HUT Ke 25 Provinsi Bangka Belitung

Sejarawan Akhmad Elvian Sebut Usia 25 Tahun Harus Jadi Momentum Bangka Belitung Perkuat Identitas

Elvian mengingatkan bahwa lahirnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan proses yang singkat, melainkan perjuangan panjang lintas generasi

Bangkapos.com/Ira Kurniati
Sejarawan Bangka Belitung, Akhmad Elvian 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung resmi memasuki usia 25 tahun pada 21 November 2025 besok.

Memaknai seperempat abad perjalanan provinsi ini, sejarawan sekaligus budayawan Bangka Belitung, Akhmad Elvian menegaskan bahwa peringatan HUT ke-25 harus menjadi momentum penting untuk meneguhkan identitas, memperbaiki tata kelola pertimahan, dan membuka arah ekonomi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dalam refleksinya, Elvian mengingatkan bahwa lahirnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukan proses yang singkat, melainkan perjuangan panjang lintas generasi.

"Perjuangan sejarah pembentukan provinsi berlangsung tiga generasi sejak 1956 dan baru berhasil di era reformasi tahun 2000. Ini bukan hanya catatan politik, tetapi tekad kolektif masyarakat untuk memiliki masa depan yang lebih baik," ujarnya kepada Bangkapos.com, Kamis (20/11/2025).

Menurut Elvian, cita-cita dasar pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai dari persamaan sejarah, peningkatan kesejahteraan, kemakmuran, hingga keadilan sosial, harus kembali dijadikan kompas moral dalam menentukan arah pembangunan.

"Cita-cita luhur itu bukan sekadar slogan. Itu visi dasar yang harus terus diwujudkan dalam kebijakan dan gerak pembangunan Babel hari ini," katanya.

Elvian menyoroti secara tegas keterikatan ekonomi masyarakat Babel terhadap sektor timah yang hingga kini masih sangat dominan. Ia menilai pembenahan tata kelola pertimahan menjadi syarat mutlak agar sumber daya alam tersebut benar-benar kembali kepada rakyat.

"Sampai saat ini keterikatan Kepulauan Bangka Belitung terhadap timah masih tinggi. Karena itu, tata kelola pertimahan harus dibenahi agar timah dapat sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat," tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa timah adalah sumber daya alam tak terbarukan sehingga ketergantungan yang berlebihan dapat menghambat kesiapan Babel menghadapi masa depan.

Untuk keluar dari ketergantungan pada timah, Elvian menilai perlu ada upaya serius mengembangkan sektor lain yang memiliki potensi besar jangka panjang.

"Perkebunan, kelautan dan pariwisata harus terus digairahkan untuk masa depan Kepulauan Bangka Belitung yang lebih baik," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa sektor-sektor tersebut dapat menjadi sokoguru ekonomi baru yang lebih stabil, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat luas.

Selain ekonomi, Elvian menekankan pentingnya pembangunan identitas dan jati diri masyarakat Bangka Belitung. Menurutnya, keberagaman yang terbingkai dalam filosofi Serumpun Sebalai adalah kekuatan sosial yang harus dirawat.

"Pembangunan identitas dan jati diri Negeri Serumpun Sebalai yang beragam harus diperkuat dan menjadi modal sosial bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Ia menambahkan identitas dan jati diri suatu daerah merupakan ukuran peradaban. Karena itu, pembangunan budaya tidak boleh dipisahkan dari pembangunan ekonomi.

"Identitas dan jati diri menjadi penting karena menunjukkan kemajuan peradaban negeri," katanya.

(Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved