi-lokasi berisiko tinggi, termasuk kawasan lokalisasi dan tempat umum

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung terus melakukan upaya dalam menekan penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Tidak lagi menunggu pasien datang ke fasilitas kesehatan, pemerintah melakukan skrining aktif hingga ke lokasi-lokasi berisiko tinggi, termasuk kawasan lokalisasi dan tempat umum.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa berujar langkah ini menjadi bagian dari strategi baru dalam memperkuat deteksi dini kasus HIV.

Termasuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara sukarela. Setiap Puskesmas diwajibkan melakukan kegiatan skrining dan penyuluhan HIV/AIDS dua hingga tiga kali dalam setahun.

“Kegiatan ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pelajar, pekerja swasta, hingga kelompok berisiko tinggi,” kata dia kepada Bangkapos.com, Selasa (4/11/2025).

Pendekatan ini kata Agus Pranawa terbukti lebih efektif dalam menemukan kasus sejak dini.

Dengan skrining aktif, penderita yang sebelumnya belum menyadari status kesehatannya bisa segera mendapat pendampingan dan pengobatan. Dengan begitu penularan HIV dapat dicegah lebih awal.

Selain penguatan deteksi dini, DKPPKB Bangka Selatan juga memperluas cakupan sosialisasi dan edukasi bahaya HIV/AIDS. Edukasi dilakukan secara masif melalui sekolah, komunitas remaja, tempat ibadah hingga area publik.

Tujuan utamanya adalah menanamkan kesadaran tentang pentingnya perilaku hidup sehat, terutama dalam hal hubungan seksual yang aman dan bertanggung jawab.

Keberhasilan menekan angka kasus HIV tidak bisa hanya dibebankan pada tenaga kesehatan. Peran aktif masyarakat dibutuhkan, terutama dalam menjaga perilaku hidup sehat, tidak diskriminatif terhadap orang dengan HIV/AIDS serta berani melakukan pemeriksaan secara sukarela.

“Sosialisasi difokuskan pada pencegahan melalui perilaku seksual yang sehat dan menghindari penyimpangan seksual,” papar Agus Pranawa.

Di sisi lain tidak hanya mengandalkan tenaga kesehatan, DKPPKB memperkuat kolaborasi lintas sektor. Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Duta Genre, serta organisasi kepemudaan dilibatkan untuk memperluas jangkauan kampanye pencegahan.

Bahkan, dalam waktu dekat, DKPPKB berencana menggandeng Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata agar sosialisasi bisa dilakukan lebih luas di sekolah-sekolah dan tempat wisata.

Langkah kolaboratif ini diyakini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat secara menyeluruh. Sebab, HIV bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga terkait perilaku sosial dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan dini.

Deteksi dini menjadi kunci utama untuk mengendalikan penyebaran dan memastikan penderita memperoleh pengobatan yang tepat waktu.

Sumber: bangkapos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved