Sosok Sushila Karki, Perdana Menteri Baru Nepal Dipilih Pakai ChatGPT, Eks Ketua Mahkamah Agung

Sushila Karki (73) adalah mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal. Kini ia menjadi Perdana Menteri Nepal.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
AFP/PRAKASH MATHEMA
PERDANA MENTERI NEPAL -- Hasil dari penjaringan ChatGPT nama Sushila Karki (73) muncul sebagai Perdana Menteri Nepal potensial dan berintegritas. Kemudian anak muda Nepal itu memakai platform Discord untuk menggelar pemungutan suara kilat dalam menentukan perdana menteri interim mereka. 

Kontroversi tersebut bahkan membuat Menteri Dalam Negeri Nepal, Bimalendra Nidhi mengundurkan diri dan Partai Rastriya Prajatantra keluar dari koalisi pemerintahan.

Pada Mei 2017, Mahkamah Agung membatalkan mosi itu dan pemerintah terpaksa menghentikannya di tengah tekanan publik.

Sushila Karki akhirnya pensiun pada 6 Juni 2017 setelah mencapai batas usia 65 tahun.

Adapun sebagai perdana menteri sementara Nepal, Karki diperkirakan akan menyelenggarakan pemilu dalam enam bulan ke depan.

Penyebab Demonstrasi Besar di Nepal

Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di Nepal pada beberapa hari terakhir dipicu oleh sejumlah faktor.

Protes yang disebut sebagai "Revolusi Gen Z" ini melibatkan mayoritas generasi muda Nepal dan berakhir ricuh.

Para demonstran menduduki dan membakar gedung parlemen serta menyerbu hotel Hilton di Kathmandu.

Aparat keamanan merespons aksi tersebut dengan meriam air, gas air mata, dan peluru tajam. Akibatnya, 22 tewas dalam aksi demonstrasi ini.

Puncaknya, Perdana Menteri Nepal Sharma Oli dan Presiden Nepal Ram Chandra Paudel mundur dari jabatannya.

Lantas, apa saja faktor dan pemicu adanya aksi demonstrasi tersebut?

Dikutip dari CNN, Rabu (10/9/2025), pemerintah Nepal memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube dan X.

Pemerintah menilai, perusahaan media sosial gagal memenuhi tenggat waktu untuk mendaftarkan diri ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Nepal.

Namun, terdapat alasan lain yang juga diberikan, yakni untuk memberantas berita palsu dan ujaran kebencian.

Padahal, Nepal menjadi salah satu pengguna media sosial per kapita tertinggi di Asia Selatan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved