Bangka Pos Hari Ini
Hidayat Arsani Minta Maaf ke Masyarakat Babel Sulit Dapatkan BBM, Akui Sudah Telpon Pertamina
Kondisi kelangkaan BBM subsidi sepekan terakhir bukan hanya mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Antrean panjang bahan bakar minyak (BBM) subsidi di SPBU wilayah Bangka Belitung (Babel) menjadi perhatian Gubernur Hidayat Arsani.
Ia mengaku sudah menelepon Pertamina Patra Niaga untuk meminta solusi terkait terbatasnya stok BBM subsidi.
Kondisi kelangkaan BBM subsidi sepekan terakhir bukan hanya mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan sosial.
Terkait masalah ini, kata Hidayat Arsani, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Pemprov Babel) akan melakukan kajian pasca kondisi masyarakat yang kesulitan mendapatkan BBM.
“Ini lagi dikaji, kalau misalkan kurang kita akan minta,” ujar Hidayat Arsani, Senin (17/11).
Lebih lanjut, ia mengaku tak segan meminta maaf kepada masyarakat Bangka Belitung terkait kondisi yang mengharuskan pengendara antre panjang di SPBU.
“Sudah telepon Pertamina, mohon maaf kepada masyarakat karena kita daerah kepulauan ini risikonya seperti cuaca,” ungkapnya.
Sementara itu, ia juga menyinggung adanya aktivitas tambang yang turut memberikan dampak terhadap penggunaan BBM.
“Pokoknya kalau timah mahal, susah. Harusnya perusahaan timah itu pakai minyak industri, bukan subsidi,” bebernya.
Sementara Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengklaim terus mengoptimalkan penyaluran BBM ke SPBU di wilayah Provinsi Babel, termasuk pertalite dan solar, sesuai kuota yang telah ditetapkan pemerintah.
Hal itu disampaikan Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, kepada Bangkapos.com, Minggu (16/11).
“Pertalite dan solar merupakan jenis BBM yang disubsidi pemerintah sehingga kuotanya telah ditetapkan sesuai kebutuhan per daerah,” jelasnya.
“Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan pertalite dan solar dengan bijak, sesuai peruntukannya, sehingga subsidi energi benar-benar bermanfaat bagi mereka yang berhak,” tambahnya.
Pertamina juga terus memantau kondisi distribusi BBM subsidi secara berkala untuk memastikan ketersediaannya di seluruh SPBU tetap terjaga. Tim operasional siaga mengantisipasi kendala distribusi, termasuk dampak faktor cuaca yang dapat memengaruhi pengiriman BBM ke wilayah kepulauan.
Dalam menjaga ketertiban pelayanan, Pertamina menginstruksikan seluruh SPBU untuk mengoptimalkan pengaturan antrean dan penugasan petugas di titik-titik padat kendaraan, guna memastikan kenyamanan konsumen sekaligus menghindari penumpukan yang dapat mengganggu arus lalu lintas.
Sebagai upaya pengendalian, Pertamina menerapkan program Subsidi Tepat untuk memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Melalui sistem ini, pengaturan dilakukan baik dari sisi konsumen maupun batas kuota penyaluran sehingga distribusi lebih transparan, terukur, dan sesuai regulasi.
Warga Mengeluh
Sebelumnya, masyarakat Babel kembali merasakan sulitnya mendapatkan BBM dalam sepekan terakhir. Meski stok BBM di SPBU dinyatakan tersedia, keluhan tetap bermunculan karena antrean kendaraan yang mengular di hampir seluruh SPBU.
Akibatnya, masyarakat harus mengorbankan waktu lebih lama hanya untuk mendapatkan BBM.
Pantauan Bangkapos.com, sejumlah kendaraan roda dua maupun empat mulai memadati salah satu SPBU di Kota Pangkalpinang, Minggu (16/11) pagi. Meski pintu gerbang belum dibuka, para pengendara sudah menunggu di depan SPBU.
“Sudah dari tadi di sini, kata orang SPBU buka jam 06.30 WIB. Tapi ini lewat dari setengah tujuh belum buka. Tidak tahu mau buka jam berapa,” ucap seorang pengendara mobil yang sudah menunggu sejak pagi.
Ia mengatakan, jika SPBU sudah buka, antrean akan semakin panjang, sehingga ia memilih datang lebih awal agar bisa mendapatkan BBM.
“Ini ngisi pertalite saja antre panjang. Biasanya banyak truk yang antre, dan kadang jam 5 pagi atau habis subuh sudah datang untuk antre,” ujarnya.
“Daripada isi eceran lebih mahal, jadi mendingan antre di SPBU. Walaupun datang pagi-pagi, yang penting dapat BBM pertalite,” sambungnya.
Ia berharap kondisi seperti ini tidak terus berulang karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat, terutama mereka yang sangat bergantung pada BBM seperti pengemudi ojek online dan pekerja lapangan lainnya.
“Kami berharap segera ada solusi. Ini sangat memengaruhi aktivitas harian kami,” tandasnya.
(riz/v1)
| Hingga September 2025, Sudah 8 Warga Babel Tewas Diterkam Buaya, 6 Orang Mengalami Luka-luka |
|
|---|
| Masyarakat Bertahun-tahun Berteman dengan Buaya, Tak Pernah Menyerang saat Memancing |
|
|---|
| Selama Dua Pekan Petani di Desa Rias Diserang Hama Patek Secara Beruntun hingga Merugi |
|
|---|
| Kades Kaget 42 Ton BBM Subsidi Ditimbun di Bukit Mang Kadir Belinyu, Lima Orang Ditahan Polisi |
|
|---|
| Pelarian Mantan Wakil Ketua DPRD Babel Berakhir di Kafe, Dedy Diciduk saat Asyik Ngopi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.