Berita Viral
Peran Kopda FH di Kasus Pembunuhan Ilham Pradipta, Perintahkan Culik Korban dalam Kondisi Bernyawa
Dalam kasus pembunuhan Ilham Pradipta, terkuak peran Kopda FH. Perannya yakni memberikan perintah kepada pelaku
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitriadi
BANGKAPOS.COM -- kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta melibatkan oknum TNI.
Sosok oknum TNI yang terlibat kasus pembunuhan Ilham Pradipta adalah Kopral Dua (Kopda) FH.
Kopral Dua adalah pangkat tamtama peringkat ketiga dalam kemiliteran di Indonesia.
Baca juga: Sosok Ferry Latuhihin, Sebut Purbaya Sadewa Bukan Sosok yang Tepat jadi Menkeu: Hes Not Right Man
Dalam kasus pembunuhan Ilham Pradipta, terkuak peran Kopda FH.
Perannya yakni memberikan perintah kepada pelaku penculikan untuk menjemput Ilham.
Dia juga yang memberitahu detail informasi kepada para penculik terkait dengan posisi korban.
Selain Kopda FH, tidak tertutup kemungkinan anggota lain ikut terlibat.
Hal ini terungkap setelah Pomdam Jaya melalui Danpomdam Jaya melakukan pengusutan.
Baca juga: Sosok Istri Purbaya Yudhi Sadewa yang Jarang Terekspos, Gayanya jadi Sorotan Beda dengan Yudo Sadewa
Perkembangannya, setelah sejumlah anggota TNI diperiksa, Kopda FH dinyatakan terlibat.
Kopda FH resmi ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana tersebut.
"Terduga pelaku dengan inisial Kopda FH, terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka," ujar Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (12/9/2025).
Peran Kopda FH
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kopda FH berperan sebagai perantara untuk mencari orang yang akan menjemput paksa atau menculik korban.
Eras, salah satu penculik Ilham Pradipta mengaku sempat bertemu dengan Kopda FH di sebuah kantin di kawasan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025).
Pada Senin (18/8/2025), Kopda FH menelpon Eras untuk menawarkan pekerjaan sekaligus mengajaknya bertemu di kantin tersebut.
“Tanggal 19 Agustus 2025, Eras dan beberapa kawan pelaku bertemu dengan oknum F di kantin daerah Cijantung sekitar pukul 09.00 WIB untuk membahas perihal pekerjaan yang dimaksud,” ujar kuasa hukum Eras, Adrianus Agal, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/9/2025).
“Bahwa oknum F menjelaskan kepada Eras terkait pekerjaan yang dimaksud tersebut adalah untuk menjemput paksa (menculik) korban (Ilham),” tambah dia.
Agal mengungkapkan, Eras sudah kenal Kopda FH jauh sebelum peristiwa penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN terjadi.
Pada Rabu (20/8/2025), hari eksekusi penculikan, Eras bersama kawan-kawan kembali bertemu dengan Kopda FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB.
Saat pertemuan, Kopda FH menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham.
Jika rencana itu berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai “tangan kanan bos”.
“Dan nanti korban akan diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, dan oknum F menjelaskan ada tim lain yang sedang mengikuti korban,” ucap Agal.
Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, Kopda FH disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan Ilham di Lotte Grosir Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Oleh karena itu, Kopda FH memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi.
Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.
Sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya.
Saat Ilham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menariknya lalu memaksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban.
Setelah itu mereka pun keluar dari area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo.
“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum F mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” jelas dia.
Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Eras pun bertolak ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran dan korban diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB. Bahwa sekitar pukul 19.00 WIB, korban dibawa oleh tangan kanan bos,” ucap Agal.
Eras dan kawan-kawan serta D bergerak menuju Arcici Sport Center, Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Setiba di sana, Kopda FH menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan.
Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal.
Dalam kesempatan ini, Agal membantah Eras ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025) saat hendak melarikan diri ke kampung halamannya.
Eras disebut meninggalkan Jakarta karena hendak mengikuti acara adat.
“Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ungkap dia.
“Pada saat itu juga Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum F, dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal. Berulang kali Eras menelepon, namun tidak tersambung,” tambah dia.
Adapun kronologi yang disampaikan Agal bukan alur cerita resmi dari kepolisian.
Polda Metro Jaya sebagai penyidik masih menelusuri perkara ini meski sebanyak 15 orang telah ditangkap.
Dugaan Keterlibatan Oknum TNI Lainnya Akan Diupdate
Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) melalui Danpomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, belum dapat memastikan jumlah prajurit yang terlibat dalam kasus ini.
"Betul (sedang ditangani)," kata Donny, saat dikonfirmasi, Rabu (10/9/2025).
Donny menjelaskan, penyelidikan terhadap kasus ini masih berlangsung.
Oleh karena itu, informasi lebih lanjut mengenai dugaan awal keterlibatan prajurit belum bisa dirinci.
Identitas mereka yang diperiksa pun masih dirahasiakan.
"Saat ini sedang kami dalami terkait dugaan keterlibatannya," ungkap Donny.
Empat pelaku penculikan Ilham sebelumnya meminta perlindungan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Hal ini terkait dengan dugaan keterlibatan oknum instansi tersebut dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.
"Kami dari pihak keluarga sudah meminta perlindungan hukum ke Panglima TNI, kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri, karena ada dugaan oknum," ujar kuasa hukum para penculik, Adrianus Agal, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, salah satu pelaku, yang berinisial EW alias Eras, mendapat perintah untuk melakukan penculikan terhadap korban.
“Adik kami, Eras (salah satu pelaku), diminta untuk menjemput paksa (menculik). Setelah menjemput korban pada sore hari, ada perintah dari oknum F,” kata Adrianus.
Setelah penculikan, Eras dan rekannya diperintah untuk menyerahkan korban kepada seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur.
Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi kejadian, tetapi kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban.
Kronologi Penculikan
Peristiwa tragis ini bermula dari penculikan di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan berakhir dengan penemuan jasad korban di persawahan Bekasi.
Hingga kini, motif di balik aksi keji ini masih misterius meski polisi telah menangkap empat pelaku.
Berdasarkan rekaman CCTV, MIP terlihat baru saja tiba di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur pada Rabu (20/8/2025).
Saat itu, ia mengenakan kemeja batik cokelat lengan pendek dan celana panjang krem.
Karena rintik hujan, MIP menutupi kepalanya dengan tangan kiri sambil berjalan menuju mobil hitamnya.
Ketika hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba sebuah mobil putih yang terparkir di sebelahnya mengeluarkan beberapa orang.
Mereka langsung menyerang MIP.
Korban sempat memberikan perlawanan, tetapi kalah jumlah.
Ia dipaksa masuk ke mobil putih tersebut yang kemudian melaju meninggalkan lokasi.
Seorang saksi yang melihat kejadian itu tak mampu menghentikan laju mobil pelaku.
(Bangkapos.com/Tribun-Medan.com/Sripoku.com)
Sri Mulyani Sempat Telepon Seskab Mayor Teddy Tak Diangkat, Telepon Sjafrie Cuma Dikirim 20 Tentara |
![]() |
---|
Nasib Alvi Maulana Usai Mutilasi Kekasihnya, Dijerat Dua Pasal |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Curhatan Sri Mulyani Soal Rumahnya yang Dijarah: Negara Tidak Beri Perlindungan |
![]() |
---|
Sosok HP, Pria di Pontianak Meninggal Usai Akhiri Hidup Sambil Live Streaming di Facebook |
![]() |
---|
Kronologi Ledakan Keras di Pamulang, Kesaksian Warga: Ada Suara 'Bum' Tiba-tiba 5 Rumah Ambruk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.