Berita Bangka Tengah

Tiga Desa di Pesisir Bangka Tengah Jadi PBL Prodi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Kegiatan yang dipimpin oleh Eva Dewi Rosmawati Purba ini dimulai pada 4 November kemarin, sampai dengan 20 November 2025

Ist/Prodi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.
Pembukaan agenda praktek belajar lapangan untuk mata kuliah Farmasi Komunitas Wilayah Kepulauan, dari Prodi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang di Batu Belubang, Selasa (4/11/2025) kemarin. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sebanyak tiga Desa di wilayah pesisir di Kabupaten Bangka Tengah, yakni Desa Batu Belubang, Desa Tanjung Gunung dan Desa Baskara Bhakti menjadi sasaran Praktek Belajar Lapangan (PBL) untuk mata kuliah Farmasi Komunitas Wilayah Kepulauan dari Prodi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.

Kegiatan yang dipimpin oleh Eva Dewi Rosmawati Purba ini dimulai pada 4 November kemarin, sampai dengan 20 November 2025 mendatang dan diikuti oleh 85 mahasiswa.

Ketua Pelaksana Kegiatan Rachmawati Felani Djuria menyampaikan, agenda ini dilaksanakan sebagai tanggungjawab sosial Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yang terletak di salah satu provinsi kepulauan di Indonesia, sehingga mempunyai kekhasan tersendiri dalam permasalahan kesehatan.

"Oleh karena itu, diperlukan penyelesaian masalah yang tepat sesuai dengan kekhasan tersebut. Mata Kuliah Praktek Farmasi Komunitas Wilayah Kepulauan merupakan salah satu mata kuliah yang ditujukan untuk menjawab dan mempelajari permasalahan kesehatan masyarakat di wilayah kepulauan khususnya di bidang kefarmasian," ujar Rachmawati dalam rilis yang diterima Bangkapos.com, Rabu (5/11/2025).

Ia menerangkan, tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami farmasi komunitas wilayah kepulauan dan menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam bidang pendidikan. 

"Adapun kegiatan yang akan dilakukan meliputi pemetaan permasalahan, menentukan instrumen dan metode pengumpulan data yang tepat, menganalisis pemantauan wilayah setempat, melakukan intervensi, mengidentifikasi dan menganalisis sarana kefarmasian di pesisir, melakukan edukasi tentang swamedikasi terhadap penyakit di masyarakat pesisir, edukasi pemanfaatan tumbuhan/tanaman obat dalam pengobatan di wilayah kepulauan dan edukasi tentang toksikologi dan keamanan tumbuhan," paparnya.

Menurutnya, dengan terjun ke masyarakat secara langsung mahasiswa diharapkan mampu menjadi Tenaga Vokasi Farmasi yang profesional dan terampil dalam pelayanan farmasi komunitas.

"Farmasi Komunitas merupakan rumpun ilmu farmasi klinik yang berfokus pada pelayanan langsung kepada masyarakat termasuk edukasi dan pemantauan penggunaan obat oleh masyarakat/pasien. Di samping itu, juga dikenal sebagai rumpun ilmu kefarmasian yang paling dekat dengan masyarakat karena mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan langsung," tambahnya.

Dikatakan Rachmawati, dalam hal ini peran yang dimaksud meliputi penyediaan obat-obatan, edukasi kesehatan, serta pemantauan penggunaan obat secara berkelanjutan. 

"Farmasi Komunitas dikenal sebagai profesional kesehatan yang paling mudah diakses oleh masyarakat, dikarenakan pasien tidak memerlukan janji temu untuk berkonsultasi dan dapat menerima saran secara langsung dari petugas," pungkasnya.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved