Pertumbuhan Ekonomi Babel di TW III Turun, Pj Sekda Pastikan Lakukan Evaluasi Menyeluruh

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung pada Triwulan III mengalami penurunan yakni 3,21 persen, setelah pada Triwulan II berada di 4,09 persen, Selasa (11/11/2025).

Bahkan pada Triwulan I pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung sempat melejit di 4,60 persen, setelah pada Triwulan IV 2024 hanya berada di 0,94 persen.

Pj Sekda Provinsi Bangka Belitung, Ferry Afrianto mengatakan akan melakukan evaluasi terkait data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Stastik Provinsi Bangka Belitung tersebut. 

"Ini menjadi hal yang penting sebagai evaluasi kita untuk ke depan, artinya apa yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita di TW III menurun. Mungkin dari anggaran pemerintah yang mengalami efisiensi, kemudian kita masih berbenah untuk kegiatan pengelolaan pertambangan di Bangka Belitung," ujar Ferry Afrianto. 

Terkait hal tersebut beberapa kebijakan termasuk peran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, di sektor pertambangan juga akan dilakukan optimalisasi guna menggenjot perputaran perekonomian. 

"Mudah-mudahan ke depan dengan regulasi yang kita susun bisa segera dilaksanakan, sehingga busa memberikan langkah yang pasti dalam melaksanakan usaha yang ada di Bangka Belitung terutama di sektor pertambangan," jelasnya.

Sementara itu tak hanya sektor pertambangan, namun sektor lain mulai dari perkebunan, pertanian hingga perikanan juga akan menjadi prioritas Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. 

"Salah satunya juga penyebabnya serapan anggaran, namun di TW IV ini kegiatan kita sudah bisa dilaksanakan semua dan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jadi sektor lain juga harus kita dukung, serta dikembangkan secara optimal," ungkapnya. 

Diberitakan terpisah, Realisasi investasi Provinsi Bangka Belitung pada triwulan III tahun 2025, telah mencapai Rp 9,363 triliun atau 53,51 persen dari target Rp 17,5 triliun.

Dari capaian tersebut dengan rincian penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp7,456 triliun atau 79,64 persen, sedangkan kontribusi penanaman modal asing (PMA) mencapi Rp1.907 triliun atau 20,36 persen.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bangka Belitung mengatakan realisasi investasi paling tinggi yakni Kabupaten Bangka dengan Rp3.937,63 miliar atau -42,05 persen.

"Lalu disusul oleh Kota Pangkalpinang Rp2.374,23 miliar atau -25,36 persen, dan ketiga Belitung Timur Rp919,50 miliar atau -9,82 persen," ujar Darlan, Selasa (4/11/2025).

Lebih lanjut untuk sebaran investasi terbesar hingga triwulan III ini masih pada sektor pertambangan yakni Rp 4.242.340,40, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1.290.816,60, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp1.188,922,70 dan industri makanan Rp1.051.742,00 serta perdagangan dan reparasi Rp314.611,60.

"Untuk lima negara terbesar penanaman modal asing yakni Malaysia Rp1.216,80 miliar karena banyak kebun sawit, kemudian Kepulauan Vergini Inggris, Korea Selatan, Singapura dan Tiongkok," ucapnya.

Selain itu Darlan mengatakan pihaknya juga telah melakukan strategi promosi dan fasilitasi investasi seperti halnya melakukan PKS bersama LPPM Universitas Bangka Belitung.

"Melakukan penyusunan strategi promosi investasi, yang menjadi kewenangan Provinsi. DPMPTSP Babel juga menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam menyusun atau mencetak buku panduan investasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan profil investasi dan potensi daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui kegiatan sponsorship," ungkapnya. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy).