Sri Mulyani Menangis Kecewa Merasa Tak Dilindungi dan Disamakan dengan Ahmad Sahroni
Sri Mulyani sempat menelepon Seskab Teddy Indra Wijaya tapi tidak diangkat, lalu menelpon Menhan tapi hanya dikirim 20 personel TNI.
"Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari," sambung Sri Mulyani.
Bagi Sri Mulyani, lukisan tersebut memiliki arti mendalam tersendiri. Ia mengibaratkannya dengan rumah tempat anak-anaknya tumbuh dan bermain.
"Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang," tutur Sri Mulyani.
"Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," lanjutnya.
Dengan raibnya lukisan bunga itu, kata Sri Mulyani, ia merasa bahwa rasa amannya pun lenyap.
"Lukisan Bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia," ungkap Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani merasa pilu dengan penjarahan yang menargetkan rumahnya tersebut.
"Bagi penjarah, rumah dan barang-barang tersebut hanyalah sekedar target operasi," papar Sri Mulyani.
"Para penjarah seperti berpesta, bahkan diwawancara reporter media: 'dapat barang apa mas?' - dijawab ringan, dengan nada sedikit bangga tanpa rasa bersalah: 'lukisan'," imbuhnya.
Alumnus Universitas Indonesia itu juga menyayangkan penjarahan yang terekam dibagikan secara sensasional.
"Liputan penjarahan dimuat di media sosial dan diviralkan secara sensasional. Menimbulkan histeria intimidatif yang kejam," beber Sri Mulyani.
"Hilang hukum, hilang akal sehat dan hilang peradaban dan kepantasan, runtuh rasa perikemanusiaan. Tak peduli rasa luka yang tergores dan harga diri yang dikoyak yang ditinggalkan. Absurd…!" lanjut dia.
Singgung korban yang meninggal
Sri Mulyani menambahkan, ada kehilangan jauh lebih besar dari sekadar lukisan pribadi, yakni nyawa manusia yang melayang.
"Minggu kelabu akhir Agustus itu, ada korban yang jauh lebih berharga dibanding sekedar lukisan saya, yaitu korban jiwa manusia yang melayang yang tak akan tergantikan," tutur Sri Mulyani.
"Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari. Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia," sambungnya.
Menurut Sri Mulyani, kerusuhan tidak akan pernah mengeluarkan pemenang. Tetapi, justru menghilangkan akal sehat.
"Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya pondasi berbangsa dan bernegara kita, negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab," kata Sri Mulyani.
Terakhir, Sri Mulyani berpesan agar bisa menjaga Indonesia bersama-sama tanpa lelah dan amarah.
"Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu," ujar Sri Mulyani.
"Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa," tutupnya.
Sri Mulyani masuk dalam jajaran menteri yang di-reshuffle Presiden Prabowo Subianto. Sri Mulyani digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa di posisi Menteri Keuangan, pada Selasa (9/9/2025).
Beberapa hari sebelum di-reshuffle rumah Sri Mulyani dijarah massa saat terjadi demo besar-besaran di Jakarta.
Sri Mulyani pertama kali menjabat sebagai Menteri Keuangan di tahun 2005 sampai 2010 era Presiden SBY.
Setelah tak lagi menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani pun diamanahkan posisi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia tahun 2010.
Hingga akhirnya di tahun 2016, Sri Mulyani dipilih oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Keuangannya.
Jabatan sebagai Menteri Keuangan itu diemban Sri Mulyani hingga tahun 2024.
Lalu di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Sri Mulyani kembali mengemban amanah yang sama yakni menjadi Menteri Keuangan.
Namun belum setahun menjabat, Sri Mulyani digantikan dengan Purbaya Yudhi Sadewa sejak 8 September 2025.
(TribunJakarta.com/Tribunjabar.id)
Sebabian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Telepon Sri Mulyani ke Seskab Teddy dan Menhan Sjafrie Sebelum Rumah Dijarah, Berujung Kecewa Berat
ReplyForward
Add reaction
Biodata Tonny Sumartono Suami Sri Mulyani, Mantan Pegawai Bank, Peluk Istri saat Pamit dari Kemenkeu |
![]() |
---|
Alasan Sri Mulyani Minta Mundur hingga 2 Kali dari Menkeu, Kini Diganti Purbaya Yudhi Sadewa |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bela Yudo Sadewa yang Diduga Sindir Sri Mulyani Agen CIA: Dia Ga Ngerti, Masih Kecil |
![]() |
---|
Sosok Rahma Pemulung yang Temukan Sekarung Rongsokan Milik Uya Kuya, Masih Dicap Maling |
![]() |
---|
Kisah Sri Mulyani, Menkeu Dicopot 1 Jam Sebelum Reshuffle Diumumkan, Ditelepon Saat Pimpin Rapat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.