Reaksi Kepala BGN Usai Insiden Wartawan Dicekik Pegawai SPPG Saat Liput MBG: Nanti Ada Klarifikasi

Terbaru MBG memunculkan banyak masalah di lapangan, termasuk isniden wartawan yang dicekik SPPG saat hendak meliput.

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA
DADAN HINDAYANA -- Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana saat kunjungan media di Menara Kompas, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025) || Dadan Hindayana minta tambahan anggaran Rp 50 triliun untuk MBG 

Program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD hingga SMU atau sederajat.

Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.

Dari data Badan Gizi Nasional (BGN), setidaknya ada 70 kasus insiden keamanan pangan MBG 2025, dengan korban keracunan 5.914 orang penerima manfaat.

Terkait banyaknya siswa yang keracunan MBG, wartawan pun terus menyorotnya.

Program MBG Versi Mahfud MD

SPPG yakni dapur atau unit operasional dalam program MBG pemerintah yang bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak sekolah dan ibu hamil.

Sementara itu, mantan Menko Polhukam Mahfud MD, menilai program MBG merupakan langkah mulia yang harus didukung.

Namun, ia tidak menampik tata kelolanya mendesak untuk segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di lapangan.

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam podcast Terus Terang yang tayang di channel Youtube pribadinya Mahfud MD Official seperti dilihat Tribunnews.com, Rabu (1/10/2025).

“Program makan bergizi gratis ini program paling bagus, mulia menurut saya," ujarnya. 

"Karena kita bayangkan ada jutaan anak-anak kita yang tidak bisa makan, sehingga menurut saya program makan bergizi gratis ini program yang sangat mulia dan harus kita dukung bersama-sama,” lanjut Mahfud.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa peristiwa keracunan yang terjadi di sejumlah sekolah tidak boleh dianggap sekadar angka kecil.

Baginya setiap korban yang berjatuhan menyangkut nyawa manusia.

“Memang itu menjadi sorotan nasional, meskipun itu benar cuma 0,00017 persen kata Presiden dan kecil sekali memang jika ditotal sekarang," ucapnya. 

"Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja bisa tidak sampai satu persen aja orang sudah ribut," lanjutnya. 

"Karena itu menyangkut nyawa dan kesehatan. Jadi bukan persoalan angka, tapi ini harus diteliti lagi masalahnya,” kata Mahfud.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved