Berita Viral
Profil Serda Rahman Tewas Ditusuk Iwan, Motif & Peran Kekasihnya Hendak Kabur Ditangkap
Sosok Serda Rahman Setiawan, prajurit TNI aktif yang bertugas di Kodim 0707/Wonosobo (kaous biru) tewas usai ditusuk.
BANGKAPOS.COM - Sosok Serda Rahman Setiawan, prajurit TNI aktif yang bertugas di Kodim 0707/Wonosobo (kaous biru) tewas usai dibacok di sebuah kafe di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.
Pelaku akhirnya ditangkap, Senin (15/9/2025).
Informasi awal pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Kepil.
Tak banyak informasi mengenai profil Serda Rahman Setiawan.
Baca juga: Sosok Putri Berambut Merah, Kekasih Iwan Diduga Ikut Tewaskan Prajurit TNI Serda Rahman
Almarhum diketahui merupakan anggota TNI aktif dari Kodim 0707/Wonosobo.
Serda Rahman Setiawan merupakan warga Desa Sijambu, Kecamatan Kertek, dan beragama Islam.
Almarhum dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif di lingkungan masyarakat.
Jenazah Serda Rahman Setiawan dimakamkan secara militer di TPU Kelurahan Kertek, Kecamatan Kertek, pada Minggu siang (14/9/2025).
Upacara pemakaman dihadiri oleh rekan-rekan TNI dan masyarakat setempat yang berduka atas kepergian almarhum.
Baca juga: Sosok Prengki, Orang Tua Balita Keluar Cacing dari Mulut & Hidung, Ini Penampakan Rumahnya
Motif Iwan Tusuk Serda Rahman
Bersama kekasihnya bernama Putri, Iwan ditangkap di sebuah rumah kosong.
Iwan merupakan pelaku pembacokan anggota TNI Kodim 0707/Wonosobo, Serda Rahman Setiawan.
Terungkap jika Iwan ini merupakan seorang residivis.
Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan pun sudah banyak.
Sementara untuk terduga pelaku lainnya yakni Putri masih didalami lagi perannya.
Diketahui, Putri merupakan kekasih dari Iwan yang bersembunyi bersama di rumah kosong.
Baca juga: Senasib Raya, Balita 1 Tahun di Bengkulu Keluar Cacing Sebesar Lidi Sapu dari Mulut & Hidung
Kedua pelaku ditangkap di sebuah rumah kosong yang berada di Dusun Sumpit, Desa Kepil, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Senin (15/9/2025).
Ia mengatakan pelaku merupakan residivis yang sudah beberapa kali meresahkan masyarakat.
Untuk itu, pihaknya akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku.
"Kita paham, bahkan kita lebih tahu. Jadi pelaku ini memang sudah sangat banyak sekali pelanggarannya, sudah residivis," kata Kapolres saat menemui massa yang menggeruduk Mapolres Wonosobo menuntut pelaku dihukum tegas pada Senin (15/9/2025).
"Untuk motif masih kita dalami ya, karena pelaku baru tertangkap," ungkapnya.
Selain satu pelaku utama, turut diamankan satu orang lainnya yang diduga terlibat.
Namun perannya masih belum dipastikan.
"Ya, masih kita dalami ya perannya apa, itu nanti teknis sambil jalan," lanjutnya.
Baca juga: Resmi Berubah! Segini Harga Pertalite & Pertamax per 16 September 2025 dari Aceh, Babel hingga Papua
Pihak kepolisian juga merespons cepat tuntutan warga yang datang menyampaikan tuntutan keadilan untuk korban pada siang hari tadi.
"Ya, perwakilan sudah bertemu, tentu kita akomodir semuanya.
Ya, sudah komunikasi, sambil jalan, itu prosesnya akan kita tindak lagi," imbuhnya.
Kapolres menyatakan pelaku harus bertanggung jawab akan perbuatannya dan memastikan proses hukum akan berjalan.
"Mohon doa, agar kasus ini segera kita limpahkan ke Kejaksaan," tandasnya.
Sementara itu, Dandim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Yoyok Suyitno, menyampaikan rasa duka dan harapan agar situasi tetap kondusif.
"Yang jelas dengan kejadian kemarin kita cukup berhati-hati dan kita cukup berduka atas kematian salah satu anggota," ujarnya.
Ia bersyukur pelaku sudah ditangkap, dan berharap hal ini dapat meredakan keresahan masyarakat.
"Alhamdulillah hari ini sudah ketangkap pelakunya sehingga diharapkan suasana yang ada di Kabupaten Wonosobo ini semakin kondusif semuanya.
Karena saya yakin masyarakat pun juga merasa resah, tapi dengan tertangkapnya pelaku, situasi yang kondusif ini bisa tercipta kembali," jelasnya
Dandim juga menegaskan agar hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku sesuai hukum yang berlaku.
"Yang jelas kita memang mendorong nanti untuk hukuman seberat-beratnya.
Sekali lagi kita serahkan ke proses hukum yang berlaku," pungkasnya.
Didesak Hukuman Mati
Kasus pembunuhan yang menimpa seorang anggota TNI Kodim 0707/Wonosobo mendapat perhatian serius dari warga.
Korban, Serda Rahman Setiawan (41) yang merupakan warga Jambusari, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai tokoh pemuda, tokoh masyarakat, sekaligus anggota TNI.
Warga ramai-ramai mendatangi Polres Wonosobo, Senin (15/9/2025) untuk menuntut keadilan terhadap korban.
"Alhamdulillah kita kawal kasus ini karena kasus ini menjadi perhatian khusus," ungkap perwakilan warga Jambusari bernama Ruli Hairul Anas.
Ia menyebut, masyarakat merasakan duka mendalam atas kejadian yang menimpa korban hingga menggelar aksi untuk solidaritas.
Warga meminta pelaku dalam kasus ini dihukum mati. Tidak ada ruang sedikit pun untuk pelaku dibebaskan ataupun dihukum ringan.
"Hukuman mati tidak ada tawar-menawar, hukuman mati, harga mati tidak bisa ditawar lagi," tegasnya.
Warga juga akan terus mengawal kasus ini hingga ke tingkat kejaksaan.
Kronologi Penangkapan
Sebelumnya, pelaku pembacokan yang menewaskan seorang anggota TNI di sebuah kafe di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo telah ditangkap.
Informasi ini dibenarkan Kasubsi Penjas Sie Humas Polres Wonosobo, Aipda Nanang DP Wibowo.
"Iya benar, pelaku sudah ditangkap di wilayah Kecamatan Kepil, Wonosobo tadi sekira pukul 11.00 WIB.
Identitas dan info lengkapnya menyusul," ujar Aipda Nanang saat dikonfirmasi, Senin (15/9/2025).
Hingga saat ini awak media masih menunggu keterangan resmi yang akan disampaikan Polres Wonosobo terkait update kasus pembacokan ini.
Kabur Bersama Pacar
Pelaku pembunuhan anggota Kodim 0707/Wonosobo, Serda Rahman Setiawan, berhasil ditangkap.
Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan dari Intel Kodam IV/Diponegoro, Korem 072/Pamungkas, dan Kodim 0707/Wonosobo.
Penangkapan dilakukan pada Senin (15/9/2025) sekitar pukul 10.56 WIB, bertempat di sebuah rumah kosong yang berada di Dusun Sumpit, Desa Kepil, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo.
Pelaku yang bernama Iwan, ditangkap bersama kekasihnya bernama Putri, dan telah diamankan tim.
Keduanya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di Kafe Shaka, Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Minggu (14/9/2025).
Dandim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Yoyok Suyitno, menjelaskan jalannya penangkapan.
“Sekitar pukul 10.00 WIB, tim menerima informasi dari salah satu jaringan bahwa ada sepasang pria dan wanita tidak dikenal berada di sebuah rumah kosong dekat Pasar Kepil,” terangnya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim langsung bergerak ke lokasi pada pukul 10.15 WIB untuk melakukan penyelidikan.
Hasil pengamatan di lapangan mengonfirmasi keberadaan dua orang yang dicurigai sebagai pelaku.
“Pada pukul 10.30 WIB, tim yang dipimpin Waas Intel dan Dandenintel langsung melakukan penyergapan.
Kedua pelaku berhasil diamankan beserta barang bukti di lokasi,” ujar Dandim.
Sekitar pukul 11.00 WIB, keduanya langsung dibawa ke Makodim 0707/Wonosobo untuk menjalani proses pemeriksaan awal.
Dandim menekankan bahwa keberhasilan penangkapan ini merupakan hasil dari sinergi kuat antara unsur intelijen TNI.
“Kami berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini sampai tuntas dan menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.
Putri Berambut Merah Ikut Ditangkap
Putri, diduga terlibat dalam kasus pembacokan Serda Rahman Setiawan hingga tewas telah ditangkap aparat TNI.
Sebelumnya, aparat TNI tak hanya telah menangkap Iwan, seorang terduga pelaku pembacokan Serda Rahman Setiawan hingga tewas.
Keduanya diringkus saat tengah bersembunyi di rumah kosong di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Senin (15/9/2025) siang.
Serda Rahman Setiawan adalah anggota TNI dari Kodim 0707/Wonosobo, berusia 41 tahun warga Jambusari, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo dikenal sebagai tokoh pemuda, tokoh masyarakat, sekaligus anggota TNI.
Nyawanya tak tertolong setelah melerai pertikaian dalam sebuah kafe di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, pada Minggu (14/9/2025).
Adapun kedua terduga pelaku yang telah ditangkap itu disebut bertanggung jawab atas kematian Serda Rahman.
Iwan, dinyatakan sebagai pelaku utama dugaan penganiayaan menyebabkan meinggalnya Serda Rahman.
Sementara, motif terduga pelaku lain bernama Putri masih didalami kepolisian.
Putri adalah kekasih Iwan. Putri pun ditangkap bersama Iwan kala melarikan diri di sebuah rumah kosong.
Demikian disampaikan oleh Kapolres Wonosobo, AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, dikutip dari TribunJateng.com.
"Ya, masih kita dalami ya perannya apa, itu nanti teknis sambil jalan," lanjutnya.
Sementara dalam pemberitaan Tribun Jateng, dua foto telah dipublikasi dan memperlihatkan sosok Iwan maupun Putri.
Terlihat sejumlah polisi menggelandang sosok Iwan di sebuah jalan tak beraspal di pemukiman warga.
Tampak seorang polisi memiting kepala Iwan sembari berjalan.
Sementara pada foto lainnya. sosok Putri juga diapit oleh dua aparat tak berseragam dalam sebuah mobil.
Mereka bertiga duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Dari foto, tak terlihat wajah Putri.
Hanya terlihat rambutnya terurai berwarna kemerahan menutupi wajah.
Ia mengenakan pakaian warna biru muda.
Detik-detik Penangkapan Pelaku
Detik-detik penangkapan pelaku pembacokan terhadap Serda Rahman Setiawan diungkap Dandim 0707/Wonosobo, Letkol Inf Yoyok Suyitno.
Penangkapan terhadap pelaku, Iwan, terjadi di rumah kosong di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Senin (15/9/2025) siang.
Selain pelaku utama, turut serta diamankan, seorang teman wanita pelaku, Putri.
Menurut Letkol Inf Yoyok Suyitno, sekitar pukul 10.00 WIB, tim menerima informasi dari salah satu jaringan bahwa ada sepasang pria dan wanita tidak dikenal berada di sebuah rumah kosong dekat Pasar Kepil.
Menindaklanjuti laporan tersebut, tim langsung bergerak ke lokasi pada pukul 10.15 WIB untuk melakukan penyelidikan.
"Hasil pengamatan di lapangan mengonfirmasi keberadaan dua orang yang dicurigai sebagai pelaku," jelasnya.
Lalu, pada pukul 10.30 WIB, tim yang dipimpin Waas Intel dan Dandenintel langsung melakukan penyergapan.
"Kedua pelaku berhasil diamankan beserta barang bukti di lokasi,” ujar Dandim.
Sekitar pukul 11.00 WIB, keduanya langsung dibawa ke Makodim 0707/Wonosobo untuk menjalani proses pemeriksaan awal.
Kemudian, pada pukul 12.30 WIB, keduanya diserahkan ke Polres Wonosobo untuk proses hukum lebih lanjut.
Polisi menetapkan Iwan sebagai pelaku utama dugaan penganiayaan menyebabkan meinggalkanya Serda Rahman.
Di sisi lain, motif terduga pelaku lain bernama Putri masih didalami kepolisian.
Putri adalah kekasih Iwan.
Putri pun ditangkap bersama Iwan kala melarikan diri di sebuah rumah kosong.
Hal itu disampaikan oleh Kapolres Wonosobo, AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, dikutip dari TribunJateng.com.
"Ya, masih kita dalami ya perannya apa, itu nanti teknis sambil jalan," lanjutnya.
Sementara dalam pemberitaan Tribun Jateng, dua foto telah dipublikasi dan memperlihatkan sosok Iwan maupun Putri.
Terlihat sejumlah polisi menggelandang sosok Iwan di sebuah jalan tak beraspal di pemukiman warga.
Tampak seorang polisi memiting kepala Iwan sembari berjalan.
Sementara pada foto lainnya, sosok Putri juga diapit oleh dua aparat tak berseragam dalam sebuah mobil.
Mereka bertiga duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Dari foto, tak terlihat wajah Putri.
Hanya terlihat rambutnya terurai berwarna kemerahan menutupi wajah.
Ia mengenakan pakaian warna biru muda.
Keduanya diduga terlibat dalam kasus pembunuhan yang terjadi di Kafe Shaka, Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Minggu (14/9/2025).
Dandim menekankan bahwa keberhasilan penangkapan ini merupakan hasil dari sinergi kuat antara unsur intelijen TNI.
“Kami berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini sampai tuntas dan menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak kepolisian,” pungkasnya.
Sementara itu, insiden tragis itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) dini hari.
Serda Rahman menjadi korban saat mencoba melerai keributan yang terjadi di dalam sebuah kafe.
Menurut kesaksian Vreda, rekan korban yang juga berada di lokasi kejadian, saat keributan terjadi, operator kafe meminta bantuan Rahman untuk menenangkan suasana.
"Awalnya ada keributan. Operator cafe datang minta bantuan ke Serda Rahman. Dia cuma bilang 'udah-udah, pulang-pulang', maksudnya melerai," jelas Vreda.
Namun situasi memburuk ketika salah satu pelaku yang sebelumnya meninggalkan lokasi, kembali datang dengan membawa senjata tajam.
"Pelaku bilang mau pulang, tapi balik lagi bawa golok dan langsung menyerang korban. Goloknya dari mana saya kurang tahu," lanjutnya.
Akibat serangan tersebut, korban mengalami luka bacok serius.
Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.
Korban dimakamkan siang harinya dengan upacara militer di TPU Kelurahan Kertek, Kecamatan Kertek.
Baca juga: Cara Ubah Foto Pakai AI Gemini atau LMarena AI Lengkap Contoh Prompt, Tinggal Klik Hasilnya Unik!
Baca juga: Besaran Gaji & Tunjangan PPPK Paruh Waktu Lulusan SMA, D2, D3, S1 dan S2
Baca juga: Nominal Gaji PPPK Paruh Waktu 2025, Segini Besaran per Golongan Lulusan SMA, D2, D3, S1 dan S2
(Bangkapos.com, TribunBanyumas.com/Imah Masitoh)
Sosok Prengki, Orang Tua Balita Keluar Cacing dari Mulut & Hidung, Ini Penampakan Rumahnya |
![]() |
---|
Punya Harta Rp9,4 Miliar, Nurul Azizah Gratiskan Parkir Semua Motor & Mobil |
![]() |
---|
Senasib Raya, Balita 1 Tahun di Bengkulu Keluar Cacing Sebesar Lidi Sapu dari Mulut & Hidung |
![]() |
---|
Sosok Putri Berambut Merah, Kekasih Iwan Diduga Ikut Tewaskan Prajurit TNI Serda Rahman |
![]() |
---|
Alasan Sidang Gugatan Perdata Rp125 Triliun terhadap Gibran Ditunda, Wapres Utus 3 Pengacara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.